1. Stranger - He

16K 401 2
                                    

Defon balik lewat cerita baruu

Semoga suka, jangan lupa klik bintangnya 🌟

**

"Bagaimana jika kita minum untuk merayakan kemenangan Zach?" Frederich memberikan saran dengan mata berbinar dan senyum yang mengembang.

"Setuju!" Teriak semua yang ada di ruangan tersebut, kecuali satu orang yang hanya memainkan ponselnya dengan sorot serius.

"Ayolah Mr. Hamilton sang penerus tahta, jangan terlalu serius memikirkan sesuatu." Axton memandang datar Frederich yang menaik turunkan alisnya.

"Aku sudah memenangkan pertaruhan dengan si brengsek itu dan kau tidak mau ikut bersenang senang?" Zach mengerling nakal kearah Axton yang memandangnya dengan senyum tipis.

"Mungkin kau akan dapat mangsa baru." Victor berdiri dari duduknya untuk bergegas pergi. Mau tidak mau Axton harus mengikuti kemauan teman-temannya.

Geng ini selalu menjadi sorotan, geng yang terkenal akan kekayaan dan ketenaran mereka. Axton Milan Hamilton, pewaris utama billioner terkaya, Hamilton. Zach Adalson, pewaris Adalson's Group yang akhir-akhir ini berkembang pesat dibidang teknologi. Zack Adalson, Model pria ternama tahun ini. Frederich Gerald Jayden, ilmuwan tampan yang merubah fantasy dalam otaknya menjadi nyata. Dan Victor Tanner Smith, pewaris Smith's Hospital yang bercabang diberbagai kota bahkan negara.

"Zack tidak akan pulang bulan ini." Zach bersuara saat mereka sudah berada di club langganan mereka, disalah satu ruangan VIP yang selalu bersih terjaga.

"Wah si model itu pasti sangat sibuk dengan model victoria secret." Kata Frederich dengan santai sambil meminum bir yang sudah dituangkan oleh wanita yang sudah berada disamping mereka masing-masing.

"Thanks, babe." Frederich mengatakannya dengan manis dan mengecup bibir wanita yang tidak dikenalnya itu dengan singkat.

"Axton, kau mau kemana?" Tanya Victor yang sedang menutup matanya merasakan aliran bir yang masuk dalam tenggorokannya. Telinga Victor sangat tajam sehingga pergerakan apapun yang ada didekatnya selalu terdengar.

"Keluar, bosan." Nada ketus dan lirikan mata Axton yang menuju pada wanita disampingnya tadi membuat wanita yang sedang menggerutu itu ciut.

"Dia tidak memuaskanmu?" Kerlingan nakal Zach membuatnya benar-benar ingin keluar sekarang.

"Sialan." Geram Axton saat sedang berjalan keluar dari ruangan terkutuk itu, bukan apa-apa hanya saja wanita tadi sudah pernah Axton cicipi dan benar-benar tidak memuaskan.

Axton Milan Hamilton, playboy kelas kakap sampai tidak bisa menghitung berapa banyak mantan atau berapa banyak wanita yang sudah ia tiduri. Berita demi berita yang disiarkan ditelevisi maupun majalah hanya berisi tentang Axton yang berganti pasangan, Axton dengan ketampanannya atau Axton yang tidak juga menjadi presdir di Hamilton's Group.

"Red wine, please." Axton duduk didepan bartender dan mengambil rokok yang ada di sakunya.

"Yes Mr."

Axton menyesap wine tersebut dengan gerakan lambat membuat semua wanita yang sedang memperhatikan menjadi kepanasan sendiri.

"Mr. Hamilton." Seorang wanita yang sudah lumayan tua tetapi masih terlihat cantik dengan balutan dress merah menyala sepaha dan lipstik yang senada, menghampiri Axton dengan anggun.

"Madam." Sapa Axton dengan malas-malasan.

"Just Tex, Hamilton yang terhormat." Madam Tex mengernyit tidak suka dengan Axton yang memanggilnya Madam, karena menurutnya itu terdengar tua.

Axton terkekeh, memandang Tex dari atas hingga bawah, "Kau bertambah tua, Madam Tex."

Tex memutar bola matanya malas, "Kau tidak berkunjung ke kamar VVIP mu?"

Axton mengendikkan bahunya acuh, "bosan."

"Hampir semua jalang disini kau cicipi, Hamilton Junior." Tex terkekeh memperlihatkan lesung pipinya yang manis.

"Yeah." Axton ikut terkekeh.

"Mari aku ramal bagaimana nasib percintaanmu, " Tex mengambil paksa tangan Axton dan memejamkan mata, entah apa yang diperbuat.

"Wah, seorang Hamilton mengalami nasib kejam sepertinya." Axton mengernyit bingung. Tidak tau apa yang dibicarakan Tex.

"Daripada kau menerka yang aneh-aneh lebih baik kau upgrade wanita disini, Tex." Tex tertawa, mereka berbincang santai mengenai apapun.

"Jangan main-main lagi Mr. Hamilton, cari pasangan yang sebenarnya seorang pasangan." Kata Tex dengan serius.

Axton hanya mengendikkan bahunya acuh, "well, aku suka hidup seperti ini, tanpa harus ada ikatan, lebih bebas."

"Kau memang belum benar-benar jatuh cinta." Axton tertawa terbahak.

"Cinta? Yang benar saja." Axton menggeleng dan tiba-tiba arus wajahnya berganti dengan serius.

"Kau pernah jatuh cinta." Tex mengambil wine yang sudah dituangkan oleh bartender yang sedari tadi berdiri di depan mereka, bohong kalau ia tidak mendengar apapun.

"Ya, awal yang indah dan berakhir luka, itu yang kau namakan cinta?" Tex terbahak, sang playboy ini benar-benar rahasia.

"Aku harus kembali ke atas Tex." Axton menghabiskan wine nya dengan sekali tenggak dan pergi meninggalkan Tex yang berubah khawatir.

"Setelah ini akan berat Axton Hamilton." Tex berdiri dan bergegas pergi ke tempatnya.

Axton menaiki tangga dengan hati-hati karena sudah lumayan mabuk, saat berbincang dengan Tex tadi rasanya Axton tidak ingat berapa sloki yang sudah diminum.

Axton membuka pintu VIP yang ia tempati dengan santai, namun langsung ia tutup dengan cepat saat langkahnya belum sama sekali melangkah masuk.

"Shit, kenapa mereka harus melakukannya disini sih." Axton memegangi kepalanya yang berdenyut. Pintar sekali Tex mengajaknya bicara, hingga membuatnya minum banyak.

Matanya sudah berkunang-kunang saat berada diambang pintu mobil.

Axton menelfon sopirnya untuk menjemput karena keadaannya tidak mampu untuk menyetir jauh.

Tiba-tiba seorang wanita berdiri di sampingnya. Keadaannya sedang berderai air mata. Axton menatap dengan tatapan tanya.

"Kenapa semua laki-laki itu brengsek?" Tanya wanita tersebut sambil sesenggukan.

"Karena mereka laki-laki." Jawab Axton seenaknya karena sudah pusing.

Dan semuanya kembali berputar membuatnya pening. Axton tidak mengerti, rasanya ia tidak pernah mabuk sampai seperti ini.

Axton merasakan semuanya gelap disertai teriakan kaget dari sampingnya.




Bersambung..

Finally aku bikin ini jugaa, rasanya seneng banget bisa nyelesein satu part.

Next part bakalan jauh lebih seru,

Xoxo,
Defon.











Strangers I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang