24. Strangers - Are you okay?

1.5K 65 11
                                    

Belakangan ini Kei dikejutkan dengan sifat Axton yang berubah drastis. Bahkan setelah Jeremy dan Angela pulang ke mansion mereka sendiri, Axton tetap dengan sifatnya yang manis dan perhatian.

Sangat aneh, tapi Kei berusaha memahami apa yang sedang dilakukan pria itu.

Bahkan detik inipun Kei sedang memahami dirinya sendiri yang sedang memakaikan dasi pada Axton dengan senang hati.

"Kau tidak ke kantor?" Tanya Axton sambil merangkul pinggang Kei yang berada tepat di depannya.

"Setelah check up." Jelas Kei singkat memasangkan simpul terakhir pada Axton.

"Kau tidak mengatakannya padaku."

"Ini aku sedang mengatakannya padamu."

Kei juga bingung. Kehidupan rumah tangganya jadi berubah seratus delapan puluh derajat, entah pemicunya apa.

Lelah mungkin? karena kehidupan mereka menjadi tidak sehat semenjak hidup bersama. Atau lelah karena saling menghindar.

"Aku harus mengantarmu lagi hari ini?" Tanya Kei pada Axton yang sedang sarapan di meja makan.

"Tidak, tapi ada berkas yang harus kau tanda tangani." Jawab Axton sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya.

Kei mengambil kopi yang dibuatkan maid untuk Axton dan menaruh kopi tersebut di depannya.

"Kau ikut saja denganku."

"Oh, oke."

Mereka keluar rumah bersama. Kei memakai hoodie kebesaran dan sepatu boots tinggi lengkap dengan kacamata hitam miliknya, sedangkan Axton memakai setelan kerja hitam dengan kacamata hitam.

"Kau akan ke rumah sakit dengan pakaian itu?" Tanya Axton begitu sampai luar rumah.

Kei mengangguk tenang.

Sedangkan Axton melayangkan pandangan tidak suka.

"Why not?" Tanya Kei yang menyadari pandangan Axton.

"Uh, whatever you want."

Mereka sampai di perusahaan Hamilton. Perusahaan hampir setinggi langit dengan karyawan yang tidak bisa dihitung jumlahnya.

"Tuan, jadwal Anda hari ini bertemu dengan Zack untuk menandatangani kontrak, dan beberapa berkas menunggu untuk ditanda tangani."

Kata seorang wanita cantik dengan bibir merah menyala. Jujur saja Kei baru pertama kali melihat wanita ini. Rok super pendek berwarna merah menyilaukan mata, dan pandangannya pada Axton sangat menjijikkan.

"Who is she?" Tanya wanita itu menunjuk Kei dengan lancang.

"Me?" Tunjuk Kei pada dirinya sendiri.

Kei menatap wanita didepannya dengan tawa menggelegar. Kemana saja dia tidak tahu pernikahan legendaris Axton dan Kei yang harus berurusan dengan polisi? Atau kontroversi yang mereka buat di bandara saat tunangan Axton datang marah padanya?

"Who is me, baby?" Tanya Kei menggoda Axton yang dari tadi menahan tawa.

Lydia, sekretaris lamanya yang baru saja selesai cuti. Tidak aneh jika Lydia tidak tahu siapa Kei karena ia harus pergi ke Korea menemui pacarnya.

"Jangan-jangan kau jalang baru milik tuan? Tapi aneh, tuan tidak suka dengan yang model begini."

Lydia menatap Kei dari atas sampai bawah. Tidak seperti selera Axton.

"Dia istriku, Lydia. Berhenti mengoceh." Kata Axton sambil terkekeh.

"WHAT THE FUCK! Maafkan aku nyonya." Lydia terduduk dengan perasaan malu.

"It's okay. Babe, aku pergi dulu ya." Kei memeluk Axton dan mengecup pipinya sayang.

Tubuh Axton menegang. Perasaan apa ini? Perutnya terasa geli dan dadanya sesak.

"Ya, pergilah."

--

"Crish! Kopi untukmu!"

Dengan senyum cerah secerah cuaca hari ini Kei memberi satu cup ice americano untuk Crish.

"Oh, yes thank you. Kau mau check up?" Tanya Crish.

"Hmm.. Nunggu antrian." Jawab Kei menyesap kopi yang ada di tangannya.

Crish mengamati perubahan sikap Kei yang terasa lebih bersinar akhir-akhir ini.

"Kau tau kan ibu hamil tidak boleh minum kafein banyak-banyak?"

Kei mengangguk, "Ini pertama kaliku setelah tiga bulan lamanya. Please, jangan merusak suasana" Katanya tidak terima.

Mereka menikmati waktu berdua dengan mengobrol dan sesekali tertawa.

"Aku akan pergi ke Jepang." Crish mengatakannya setelah sedikit hening.

"Hei, Crish! Aku juga akan ke Jepang minggu ini!" Seru Kei girang.

Dan lagi-lagi Crish gagal menghindari wanita hamil didepannya ini. Jujur saja Crish sudah memohon-mohon pada ayahnya untuk kembali ke Jepang saja. Untuk menemani ibunya dan menghilang dari pandangan Kei.

"Aaah, hari apa?" Tanya Crish mulai tidak bersemangat.

"Senin. Kenapa mukamu begitu?"

"Shit. Aku juga hari senin. Bagaimana bisa kita tak terpisahkan seperti ini?" Tanya Crish terkejut.

Kei tertawa terbahak-bahak. Mukanya sampai memerah karena susah untuk bernapas.

"Sebenarnya daddy tidak mau aku pergi, dan membiarkan anak laki-lakinya mengambil project-ku."

Crish mengangguk. Tidak heran Kei bersikeras pergi dengan keadaan hamil besar.

"Tenang saja, disana banyak rumah sakit dan dokter. Hahaha, kau tidak akan mati jika melahirkan disana."

Kei mengangguk setuju. Memang pada dasarnya, Jeremy yang terlalu khawatir.

"Sudah kosong, kau bisa pergi sekarang." Kata Crish menunjuk kursi antrian yang kosong.

"Wah, kau mengusirku hm? Baiklah." Kei pergi meninggalkan senyuman di wajah Crish.











Bersambung....

Penthouse 3 series udah kelar. Ni novel perasaan kagak kelar-kelar 😭  Maapin defon karena kerjaan real life yang ga bisa ditunda jadi jarang up 😭

Vote komen jangan lupa 😭🥰

Strangers I'm In LoveWhere stories live. Discover now