Epilog

757 88 12
                                    

Widih setelah berjuta-juta tahun akhirnya debut juga nih epilog :')

Btw, masih ada yang baca gak nih?

Kalo ada langsung aja yaaa 👌🏼 tapi kek nya udah sepi deh, udah ilang lama banget soalnya aku gak nimbrung di sini :'(

----

"Cut! Oke kita pindah set ke rumah sakit, kamera 4 stand by. Kita mulai syuting setelah break sebentar." Suara sutradara dari film mengudara, menginterupsi staf dan juga beberapa artis yang ada kali ini.

"Akting mu keren, aku tidak berpikiran bahwa kau begitu hebat dalam berakting." Dia Tae Young lawan main Yeji dalam drama pertamanya setelah kejadian yang menimpanya dulu.

Yeji tersenyum sambil meneguk air dalam botol kemasan, "sejujurnya aku sedang menutupi kegugupan ku sejak tadi." Jawabnya.

"Tapi terimakasih untuk pujian mu, kau jauh lebih baik dari ku tadi." Lanjutnya.

Tae Young ikut tersenyum, "ah iya, dimana kekasih mu bukannya dia selalu mengikuti mu ke lokasi karena cemburu aku beradu akting dengan mu?"

"Dia masih di mobil tadi tidur." Jelas Yeji.

Yap, Jeno memang selalu mengikuti Yeji ke lokasi syuting karena tidak terima bahwa Tae Young si pria yang pernah dinobatkan sebagi artis tertampan menjadi lawan mainnya.

"Sepertinya dia sangat menyukai mu. Bukankah kau bilang dia seorang pemimpin perusahaan sekarang? Tapi dia masih menyempatkan diri untuk menemani mu di lokasi." Ujar Tae Young.

Setelah staf tata riasnya selesai membenarkan make up nya, Yeji menjawab, "ya, tapi setelah itu aku yang akan menemani nya untuk mengurus kantor." Jelas Yeji dengan wajah kesalnya.

Tae Young terbahak seketika sambil menggelengkan kepalanya, "kalian benar-benar pasangan terlucu yang pernah ku temui."

"Ehem!" Dehaman kencang yang berasal dari belakang dua artis itu menghentikan perbincangan mereka, keduanya menoleh ke belakang dan mendapati Jeno dengan kemeja hitam yang lengannya di gulung asal hingga ke siku, dasi yang mulai longgar serta rambut hitamnya yang berantakan mungkin efek tidur tadi.

"Sepertinya aku harus pergi sekarang, Yeji pergi dulu ya," pamit Tae Young ketika matanya bertubrukan dengan manik milik Jeno.

Sepeninggalan Tae Young, Jeno langsung duduk di sebelah istrinya. Iya, istrinya, keduanya sudah menikah hampir 5 bulan lamanya setelah berpacaran selama kurang lebih 3 bulan.

Entahlah intinya ini ide Jeno yang meminta untuk menikah, agar lawan main Yeji di drama-drama tidak berani modus katanya.

"Apa saja yang kalian bahas tadi?" Tanya Jeno dengan suara khas orang bangun tidurnya, ia memeluk Yeji manja.

Yeji mengarahkan tangannya untuk membenarkan letak rambut sang suami, "tidak banyak hanya membicarakan diri mu."

Jeno reflek menjauh, "membicarakan diri ku? Apa dia menjelek-jelekkan ku?"

Yeji terkekeh, "kurangi prasangka buruk mu, nanti kalau fans nya mendengar kau menuduh-nuduh bias mereka bagaimana?" Tanya Yeji kini sambil membersihkan mata Jeno yang masih terdapat kotoran.

Jeno menghela nafas, dia kembali memeluk Yeji manja. Sejujurnya nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya sekarang. Ia terbangun secara tiba-tiba tadi.

"Oh iya, tadi sutradara mengatakan akan menambahkan sedikit adegan di scene terakhir besok."

Jeno tak menjawab namun bisa di rasa bahwa pria itu mengangguk.

"Kau tak bertanya scene seperti apa?" Tanya Yeji.

"Paling scene yang seperti biasa, berjalan di pantai sambil berpegangan tangan."

Good Looking (Jeno x Yeji) [END]Where stories live. Discover now