chapter 06: ditolak

56.3K 4.9K 102
                                    

Perempuan yang ditelpon ridwan tadi berjalan cepat di Lorong koridor sekolah, matanya lurus ke arah Pemuda yang berdiri di ujung koridor ini.

Puk!

sebuah tepukan ringan di bahu ridwan menyadarkannya, menoleh kebelakang dan mendapati gadis yang ia sukai menatap nya datar.

"apa?"tanya perempuan bersurai hitam legam panjang menatap malas ridwan.

"lo.. suka apa?"pertanyaan dari ridwan membuat perempuan yang kita panggil saja dea itu memicing kan matanya heran.

"suka lu, gimana dong?"balas dea tidak serius yang mendapat decakan kesal dari ridwan, walaupun sebenarnya dia menyembunyikan senyuman di balik ekspresi sebal nya.

"gue serius."

gadis itu menaikkan sebelah alisnya ketika ridwan berkata bahwa ia serius.

"tumben lu serius, kenapa? kemakan paramex berapa biji?"tanya dea dengan nada ketus khasnya.

"bukan gitu, cuman nanya aja gue"ridwan berusaha tetap tenang walaupun sudah sangat kesal dengan sikap dea yang sayangnya adalah orang yang ia suka.

"ga ada. gue ga suka apapun"jawab dea sekenanya lalu bersedekap dada menunggu ucapan selanjutnya dari ridwan yang diam.

"vanilla? semangka? cake? Bukannya itu makanan favorit lu ya?"tanya ridwan lagi meragukan tentang hal yang disukai gadis ini.

dea menyugar rambutnya yang panjang ke belakang lalu berdehem dan berkata "itu semua makanan kesukaannya pacar gue."dea tersenyum miring bangga dengan ucapan nya.

"hah?"ridwan cukup tercengang dengan hal itu, jadi dea sudah memiliki pacar?

"sejak kapan?"

"Kapan apanya?"tanya balik dea bingung dengan ucapan ridwan yang tidak ada kejelasan dan nada nya terlalu pelan.

"Sejak kapan lu pacaran?"ulang ridwan dengan lebih jelas, tentu saja ia kaget karena setahunya dea bukan tipe yang pernah berpacaran sebelumnya.

"sejak dua tahun yang lalu, mungkin? ah udah lama bgt ya? aku harus memberi kejutan untuk pacar manisku nanti"gumaman terakhir dapat di dengar oleh ridwan dengan jelas.

2 tahun?

Pacar manis katanya?

tapi itu tidak nengherankan sih, mungkin saja pacarnya memang pria yang manis mengingat dea yang adalah seorang wanita namun memiliki aura dominant.

jika diingat dengan tampang nya yang urakan dan tidak ada manis-manis nya ini membuat nya meringis, tidak ada celah.

"Itu aja? yaudah, gue duluan."setelah dea berucap seperti itu dan menepuk bahu ridwan dua kali lalu langsung pergi dari sana.

ridwan menghela nafas berat, bisa-bisanya setelah lama ia tidak merasakan jatuh cinta malah dibalas dengan penolakan sebelum ia mengatakan perasaan nya.

"wajar sih, yakali cewe kek dia ga punya pacar.."ucap ridwan pada dirinya sendiri menatap dea yang berjalan menjauh darinya.

_

"hahahaha! anying!" terdengar suara tawa Raihan yang membahana, kedengaran puas banget ketawa nya.

"Jadi? lo ditolak? siapa suruh ga pake cara yang gue saranin"raihan memakan snack nya sembari berkata seperti itu pada ridwan yang terlihat tiduran tengkurap di sofa.

"tetep aja, makanan itu bukan kesukaannya tapi makanan kesukaan pacarnya. haduh sial banget njing.."suara ridwan teredam karena ia menelungkup kan wajah nya.

"terus? lu nyerah?"raihan terkekeh bentar, terus natap ridwan yang keliatan kehilangan energi.

raihan menepuk pantat pemuda yang sedang telengkupan itu dihadiahi geraman kesal oleh ridwan.

"yaiyalah, mau gimana lagi?"balas ridwan setengah peduli jujur ia sangat malas membahas hal tadi.

"kasiab, jarang-jarang gue liat lu galau gitu"Raihan tersenyum simpul, ngusap pala ridwan pelan terus ketawa-ketawa lagi.

ridwan sontak mengangkat kepalanya dan menatap kesal raihan yang malah mengasihaninya.

"cot lu anjing"ujar ridwan menatap tajam raihan yang malah tertawa puas.

"daripada lu meng sad boy mending kita jalan ke pasar malam"ridwan yang sebelumnya melamun sekarang menatap raihan yang memberi usulan.

"Pasar malam? dimana?"ridwan mengeryit bingung sebab rasanya hari ini tidak ada akan ada pasar malam.

"dimana aja."balas raihan membuat ridwan lagi-lagi ingin menjual teman nya ini ke rumah bordil, kalo bisa sih di banting aja.

"ah elah, ngelantur lo"setelah berucap seperti itu ridwan berjalan ke balkon kamar raihan.

ridwan memilih menghisap rokoknya untuk menghilang kan rasa bosan, memandang hiruk piruk nya gemerlap kota di malam hari.

Raihan yang Melihat ridwan yg merokok pun hanya menggeleng kan kepala nya tanda bahwa ia sudah sangat hafal kebiasaan temannya jika sedang stress atau bosan.

pecandu rokok, daripada menghisap batang nikotin itu bukan nya lebih baik menghisap batang gue aja pikir raihan.

"Itu ga baik untuk kesehatan."nasehat raihan dengan tampangnya yang terlihat kurang peduli dan ga meyakinkan.

"buang-buang sperma lu itu jauh lebih ga guna, ngerelain masa depan lu cuman buat film porno."balas ridwan tanpa menoleh dan masih fokus dengan pemandangan kota.

"cih."raihan berdecih ketika ucapan ridwan berhasil membuatnya tidak bisa membalas lagi. lagian kan kalo ga Dikeluarin sakit, emang ridwan mau tanggung jawab?

"hei,"panggil raihan yang hanya ditanggapi tolehan singkat dari ridwan.

"bosan kan lo?"tanya raihan dengan senyuman miring nya, diangguki oleh ridwan karena itu memang benar adanya.

"gimana kalo kita peraktikan yang kita tonton kemaren??"raihan tersenyum menggoda yg Mendapat-

bagh!

sebuah kotak rokok mendarat tepat di kepala raihan, dan tentu saja pelakunya adalah ridwan yang sudah sangat kesal dengan raihan terus bercanda.

"SIALAN! MATI LO BANGKE!"

teriakan itu terdengar sampai rumah tetangga, mana lagi malem, dasar bocah-bocah didikan tarzan.

Tbc.

berisik dikit ga ngaruh:)

"Bad boy × Sange boy! " || BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang