[09] ~ I Like You

17 2 0
                                    

".....menjadi manusia... cerita..."

Samar-samar Nadira mendengar ucapan itu, entah siapa yang berbicara. Nadira tidak bisa membuka matanya sedikitpun dia terlalu lelah. Mungkin yang didengarnya hanyalah mimpi. Nadira melanjutkan lagi tidurnya.

***


Keesokan paginya Nadira terbangun di dalam mobil. Gadis itu terperanjak ketika menyadari dia berada di dalam mobil yang terparkir di basement. Dia menoleh ke sebelahnya dan mendapati Gio tertidur di sana.

Nadira langsung melihat tubuhnya. Syukurlah bajunya masih rapi artinya tidak terjadi apa-apa semalam. Mata Nadira beralih pada Gio, dia mengamati pria itu untuk sesaat. Tatapannya berubah ketika melihat bagian belakang jas Gio robek, kira-kira seukuran satu jengkal.

Tangan Nadira hendak menyentuh sobekan itu, namun tangannya dicegah oleh Gio. Pria itu sudah terbangun dan menatap dingin mata Nadira.

"Cari apa?" Tanya pria itu.

"Baju Bapak robek," jawab Nadira apa adanya.

Gio melepas tangan Nadira kemudian menyentuh bagian belakang jasnya. Dia langsung merubah posisinya hingga sobekan itu tak terlihat oleh Nadira.

Nadira merasa aneh dengan tingkah pria itu, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dari Nadira.

"Pak Gio semalam ke mana?" Langsung saja Nadira bertanya, daripada dia suuzon lagi.

Bukannya menjawab, pria itu malah menatap mata Nadira dengan tajam. Itu berlangsung cukup lama.

"Pak? Jawab saya. Kok malah melototin saya sih?"

Gio memundurkan tubuhnya dan mengalihkan pandangannya dari Nadira. Dia terlihat kebingungan sekaligus malu. Nadira tidak tahu kenapa pria itu merasa malu.

"Tadi malam saya dijemput mendadak sama teman saya, maaf tidak sempat mengabari kamu."

Nadira ber-oh ria meskipun dalam hatinya tidak percaya dengan ucapan Gio. Biarlah, lagipula bukan urusan Nadira.

"Ini di basement mana Pak?" Nadira mengalihkan topik.

"Rumah saya."

"Hah?"

Nadira melirik di sebrangnya ada dua mobil dan kanan kirinya juga ada, sedikit jauh dari tempatnya ada dua sepeda motor, dan juga sekitar 15 meter darinya ada sebuah lift. Oh, mungkin ini basement apartement tempat tinggal Gio.

"Bisa antarin saya pulang dulu Pak?"

Pria itu malah mengambil ponselnya dan terlihat mengetik sesuatu di sana.

"Sudah hampir jam delapan, nanti kamu telat. Mandi saja di rumah saya," jelasnya.

Mata Nadira langsung melotot.

"Gapapa Pak saya telat," jawabnya.

Daripada mandi di rumah bapak. Lanjutnya dalam hati.

Gio tidak menggubris ucapan Nadira, dia malah turun dan juga membukakan pintu untuk Nadira. Tidak hanya itu, pria itu menggandeng tangan Nadira menuju lift yang ada di sana.

Dari dalam lift sebelum tertutup, Nadira bisa melihat keseluruhan basement. Rasanya basement seukuran itu terlalu sempit untuk ukuran basement apartement.

Ini tempat apa sih?

"Saya sudah minta supir saya untuk membawakan kamu baju."

"Hah? Baju?" Nadira kebingungan, memangnya supirnya mengambil baju dari mana.

"Ya."

Lift berhenti di lantai dua dari tiga lantai bangunan ini. Pintu lift terbuka dan Nadira berjalan keluar. Mulutnya menganga melihat tempat ini sangat luas, dari lantai atas dia bisa melihat di bawah ada taman yang asri. Interior dominan hitam di sini memberikan kesan minimalis yang mewah.

My Love is an AhoolWhere stories live. Discover now