12. Strangers - Rumor

6K 248 10
                                    

Happy Reading

--

Hari terus berganti dan Kei tetap menjalani hidup dengan gelisah. Bagaimana tidak gelisah? Setiap hari, setiap langkah, ia selalu diikuti orang-orang kekar berbaju hitam. Tidak dengan sembunyi-sembunyi tapi dengan terang-terangan membuat Kei malu.

"Cukup. Mengapa kalian masih mengikutiku?" Kata Kei mulai emosi.

"Ini sudah sebulan lebih, tolong, tinggalkan aku sendiri." Lanjutnya dengan mata memohon. Sedangkan bodyguard itu bediri kokoh tak berkutik sama sekali.

Kemarahannya hampir sampai ke ubun-ubun hingga seorang pria dengan mengunci pandangannya. Mata yang terbakar amarah tadi tenggelam berganti dengan kesenduan.

"Senang bertemu denganmu lagi, Kei."

Satu kalimat yang meruntuhkan hatinya. Kakinya menjadi lemas seketika saat pria tersebut memeluknya dengan hangat.

"A-apa yang kau lakukan, Kevin?" Tanya Kei bergetar. Kerongkongannya terasa kering menyebut namanya setelah sekian lama.

Kei mulai tersadar dan berontak. Tubuhnya meronta minta dilepaskan dari pelukan hangat seorang mantan yang tercinta.

"Kei, sadarkan dirimu! Aku, Kevin orang yang paling kau cintai." Katanya dengan mata sayu penuh permohonan.

"Ta-ta-tapi," Napasnya tersendat sambil memandangi bodyguard yang masih stay dengan sigap, "Aku sudah ber-bersuami." Tegasnya.

Kevin merasa aneh dengan gelagat Kei yang tak seperti biasanya. Tidak mungkin dalam waktu sebulan ini Kei sudah memiliki suami. Kevin tertawa terbahak-bahak, sedangkan Kei menggigit bibirnya sampai merah karena gugup.

"Kita baru membicarakan pernikahan dua bulan lalu dan sekarang kau sudah menikah? Omong kosong apa ini?!" Marahnya.

Kei menelan ludahnya dengan susah payah, "Dan, aku sudah hamil."

Satu kata yang meruntuhkan Kevin untuk mundur menjauh. "Kau, dasar jalang murahan!" Katanya lirih penuh penekanan.

"Siapa jalang? Siapa yang menghamilimu?!" Teriaknya sambil mencengkeram lengan Kei.

"Tentu aku, suaminya." Kata seorang pria yang dengan santai melepaskan cengkeraman tangan Kevin, "Kau tentu tahu siapa aku kan, jadi jauhi istriku jika kau tau malu."

Axton, orang yang membuat Kei menderita belakangan ini tiba-tiba datang. Tangannya dengan sigap merengkuh pinggang Kei, seolah menyatakan bahwa Kei adalah miliknya.

"Tunggu, tidak mungkin. Hentikan permainan konyolmu ini Kei, dan kembalilah padaku," Kevin mengepalkan tangannya. "Dan kau, siapa kau yang berani menyentuh milikku?" Geramnya.

Axton mengangkat alisnya dan tersenyum setan, "Aku tidak menyentuh milikmu, aku menjaga anakku." Katanya dengan tenang.

Sementara Kevin merapatkan rahangnya, Axton semakin mengeratkan pegangannya.

"Cih, aku ragu kalian sudah menikah. Bagaimana jika-" 'ckrik'

Kevin mengambil foto mereka bersama dan pergi dari tempat itu.

Kei merasa pusing dan mual saat Axton melepaskan pegangannya. Rasanya menyebalkan.

"Ayo." Ajak Axton. Kei mendongak, "Kemana?" Tanyanya dengan sayu.

"Pulang." Kei tidak bisa lagi menahan perutnya yang semakin mendorongnya untuk muntah. Ia berlari ke arah semak-semak dan berusaha memuntahkan semuanya.

Axton yang melihat itu merasa pusing sekaligus jijik. Ada apa dengan wanita ini, pikirnya.

"Pulang kemana? A-aku, shh sialan!" Kata Kei sebelum muntah kembali, mengeluarkan semua isi perutnya.

Kei menatap Axton dan kedua bodyguard di belakangnya dengan gamang, "Kau," tunjuknya pada seorang bodyguard yang berada di sebelah kanan Axton.

"Bajingan! Pergi dari sini!" Teriaknya.

Bodyguard itu merasa diremehkan dan mulai mendekati Kei yang segera muntah lagi.

"Haah, oke oke, ayo pulang. Tapi cepat singkirkan bodyguard berbau menjijikan ini!"

Bukan, yg dimaksud Kei bukan bau badannya. Tapi parfumnya terasa sangat asing dan terlalu berbau.

Axton mengirim isyarat pada orang kepercayaannya itu untuk pergi disertai dengan hembusan nafas lega Kei yang masih terduduk di rumput.

Axton mengangkat tubuh kecil Kei dengan cepat dan memasukkannya ke dalam mobil yang sudah terbuka sedari tadi. Sedangkan Kei yang sudah lemas seperti mau pingsan menurut saja karena energinya sudah terkuras habis.

Dalam hitungan detik Kei sudah tertidur disamping Axton yang sedari tadi hanya melihat jendela. Rasanya sesak dan tidak percaya dengan keadaannya sekarang. Menjadi seorang ayah?

"Cih, membebaniku saja." Gumamnya saat kepala Kei terjatuh ke arah kaca dengan lumayan keras.

Ax menariknya, membiarkannya meminjam pundaknya hanya untuk hari ini saja.

--

Penerbangan dari Savannah menuju New York benar-benar terjadi dengan sejuta rengekan Kei yang membuat telinga semua orang sakit.

"Apa-apaan ini?!" Teriak Kei saat melihat banyak sekali wartawan yang berjajar di luar entah untuk apa.

"Diam saja." Axton turun dari pesawat dengan arogannya. Kei masih bingung mengikuti Axton turun dari pesawat.

Axton menawarkan tangannya untuk menolong Kei saat turun membuatnya bingung setengah mati.

Kei melepas kacamata hitam elegannya dengan perlahan dan semua yang ada disana mulai berbisik. Axton meraih pinggangnya dan berjalan keluar dari bandara.

"Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?!

"Apakah ini pernikahan bisnis?"

"Apa yang terjadi, tolong berikan komentar!"

Teriakan wartawan bersahutan dengan kaki yang berlarian berusaha menerobos lautan hitam alias bodyguard milik Axton. Sampai tiba-tiba seorang wanita dengan dandanan mewah dan menor datang menghampiri.

"Apa yang kau lakukan Axton?!" Teriaknya membahana.

Kei memandang wanita tersebut dan terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya. Claire, anak rival papanya yang super duper menyebalkan.

"Apa yang kau lakukan dengan jalang satu ini, Axton?" Tanyanya dengan senyum remeh yang membuat Kei ingin menonjok wajah operasian itu.

"Rasanya aku ingin merobek mulutnya." Gumam Kei yang masih terdengar sampai ke telinga Axton. Kei kembali pada sikapnya, kasar.

Kei berusaha berjalan menuju mobil dengan santai. Namun tentu saja nenek lampir didepannya ini tidak akan membiarkannya.

"Puas kau membuat rumor palsu dengan calon tunanganku?"

Kei tertawa dan melepas dengan kasar tangan yang memegang pundaknya itu. "Bukan urusanmu." Kata Kei dan memasang kacamatanya kembali.

Duduk di kursi mobil membuatnya lega setelah sesak yang bertubi-tubi.

"Apa yang kau lakukan calon suamiku? Ayo pulang!"

Kalimat itu membuat semua orang berbisik dan mulai memotret kembali momen Kei dan Axton bersama, dengan bumbu Claire yang menatap dengan kebencian mendalam.

"Apa yang sudah mulutku lakukan, dasar sialan." Gumamnya.





Bersambung...

Vote dan komen
Sorry for slow update😍

Strangers I'm In LoveWhere stories live. Discover now