20.Kini hujan yang bersaksi

125 12 2
                                    

20.Kini hujan yang bersaksi

Masuk ketiga hari nama Nesya tercamtum absensi sakit. Itu kemarin, sekarang ia sudah berlari mengejar metromini.

Minta tumpang pada Major hanya membuat mood paginya buruk.

"MANG BERHENTIII!" teriak Nesya mendengking.

Monica:
Sya, kamu sekarang masuk kan?

Nesya:
Iya, Mon.

Apes, Major kena batunya.

"Mogok, mas?" tanya Auora ketika mobil honda jazz di depan menghalangi pemandangan, menutup rezeki sebab ia tengah dagang risol sebagai danus untuk keperluan acara ospek kampus.

Major menendang ban mobil kasar, berdecak. "Iya, kenapa?"

"Oh," balas Auora santai berbalik badan.

"Eh, lo nanya doang gak niat bantu?" Major berkacak pinggang, dia masih berpikir apa ini sumpah Nesya mujarab membuat ban mobilnya tiba-tiba bocor.

"Ya boleh aja sih mas, asal lo beli risol gue," kata Auora memperlihatkan tempat risol yang ia bawa.

"Gue gak ada duit cash ya elah, bengkel terdekat disini dimana?" raut wajah Major amat tidak bersahabat.

"Kalo gak beli saya gak mau jawab," balas Auorora jual mahal, ah jangan lupa dia sedikit gaya memakai almamater kampusnya.

"Mahasiswi gak punya jiwa sosial lo?" cetus Major dingin. Auora menguap----dia selalu santai.

"Aduhhh, gak tau simbiosis mutualan ya, mas?"

"Mutualisme!" ralat Major geram.

Simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan. Kalau mutualan sama dengan berteman.

"Oh."

"Lo beneran mahasiswi?"

Auora mengedikan bibir, mengambil risol sendiri lalu memakannya. "Ya, nanya lagi harus beli."

"Idih, kalo gue gak mau?"

"Yaudah," pasrah berbalik badan. Major menghela kasar, menahan punggug gadis juara pemalas itu.

"UASAHA KEK!"

"Lah saya gak dagang."

"LO DAGANG RISOL."

Mata Auora memecing, melihat yang ia bawa. "Oh."

Major terlihat terbakar kesal menghadapi Auora yang semau-maunya saja menjawab, tidak tahu Major ada rapat mendadak. "ORANG KALO DAGANG YA---ADA NGEBUJUK DIKIT KEK, PROMOSIIN INI ENAK, MURAH, BIKIN KENYANG," pesan Major terbesir rasa kasian bila Auora hanya diam saja dagangnya.

"Thanks mas, kapan-kapan kita collab dagang, lo risol gue es buah," balas Auora menyengir.

Major tertawa devil. "OGAH! CK, udah deh bantuin gue aja, gak ada bakat lo dagang."

Melirik arloji tangan, ia harus cepat-cepat sampai kantor. "Iya-iya, gue beli semua dagangan lo, kirim aja nomernya nanti gue transfer," lanjut Major sepakat.

Wajah sangarnya ciut melihat motor. "Ayo," ajak Auora menyerahkan helm.

"Gue lupa cara bawa motor," balas Major tanpa gengsi dari pada celaka.

Tidak meledek, Auora langsung ambil alih. Major bergegas pakai helem, naik di jok belakang. "Maaf aja kalo motor gue bukan wadimor, lo berharap motor gue itu kan?"

"Wadimor merek sarung," dengus Major pada comotan topik asal Auora.

"Ajasss tatoan rajin sholat," balas Auora fokus menatap jalan.

Testudines:AmongragaWhere stories live. Discover now