♪¹¹

7K 652 33
                                    

*+:。.。HAPPY READING。.。:+*























Suara hantaman terdengar keras di jalanan dengan sedikit penerangan. Tubuh kurus Yelo berguling dibahu jalan membuat tubuh yang belum begitu sehat itu kembali luka. Suara rem yang bergesekan dengan aspal membuat Yelo menoleh cepat ke belakang.

Di sana, nampak Felipe berjalan cepat menghampiri. Wajah yang menggelap diliputi aura tak mengenakkan mempu menggetarkan tubuh Yelo. Ditambah tambang yang digenggaman erat oleh tangan kekar Felipe membuat Yelo sadar. Ia harus segera lari dari sini.

"TETAP DI SANA YELO!"

"Bacot setan!" umpat Yelo mengacungkan jari tengah.

Si pemilik nama tak menghiraukan. Kakinya pincang dan kepala pening. Pandangan  Yelo juga kabur. Tidak penting, ia tetap harus segera pergi dari jangkauan Felipe.

Namun, perbedaan langkah dan kecepatan begitu kontras. Ditambah kondisi Yelo yang tak memungkinkan. Maka, dilangkah ke sembilan tubuh Yelo melayang, masuk ke gendongan Felipe.

"Lepas bangsat! Dasar kingkong, Yelo engga mau ya monyet!!" Suara cempreng langsung menusuk gendang telinga Felipe. Yelo terus memberontak keras, dimana Felipe langsung mengikat tubuhnya bersama Yelo.

"akh! Emangnya Yelo sapi di iket-iket gini apa?! Lepasss Yelo ngga ma—AKH!"

Tangan kurus Yelo meremat kuat kemeja belakang Felipe. Laki-laki itu sengaja menempatkan tembang yang digunakan untuk mengikat mereka dibalik kaos Yelo. Gesekan antara tambang dan kulit Yelo mampu membuat si empu mengatup bibir rapat.

"Kita pulang, okei?" Salah satu ujung bibir Felipe ditarik. Ia membenarkan letak gendongan. Dielus lembut surai hitam Yelo yang langsung mendapat delikan tajam si empu.

"Bolot ya? Harus Yelo ulang berapa kali? YELO. GA. MAU. PUNYA. KELUARGA!"

Yelo berteriak nyaring dan penuh tekanan. Tapi, wajah dan sorot mata Felipe membuat Yelo sadar bahwa semua penolakan dan pemberontakan yang ia lakukan akan berakhir sia-sia.

"Tenang baby, Kakak selalu bersama mu. Jangan takut." Suara Felipe mangalun lembut. Namun, bagi Yelo hal itu terdengar seperti jebakan. Yelo enggan mengakui bahwa ia benci ini.

"Bacot babi babi, lepasin denger enggak sih? Uhmph!"

Bibir bawah Yelo di gigit kuat. Felipe sengaja mengencangkan ikatan. Kulit Yelo terasa mengelupas. Perih dan nyeri. Maka, yang bisa ia lakukan hanya menenggelamkan wajah di dada bidang Felipe. Jemari kurusnya terus meremat kuat menyalurkan rasa sakit ditubuh dan hatinya.

"Kenapa tiba-tiba memberontak? Bukankah seharusnya dari awal menurut?"

Felipe berjalan kembali memasuki mobil. Di usap surai dan wajah Yelo yang banjir keringat. Sorot matanya teduh. Namun, jika diperhatikan lagi entah bagaimana itu nampak begitu mengerikan. Yelo memilih membuang pandangan. Dadanya berdesir tak nyaman.

"Lepas Elip, Yelo mohon. Yelo janji bakal bayar uang yang Elip pakai. Tapi biarin Yelo pergi. Yelo ngga butuh keluarga. Ngga akan ada yang mau terima orang kotor kaya Yelo..."

Felipe menunduk menatap datar. Ia belum menyalakan mesin mobil, masih duduk di kursi kemudi bersama Lio di kungkungannya. Sorot tajamnya terus mengamati Yelo dengan teliti. Sebelum gundukan di saku celana Yelo menarik perhatiannya. Felipe buru-buru merampas.

Yelo Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum