6. Strangers - Monster

7.6K 255 10
                                    

Happy Reading ^^

--

Kei dan Axton duduk di depan barista yang sedang membuat minuman untuk mereka. Kei yang menginginkannya. Ia menyukai minuman beralkohol itu sampai sudah tak terhitung berapa gelas yang ia habiskan malam ini.

"Kau peminum." Kata Axton membuat Kei mengernyit.

Barista tersebut menaruh minuman yang selesai dibuat. Minuman berwarna biru menjadi pilihan Kei.

"Bisa kita bahas kontrak?" Tanya Kei setelah meminum sedikit dari gelasnya.

"Kau terlalu kaku. Ayolah, aku sudah menyelamatkanmu."

Kei menatap Axton sedikit kaget mengingat wajah yang selalu datar berganti dengan wajah tengil. Ah, jadi begini wajah aslinya, batin Kei.

Sepertinya semua lelaki itu sama. Mata keranjang.

"Baiklah, baiklah." Pasrah Kei kembali duduk.

Bisa jadi, langkahnya untuk duduk kembali itu pilihan yang salah. namun, Kei berusaha tidak perduli.

Axton menatap Kei, menatap paras cantik di sampingnya ini dengan seksama. Matanya yang tajam, bibirnya yang sempurna tapi semua ucapan yang keluar dari sana terkesan dingin dan menyebalkan.

"Bisakah kau berhenti memandangiku seperti anjing?"

Axton terkekeh, baru saja pikirannya merasa terkesima akan perempuan ini dan kandas sudah karena ucapan tanpa pikirnya itu.

Pesta sudah hampir selesai. Tamu mulai menyusut satu persatu, Kei dan Axton tetap di tempat dan terus minum hingga hampir tiga jam.

"Kau bisa mabuk." Kata Axton pada Kei yang sepertinya mulai meracau.

"Ax! Ternyata kau Ax." Racaunya membuat Axton menghentikan pergerakan perempuan di sampingnya yang akan meminum bir lagi.

"Sudah." Kei manatap Axton dengan tatapan protesnya.

Axton segera menjauhkan gelas dan botol bir disekitar Kei. Kei yang seperti ini sudah merepotkan.

Kei mencari bir dengan tangannya, dan tidak ada. Seorang lelaki sedang melewatinya membawa dua gelas red wine. Tanpa pikir panjang, Kei mengambil salah satunya dan meminumnya dalam satu tegukan.

"Hei! Jangan-" Ucap lelaki yang membawa wine tadi.

"Sialan! Urus wanitamu." Lanjutnya dan pergi darisana. Axton memandangi lelaki tersebut yang ternyata bukan tamu dari keluarga Guinavarre.

Ternyata pesta telah selesai. Hanya ada beberapa orang yang masih disana.

"Apa-"

Cup

Kecupan mendarat pada bibir Axton. Kei menciumnya dan tertawa membuat Axton yang tadinya kesal dengan sikap Kei kaget melihat perubahan drastis ini.

"Apa yang kau lakukan nona Guinavarre?" Tanya Ax.

Dilihatnya tatapan Kei berubah. Yang awalnya tajam menjadi penuh dengan--gairah.

Axton menghela napasnya lelah. Lelaki yang membawa minuman tadi ternyata seorang bajingan. Ax terkekeh mengingat dirinya jauh lebih dari bajingan.

"Bisakah tuan Axton yang tampan ini membawaku pergi?" Tanya Kei sambil mengangkat salah satu alisnya.

Tentu saja. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, batin Axton girang. Ia hanya lelaki biasa yang sangat menyukai perempuan. Apalagi perempuan didepannya ini nyaris sempurna.
"Ayo." Axton mengangkat Kei dari kursi tersebut membawanya pergi.

Saat melewati lorong. Kei mendorong Axton ke tembok.

"Kau benar-benar lama." Kata Kei sambil mencium bibir Axton.
Awalnya hanya kecupan ringan yang didapat Axton, lama-kelamaan kecupan ini berubah menjadi lumatan. Lidah mereka saling terpagut.

"Sedikit lagi princess." Axton memutuskan ciuman mereka dan kembali menuntun Kei menuju salah satu kamar yang baru saja di pesannya.

Ini sungguh keberuntungan yang gila. Hanya gara-gara satu kecerobohan yang dibuat Kei, Axton bisa bersenang-senang malam ini.

Mereka memasuki kamar dan menidurkan Kei di ranjang besar. Tanpa pikir panjang Axton menaiki ranjang yang sama dan menatap tubuh Kei yang sangat menggoda.

"Untung saja aku tidak menolak untuk datang." Kata Axton terkekeh.

Axton menatap mata Kei yang sayu. Sangat cantik, batinnya.

--

"Argh! Sialan!" Umpat Kei.

Hari ini, pagi ini, Kei sudah mendapati dirinya tidur tanpa busana. Yang lebih menyebalkan lagi di sampingnya ada lelaki bernama Axton.

"Menjijikkan!" Katanya lagi dan melihat bajunya yang robek. Kei mendesah.

Kemeja putih besar tergeletak dilantai. Mau tidak mau Kei memakainya dan bergegas pergi dari sana. Mengingat dirinya menghabiskan malam dengan lelaki itu membuatnya sesak napas.

Kei mengambil tas dan berlari menuju pintu. Ia janji tidak akan berurusan dengan Axton, tidak lagi.

"Melegakan." Kei menghembuskan napasnya berat saat sudah berada di mobil.

Ia mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata. Pulang ke mansion bukan pilihan yang Bagus, setelah berpikir lama akhirnya Kei memilih pergi ke apartemen yang jarang ia tinggali.

Hanya beberapa jam setelah Kei keluar lagi dengan rok span pendek dan atasan berwarna pastel untuk berangkat bekerja.

"Ya Seira aku akan datang." Katanya saat mendapat panggilan dari Seira.

Kei memasuki kantor dengan tampang tidak bersahabat. Hari ini rasanya seperti neraka.

"Nona ada tamu." Kata Seira saat Kei sudah sampai di lantai ruangannya.

"Siapa?" Tanyanya. Ia sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa hari ini.

Seorang perempuan sudah duduk di sofa yang ada di ruangannya. Kei menghela napasnya panjang. Pagi-pagi begini mau apa perempuan itu kemari?

"Cepat katakan." Kata Kei.

Perempuan yang duduk di sofa itu menyilangkan kakinya. Ia tersenyum miring.

"Ayolah-"

"Atau tidak sama sekali." Potong Kei.

Perempuan itu menghela napas, "Berhenti menggoda Kevin, kau hanya mantannya sedangkan aku! Aku tunangannya!" Jelasnya sambil memamerkan cincin berlian di jari manisnya.

"Sudah? Kalau sudah silahkan pergi! Lagian siapa yang menggoda tunanganmu itu, kalau kau memegangnya erat, ia tidak akan berbalik kepadaku." Kei memandang jendela. Rasanya sedikit sesak. Tapi mengingat apa yang dilakukan Kevin tadi malam--

"Yayaya, kau hanya perempuan penggoda." Madeeva pergi meninggalkan Kei yang pening.

Ia mengepalkan jemarinya dengan erat sampai kukunya memutih.

"Siapa dia berani-beraninya mengacaukan hariku." Gumamnya.

Otaknya sedikit berputar mengingat apa yang terjadi tadi malam yang sungguh tanpa unsur kesengajaan.

"Aku lari dari monster tapi jatuh ke tangan singa." Kei memukul kepalanya dan berusaha tenang.
















Bersambung..

Strangers I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang