19.Tungkai yang kembali mati

128 8 2
                                    

19.Tungkai yang kembali mati

Konspirasi bumi datar atau bulat masuk ke salah satu hal yang Nesya anggap tidak terlalu penting, bukannya yang terpenting itu bagaimana cara kita bahagia untuk benar-benar menjadi manusia?

Sayangnya sedikit sekali hal yang disukai Nesya untuk mencapai bahagia, satu diantaranya. Aroma tanah setelah hujan, mungkin juga cuaca mendung sebelum hujan, angin semilir menyejukkan setiap jengkal kulit.

Tepi trotoar dalam hilir mudik kesibukan manusia bumi langkah kecil Nesya menuntun tanpa tujuan, wajah datarnya bertahan sampai gumpalan awan hitam mengeluarkan rintik gerimis.

Disaat orang-orang terbirit berlari mencari sisi teduh, mengangkat tangan ke atas sebagai payung menghindari basah kuyup, Nesya menerjang miliaran tetes hujan, tidak gentar oleh gelagar guntur petir yang menggores langit, membuat telinga pekak.

Toh dari awal dia memang tidak tahu menau rasa kehangatan, dingin ini tak seberapa dibanding selama jalan hidupnya.

Kenapa nyerah jadi tujuan terakhir gue?

Jiwa bawah sadar mengaung minta keluar dari kurungan, dia sudah mati beberapa tahun lalu kemudian semburat cahaya menyirami tungkai kematian ini untuk tumbuh.

Membuncah mencari sel-sel lain, lekung-lekung bahagia menjalankan fungsi. Menghidupkan kegelapan, mengisi kekosongan.

Gue bisa. Gue bisa. Ini pasti berhasil.

Ketika satu adegan berputar, saat sebelum hujan dimana dia duduk di halte bus berimajinasi akan ada pangeran berkuda yang membawanya mencari rahasia menghentikan waktu agar tidak ada yang harus sedih, dihajar berkali-kali kenyataan juga sekalipun ada yang harus bahagia. Baginya itu keadilan, meski egois.

Rambut putih menjelma dalam tukang ojeg.... pangeran berkuda mustahil tapi yang kali ini---

Can you be my home?

Major menamparnya, membuayarkan. Berteriak, sekedar kesalahan yang tidak bermahkota mana pantas mendapatkan pengeran berkuda.

Gue disini. Selalu. Sama lo.

Mahkota dan segala tahta di atas perasaan.

Bisa udahan aja gak sih?

Karena Raga pikir, sekalipun kosong ruang itu bisa terisi. Kenyataannya tidak.

Lo pantes bahagia, sya. Layak dapetin cinta...

....dan itu kebohongan. Menyisakan kepalanya yang mendongkak pada langit, bila ada Dewi hujan di salah satu tetesnya, dia akan tahu bulir air mata Nesya terjatuh bersama bulir-bulir lain. Menghujam hatinya yang terasa diremat.

Air mata memberikan sinyal tidak baik-baik saja pada semesta tanpa mengeluarkan sepatah kata. Isakannya membuat urat leher mencuat. Luruh seluruhnya walau dia tahu ini tindakan pengecut.

Maaf Raga, maaf. Maafin gue, maaf.

Sesak yang ditahan dari setelah menutup pintu ruang kepala sekolah ia bagi pada derasnya hujan.

Dia...semakin membenci dirinya, lagi.

*******

Monica:
Sya.. kasus itu bener? gila Zanika jahat bgtt.

Pesan terkirim pukul tiga sore. Setelah dibalas Nesya menghela, Monica memang dari awal berlaku baik padanya.

Nominal tabungan di kartu ATM Nesya benar-benar kosong sekarang---tepatnya sejak dia bersemangat membeli semua buku sebagai referensi lomba menulis---lesu menutup pintu ruang pengecek dana. Menyusuri trotoar, berakhir menduduki kusri besi taman.

Testudines:AmongragaWhere stories live. Discover now