[19] ~ Secret Office Date

12 0 0
                                    

Gadis dengan blouse putih yang dipadukan dengan rok mint selutut itu bersemangat memasuki kantornya, setelah satu hari izin dan satu hari bekerja dari rumah. Meskipun begitu dia masih dalam pengawasan Gio dan dua pengawalnya yang berjaga di lobi kantor. Dia tidak marah karena mereka melakukannya dengan mulus tanpa terlihat kalau dia sedang dijaga.

Selain itu Nadira dan Gio pun bersikap seperti atasan dan bawahan selama di kantor. Gio tidak lagi melakukan hal-hal yang memperlihatkan kalau dirinya mendekati Nadira, lagipula gadis itu sudah menjadi miliknya sekarang. Kini tim desainer dan yang lainnya ada ruang rapat untuk membahas persiapan majalah edisi III tahun 2021 yang akan diluncurkan bulan Mei. Edisi kali ini tidak akan sebesar edisi kemarin, hanya ada beberapa produk baru dan tidak ada model ternama seperti kemarin.

Nadira memerhatikan dengan seksama penjelasan pemimpin redaksi, dia juga mencatat hal-hal yang sekiranya penting untuk Gio. Sambil mencatat gadis itu iseng melirik Gio yang ada di seberangnya, pria itu terlihat sangat serius dan itu membuatnya lebih tampan. Sejurus kemudian pandangan Gio lepas dari presentasi, matanya kini tertuju pada Nadira yang sedang meliriknya. Pria itu menaikkan sebelah alisnya.

Nadira tersenyum sambil menggeleng, dia tidak ada maksud apapun, dia hanya ingin melihatnya saja. Gio malah menoleh ke kanan kirinya kemudian dia menopang dagunya, mata pria itu menunjuk jarinya sendiri. Otomatis mata Nadira tertuju pada jari pria itu, ternyata telunjuk dan jempolnya membentuk love sign, dia langsung tersenyum dan tangan kanannya yang masih memegang pulpen itu membalas love sign.

"Ra kenapa lo?" Tegur Fajira yang ada di sebelahnya.

Senyuman manis itu terhapus dari wajahnya dan menoleh dengan wajah polos, "Ha kenapa?"

"Kesambet lo senyum sendiri?" Fajira mengerutkan dahinya sambil menggeleng-geleng, dia pikir Nadira sudah gila. Sedangkan Nadira hanya menyengir.

"Kemarin si Gigi sekarang lo, kayaknya nih kantor perlu diadain pengajian," ujar Fajira lagi, setelah itu dia kembali memperhatikan presentasi pemimpin redaksi.

Gadis itu hanya bisa menyengir mendengar Fajira. Matanya tertuju sejenak pada Gio yang meledeknya, dia tidak peduli, Nadira memilih kembali fokus pada presentasi.

Tak lama setelah itu rapat berakhir. Nadira meninggalkan ruangan bersama dengan Fajira dan Manda, di belakang mereka ada Gio yang secara tidak langsung sedang menjaga Nadira. Bahkan sampai mereka bertiga pergi ke kantin pun Gio masih mengikutinya.

Fajira membuka kedua tangannya dan memberhentikan Nadira dan Manda. Tubuh Nadira tak sengaja ditabrak Gio dari belakang, pria itu terkejut mereka mendadak berhenti.

Fajira menoleh ke belakang dan Gio melihatnya. "Mohon maaf nih Pak sebelumnya, ini perasaan saya aja atau memang Bapak ngikutin kita?" Tanyanya pada pria itu.

Gio menggaruk tengkuknya dan menjawab, "Saya memang mau ke kantin."

"Ohh.. Ya sudah silahkan duluan Pak," Fajira membuka jalan untuknya, diikuti oleh Manda yang cepat mengerti.

Nadira menatap Gio seperti berkata--"Sana pergi". Dan Gio menuruti gadis itu, dia berjalan duluan menuju kantin.

"Pak Gio aneh banget ya dari kemarin," ucap Manda ketika Gio sudah pergi.

"Tau tuh, lagi kasmaran kali." Sahut Fajira.

"Ha masa sih kasmaran?" Manda tidak yakin dengan pernyataan Fajira itu, dia pikir mana mungkin seorang Gio bisa jatuh cinta.

My Love is an AhoolWhere stories live. Discover now