"kiss in sadness." || 38

23.5K 1.9K 58
                                    

"rian?"

suara berat yang sangat di hapali ridwan membuat tubuh nya berbalik kaku.

"r-rain?" ridwan menyahut, menyebutkan nama lelaki yang berada tepat di depan nya.

raihan tersenyum tipis, memahami apa yang dipikir kan ridwan hingga mendatangi tempat ini

tungkai panjang raihan melangkah mendekat, mendekap hangat tubuh ridwan.

memberi kenyamanan agar ridwan tak merasa sendiri.

"kemana aja hm? gue nyariin,"ungkap raihan yang sedari tadi ingin ia katakan pada ridwan.

ridwan diam, menyamankan dirinya dalam pelukan raihan dan membalas pelukan raihan tanpa suara.

raihan kembali tersenyum maklum, mengelus lembut punggung tegap ridwan.

eaihan memandang lapangan sekolah di bawah atap sekolah nya, tangan nya masih mengelus lembut punggung ridwan dengan posisi pelukan yang sama.

"maaf." hanya satu kata yang berhasil lolos dari belah bibir tipis ridwan yang memucat.

"gapapa, itu bukan sebuah lesalahan." raihan berujar tenang, tidak memberikan tekanan dalam nada nya.

lagipula ridwan tak salah, mungkin pemuda ini ingin sendirian itu saja.

"gue yang ganggu waktu sendirian lu."sambung raihan merasa bersalah datang di waktu tak tepat.

"engga, gue butuh kenyamanan dari lo." balas ridwan cepat semakin mengeratkan pelukannya.

diam-diam Senyuman raihan mengembang bebas, masih dengan mengelus punggung ridwan.

"selama bisa, bakal gue usahain bikin lo selalu nyaman."

sahutan raihan membuat ridwan tersipu, menduselkan wajahnya di dada bidang raihan terlihat salah tingkah.

ahh manis sekali jika ridwan mode jinak.

"gue terikat sama lo,"

ridwan berucap di akhiri tawa Manisnya.

"gue ikat beneran di ranjang nangis lu."

ejek raihan dengan senyuman menjengkel kan nya, kembali lagi menghancurkan suasana yang sebelumnya lopey dopey.

wajah ridwan berubah masam.

"seme anjing emang."kesal ridwan dengan suara yang pelan namun bisa didengar raihan.

raihan tertawa keras, menggoda ridwan memang hobi nya sejak dulu apalagi setelah pernah melihat ridwan yang kacau di atap sekolah ini.

dimana pertama kali nya raihan melihat sahabat sejak kecil nya itu menangis dengan keadaan putus asa, ia sosok yang kuat.

"se anjing-anjing nya gue, gaya sex dog boleh juga di coba ya kan?"raihan menaik-turunkan alisnya.

wajah sebal ridwan semakin menjadi, kenapa ia dapat seme yang mesum dan tidak jelas kek gini?

plak

satu tampolan mendarat di pipi raihan, membuat pemuda itu meringis tapi menyengir.

ridwan menatap nya datar, memberi pengertian bahwa sekali lagi bicara aneh dirinya akan menggorok batang kebanggaan nya.

raihan membangun kan singa yang sedang tenang, lagi adem-ayem eh kejinakkan ridwan direnggut cuman gegara ucapan raihan.

"hehe, cini cini peyuk peyuk agii"

raihan membuat-buat suaranya yang menurut ridwan menggelikan dan mengerikan.

"ngeri bangke."ucap nya menatap horror raihan yang tertawa terbahak-bahak.

"Bad boy × Sange boy! " || BLWhere stories live. Discover now