"daster" || 43

22.8K 1.7K 108
                                    

This 🔞 area.

uderage pls go away or skip

-

sebuah tangan menyelusup diantara pinggul ridwan, raihan memeluk pinggang kekasih nya, menghirup aroma yang menguar dari tubuh rian, ia memejamkan matanya menikmati kehangatan tubuh rian.

"rian..do you remember.. when I told you not to join the fight earlier?" nada bicara raihan halus, ia tidak terdengar marah justru terdengar khawatir.

ridwan mengangguk kecil, terkekeh ringan lalu menoleh ke pada raihan, menunjukkan senyuman nya.

"i know. but still.., gue jauh lebih khawatir lo kenapa-kenapa." ridwan mengecup pipi raihan, melepaskan tangan raihan yang bertengger.

raihan tersenyum sehingga memperlihatkan lesung pipi nya, perlahan mendekat kan wajah nya, menyentuh lembut bibir ridwan, raihan mencium bibir Ridwan dengan hati-hati dan lembut.

"cocuitt" raihan bersuara dengan nada menggelikan, membuat ridwan menjauh kan wajah nya dari raihan meskipun pinggang mya masih ditahan raihan.

"geli njing, lepas" ridwan terlihat kesal dengan tangan nya yang berusaha melepaskan pelukan raihan di pinggang, si pemilik tangan hanya tertawa puas.

raihan menarik tubuh ridwan mendekat, menyandarkan kepala nya di bahu ridwan.

"lo..perlu dikasih hukuman ga sih?"bisik raihan, tangan nya mengelus pinggang ridwan lembut.

elusan itu berubah menjadi remasan kecil, membuat tubuh ridwan berjengit kaget, nafas hangat raihan memberat seiring ia menyusuri menghirup aroma leher ridwan.

dengan sekali gerakan raihan mengangkat tubuh ridwan, menggendong nya dengan santai tidak memedulikan ridwan yang menepuk pundak nya karena terkejut.

raihan berjalan masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan kaki nya membuat suara dentuman pintu tertutup.

"woy anjir!"

setelah protes ridwan di hempaskan ke ranjang, meringis sebentar lalu menyadari ia sudah berada di bawah kungkungan raihan.

ah habis lah dirinya malam ini, melihat mata raihan yang sangat bernafsu ini pasti tidak akan selesai cepat.

raihan menarik nafas dalam-dalam menahan semua nafsu nya yang sempat menggebu tadi, beralih turun dari ranjang lalu membuka lemari nya.

membawa selipatan baju yang bermotif cantik, ia berjalan menuju ridwan dengan seringai tajam.

raihan melemparkan baju itu di samping tubuh ridwan yang terduduk di atas ranjang, ridwan memperhatikan baju itu, mengeryit heran.

"paan nih?"tanya ridwan, keliatan raut wajah songong nya natap raihan yang ga bergeming sedikit pun.

"pake. gue tunggu di luar." suruh raihan lalu ia pergi keluar kamar, meninggal kan ridwan yang cengo.

ridwan beralih menatap baju itu, turun dari kasur lalu membuka lipatan baju tersebut membuatnya melotot.

"jing!" ridwan melempar pakaian itu sembarang arah, berjalan ke pintu lalu menatap raihan yang duduk santai di ruang tengah.

ia menghentak-hentak kan kaki nya sambil berjalan ke pintu kamar, berdiri di depan kamar dan menatap tajam raihan.

"maksud lo!?" keliatan jelas ridwan kesal tapi cuman di balas kekehan ringan dari raihan, menurut nya ridwan menggemaskan.

"pake, ridwan dirgankara mahendrra." kali ini nada bicara raihan lebih tegas, namun tatapan nya lembut meminta ridwan untuk menurut.

Melihat itu ridwan merenggut kesal, kembali masuk ke kamar lalu melihat kembali pakaian yang tergeletak.

itu pakaian seperti apa? itu adalah dress putih pendek se paha, dengan motif bunga daisy dengan bagian atas yang terbuka, ini pakaian perempuan.

dalam hati ridwan mengucap beribu sumpah serapah karena kemesuman raihan, di mata ridwan ini lebih terlihat seperti daster kurang bahan.

ridwan tanpa sadar mengerucut kan bibirnya, menghela nafas kasar sebelum akhirnya menurunkan ego dan mengambil kembali dress itu.

ridwan sesekali mendumal tidak jelas selama memakai pakaian mesum yang di berikan raihan, ia sedang tidak mau beradu argumen dengan raihan.

sadar diri, dirinya sendiri yang membuat masalah jadi sudah pasti harus gentle menghadapi hukuman nya juga.

ridwan memandangi tubuhnya di cermin, menatap nanar tubuhnya yang terekspos apalagi di bagian paha dan dada, ini buruk.

ia berjalan lesu dengan wajah malas keluar kamar, tangan nya menurunkan dress nya agak kebawah untuk menutupi Paha mulus kesukaan raihan, oh astaga ridwan tidak sanggup menatap mata raihan saat ini.

"u-udah!"suara nya bergetar, telinga nya memerah menunjukkan ridwan sangat malu dengan mata yang menatap lurus ke lantai.

raihan terdiam sejenak, meneguk ludah nya pelan, mata nya tidak bisa lepas mengintimidasi setiap lekuk tubuh ridwan dengan lekat.

"sini." raihan memberi postur untuk menyuruh ridwan mendekat, nafas raihan sedikit tercekat merasakan tubuh nya memanas melihat pemandangan seperti ini.

ridwan mengutuki kaki nya yang langsung mematuhi itu, berjalan mendekat karena suara rendah raihan yang seperti mantra guna.

tangan penuh urat dan besar itu meraih pinggang ridwan, menariknya sampai terjatuh di pangkuannya.

"r-rain..!"ridwan kehilangan keseimbangan, menumpu kedua tangan nya di bahu raihan secara reflek membuat tubuh nya semakin menempel pada raihan.

raihan tersenyum kecil, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher ridwan, mengambil nafas sedalam mungkin di sana membuat tubuh ridwan merinding.

tangan nya memeluk pinggang ridwan posesif, mengecupi leher yang menurutnya manis itu.

"cantik. pengantin gue, emang sempurna." bisikan halus dengan iringan geraman dari raihan, telapak tangan kasarnya mengelus lembut pinggang ridwan.

ridwan hanya bisa diam, menggigit bibir bawah nya menahan suara cabul agar tidak keluar, kedua tangan nya saat ini memeluk leher raihan.

"han.." ridwan tidak bisa menahan lenguhan kecil nya, membuat raihan semakin gencar menciumi leher dan tengkuk nya yang terbuka bebas.

"rain. bukan raihan, tapi rain." ujarnya lalu membawa wajah ridwan menatap nya, ia tersenyum hangat lalu mencium bibir ridwan lembut penuh kasih.

tbc.

brooo! sorryy pendek soal ny jadwal gue padet bgt bjir, ampe minggu depan, kira-kira hari senin bakal update lagi.
cmonn, vote laa jgn mw bca doang bwang.

ig: @rdn.drgnkara

sorry if there is a typo.


"Bad boy × Sange boy! " || BLWhere stories live. Discover now