♪⁶

6.7K 619 21
                                    

*+:。.。 HAPPY READING。.。:+*






Matahari mulai meninggi dan menyinarkan panas di bumi. Jam menunjukkan pukul tiga sore. Si kecil Yelo sedari tadi hanya mondar-mandir kebingungan di kediaman besar Carlos.

Yelo tertidur sampai tengah hari setelah meminum habis susu dari Faustin. Enak rasanya, Yelo baru pertama kali merasakan minuman seenak ini. Sepertinya Yelo akan ketagihan.

Mata bulat Yelo terfokus pada pintu gudang yang tertutup rapat. Yelo jelas tahu bahwa kamar nya sengaja di kunci sebagai bentuk kekesalan Carlos.

"Cih, Calos jelek. Udah tua suka ngambek huwekkk." Yelo berlagak ingin muntah.

DUGH

Yelo menendang kuat pintu tersebut yang justru membuat kaki kecilnya kesakitan. Menunduk mengelus-elus kakinya yang kebas.

"Ughh pintunya juga JELEKK!!! YELO NGGAK SUKA!!" teriaknya mencak-mencak sendiri. Bibir mungil berkomat-kamit bak membaca mantra.

Yelo berkacak pinggang sok menatap tajam pintu gudang. Setelah itu ia berlalu dengan wajah cemberut. Yelo memilih untuk berjalan-jalan saja. Sambil sesekali menyapa para bodyguard dan maid di sana.

"Bibi cantik, besok kalau Yelo sudah besar, Nikah sama Yelo ya," goda Yelo mengedipkan sebelah mata. Maid muda tersebut hanya memutar bola matanya malas dan berlalu tak mengacuhkan ucapan bocah mungil itu.

Bibir Yelo maju seperti bebek dengan alis yang menukik. "bibinya ngga goda balik Yelo sih."

Maid dan bodyguard yang menyaksikan kelakuan bungsu Carlos menggelengkan kepala. Berfikir, memangnya siapa yang mau menerima godaan dari bocah yang tingginya sepantaran dengan anak TK.

Lagi-lagi dengan wajah ditekuk Yelo melanjutkan langkah. Hanya di lantai satu sebenarnya, Yelo tak mau naik ke lantai dua atau seterusnya. Yelo tahu di sana merupakan kandang para setan termasuk Faustin yang beberapa saat lalu hampir mengurungnya.

Hingga kaki kecil Yelo hampir sampai di ruang tengah lantai dasar. Suara bising dari remaja samar-samar terdengar. Yelo mengintip dari balik guci sedang. Yang sebenarnya tak sepenuhnya menutupi tubuh.

"Woe ngapain Lo ngintip-ngintip!!"

Suara dari salah satu remaja terdengar membuat tubuh Yelo berjingkit kaget. Hingga tanpa sadar tangannya menyenggol dan ...

PRAANGGGG

"BANGSAT!! LO NGAPAIN DI SANA ANJINGG!!!"

Yelo menoleh ke belakang yang terdapat Lonnie dengan pakaian yang sama dengan yang di kenakan tiga remaja di ruang tengah. Ekor mata Yelo mengintip remaja dengan rambut hitam pekat yang tadi menegurnya.

SREKK

"Gue tanya, ngapain Lo di sini bangsat?"

Lonnie menjambak kuat rambut Yelo membuat beberapa helai tercabut dari akarnya. Yelo meringis kesakitan. Matanya mulai berkaca-kaca. Rasanya sangat perih, terlebih ada luka dari Carlos yang belum kering sepenuhnya.

"Ye-yelo ngga sengaja, Lonnie." Yelo mendongak paksa akibat jambakan kuat remaja itu.

Pandangan Lonnie menajam saat kedua netra mereka saling bertemu. Ada perasaan tak nyaman yang tiba-tiba singgah. Rasa rindu pada mendiang mama tanpa diinginkan datang. Namun, Lonnie berusaha tak peduli.

Yelo Où les histoires vivent. Découvrez maintenant