스물 여덟 [28]

4.4K 338 102
                                    

Aku kembali hehe

Sebelum baca chapter ini aku mau minta satu hal boleh?

Nanti kalo kalian baca setiap partnya aku mau tau tanggapan kalian dong buat chapter ini, jadi bisa ya komen setiap paragrafnya yang menurut kalian harus dikomentarin, soalnya aku suka banget bacain komenan kalian.

Udah itu aja hehe, makasih 🥺🤍

****

"John, astaga pelan - pelan! Aku belum mau mati, bodoh!"  maki si sulung Na saat temannya itu berkendara tanpa mengenal adanya rem sama sekali.

"Ini sudah pelan", jawab Johnny yang dihadiahi pelototan.

"Gila! Apa kau pikir kecepatan seperti ini pelan seperti siput?!" keluh Yuta tak habis pikir. Jika saja ia yang mengemudi dirinya tak akan takut, Yuta itu adalah tipikal orang yang jika berkendara sendiri dengan kecepatan tinggi ia tak akan takut, tapi jika ia yang diam duduk di bangku penumpang dan kecepatan mobilnya diatas rata - rata maka dirinya akan memilih tinggal daripada dibuat jantungan seperti ini.

"Lebih baik kau cek keberadaan Lucas dan Mark sekarang ada dimana, mereka berdua itu sama - sama orang yang nekat." Ujar Johnny yang sedikit pusing akibat dimaki oleh sahabatnya itu. Mau tak mau Yuta menurut untuk mengalihkan perasaan takutnya.

"Ck, aku kira permasalahan mereka sudah selesai dari dua tahun yang lalu." Yuta bergumam dengan kesal tapi jarinya dengan lihai melacak keberadaan Lucas dan juga Mark.

"Tidak akan selesai semudah itu, apalagi ini soal hati." gumam Johnny.

***

Di sebuah bukit dengan pemandangan kota Seoul yang sibuk terdapat dua anak adam yang kini hanya saling diam membisu.

Sudah tiga puluh menit lebih mereka disini, tapi tak ada satupun yang memulai pembicaraan. Mereka seakan menikmati waktu sunyi senyap yang menenangkan, saling berdebat dengan hati masing - masing untuk memilih setiap kata yang akan diucap.

"Jadi, kenapa kau membawaku kemari Cas?" tak tahan dengan kesunyian yang berlangsung cukup lama, Mark akhirnya mengalah untuk membuka suaranya terlebih dulu. "Apa kau ingin membunuhku disini? Tapi tidak buruk juga, jadi bisa dibilang nanti aku terjatuh dari tebing dan kau tidak akan dicurigai." Lanjutnya yang mendapatkan tatapan tajam Lucas membuat Mark mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa? Aku benarkan." Ucap Mark dengan tak acuh.

Lucas menghela nafas pelan, ia kembali menatap hamparan kota didepan sana. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celana dan tubuhnya ia sandarkan di salah satu pohon yang cukup besar disana.

"Kau tahu mengapa aku tidak memukulmu kembali atau langsung membunuhmu seperti orang - orang brengsek diluar sana yang selalu mengusikku?" tanya Lucas. Pandangannya tetap menatap lurus ke depan, tapi ia tahu bahwa Mark kini tengah menatapnya dengan lekat.

"Tidak." Jawab Mark dengan pelan lalu kembali menatap ke depan, sama seperti apa yang dilakukan oleh Lucas.

Lucas tersenyum tipis mendengarnya, sudah ia duga pasti jawaban tidak yang akan keluar dari mulut Mark.

"Karena aku mengingat pesan baba padaku. Selain itu, kau melakukan hal itu karena diriku jugakan?"

"Mark, aku minta maaf untuk cerita masa lalu kita yang menyakitimu hingga kini. Aku sungguh menyesal, perbuatanku memang brengsek tapi hatiku tidak dapat berbohong. Aku mencintai Jungwoo, dan kau tahu itu."

"Aku tidak tahu jika kisah kita di masa lalu memberikan trauma besar padamu, maaf membuatmu menderita selama bertahun - tahun. Aku mohon hentikan teror mu selama ini, adik - adikku sudah cukup menderita, terutama Renjun." Lucas menatap Mark yang kini hanya diam membisu tanpa menatapnya kembali.

RUMAH || HYUCKREN🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang