"iri bilang." ||51

6.4K 544 23
                                    

......

bad boy x sange boy



ridwan termenung, harap-harap bisa pulang ke rumah dan menghilang saja dari sini tapi baru ingat dirinya datang kesini numpang sama raihan yang jadi sumber kegundahan nya juga.

mengerang frustasi, ia mengusak rambut nya kasar hingga berantakan namun surai nya tidak membuat kadar ketampanan nya rusak.

"anjing-anjing, sial bener cok. gimana coba gua balik ke festival lagi? njirlah." ia bermonolog sendiri, dengan sumpahan dari mulutnya.

maklum, udah ga sanggup balik ke keramaian sedangkan social battery nya hampir habis.

sibuk menelaah isi pikiran nya sendiri, mencari berbagai padahal tubuh nya saja malas bergerak. ridwan ga sadar kalau dari tadi ada seseorang yang berdiri di belakang nya.

sosok itu mengeryit heran, lalu mrnjitak kepala ridwan kala pemuda itu ingin kembali bicara sendiri. mengaduh sakit, ridwan mengusap kepala nya sambil memutar kepala nya mencari si pelaku.

si pelaku penjintak hanya tertawa puas, suara halus yang agak serak terdengar. oh ternyata cewe bernama wirna teman satu organisasi nya.

mendengus kesal melihat wirna yang sekarang ikut duduk di rerumputan di samping nya, wirna melirik sekilas mendapati reaksi tatapan tajam dari ridwan.

"ngapain disini? sendirian lagi, di perkosa setan mampus lu." celetuk wirna sambil mata nya melirik sekitar taman yang dekat danau ini, dingin hawa malam terasa.

ridwan meringis kecil mendengar ucapan wirna, lalu menyahut dengan nada gusar.

"apaan sih, nge harap kejadian gitu sama gua ya?" ridwan menuding, memang lagi sensitif nya.

wirna terkekeh lalu menggeleng, "ngasal. yakali gua ngarep gitu."

perempuan berkulit tan itu menyugar rambut nya, menatap si pemuda yang memang dan—selalu terlihat berantakan itu jadi lebih acak-acakan.

setelah nya tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka, ridwan yang masih duduk lemas melamun lurus ke air danau yang tenang dan wirna yang menatap jauh entah kemana, ia memandang kosong.

"kenapa sih? festival lagi rame loh. mana kekasih kakanda pujaan hati lu itu?" memecah hening, wirna berkata dengan heran.

sudah dua orang tentu nya bertanya keberadaan raihan, bahkan ridwan sendiri bingung harus berkata apa dan berakhir hanya menggaruk tengkuk nya dan mengedikkan bahu.

"tau dah. sama temen nya kali." wirna menangkap kesan acuh itu dari ridwan yang mengalihkan mata nya ke arah lain.

"ada masalah? cerita deh, gue dengerin kok." wirna kali ini duduk agak menghadap ridwan, serius dengan kata-kata nya sendiri.

beberapa saat berfikir, akhirnya ridwan menghela nafas dan menceritakan apa yang ia temui dari di panggung seni sampai melihat raihan tadi. wirna mengangguk-angguk sampai tak sadar ridwan sedang bersandar di bahu nya sambil bercerita.

entah terlalu nyaman dan kedua nya pun tak sadar, ridwan terlihat nyaman di bahu perempuan itu dengan wirna yang mengusap pelan punggung nya.

"oh gitu, wajar buat lu marah dong. dia kan bilang cuman bentar dan telepon ga diangkat. putusin wae lah" ringan mulut wirna berkata membuat ridwan mendecakkan lidah nya.

"yakali wirnaa, gue kan belum tau pasti."

perasaan ridwan lebih tenang setelah bercerita apalagi wirna tipe perempuan yang dewasa dan pendengar yang baik. meski sebenarnya hal yang susah buat ridwan terbuka bahkan nyaman dengan orang begini.

wirna tertawa kecil mendengar tanggapan ridwan yang sebal dengan enteng nya ia bicara.

"kok lu ketawa sih?" ridwan sendiri ga terima, mata nya memicing melihat wirna yang kembali tertawa keras.

"iya-iya sorry." menunjukkan dua jari peace nya, ridwan tak jadi ingin mengibarkan pernyataan perang dengan wirna.

"gapapa lah kar, itung-itung biar masa muda lo ga habis sama cinta-cintaan yang garing dan terlalu biasa. ada bumbu panas dan sedih nya juga kan?" ridwan membenarkan kali ini ucapan wirna, teman perempuan nya ini memang suka sekali memanggil nya gankara atau kara.

"hmmm..." gumam ridwan lalu ia mulai berfikir tentang hal lain selain masalah nya.

"eh wir, kemarin lu libur sekolah izin sampe seminggu itu kenapa? lo sakit?" beberapa minggu lalu wirna sempat izin tanpa alasan yang jelas dan itu menimbulkan tanya di dalam organisasi.

wirna menarik nafas dan menyengir "baru kali ini ada yang nanya. gue hamil."

enam-tujuh detik ridwan mencerna, mata nya membulat sempurna dan segera duduk dengan benar dari bersandar di bahu nya wirna.

wirna menaikkan sebelah alisnya heran sekaligus gemas dengan reaksi berlebihan ridwan lagi, entahlah padahal setau nya ridwan tipe yang berwajah datar bagai tembok dan tidak banyak bicara atau mungkin kedua nya saja yang kurang dekat.

"apa? lu hamil? yang bener deh wir ngomong nya, kurang jelas hehe."malah tak yakin, ridwan justru tertawa ringan merasa salah dengar.

"iye, hamil. nih perut ada isi an, bayik isi nya, gankara."dengan sabar wirna menepuk pelan perutnya yang masih terlihat rata, mungkin juga karena ia memakai baju berlapis.

berkedip-kedip, ridwan tidak yakin dengan telinga nya. mungkin salah atau mungkin juga benar.

"kok bisa?"

"ya iso lah, aku kan cewe."wirna menjawab santai, ia menguap kecil.

"ya tau lu cewe tapi siapa yang ngehamilin?"ridwan kali ini serius, bagaimana bisa wirna tiba-tiba mengandung sebuah...anak? tidak terpikir sepanjang hidup nya.

"cowo. pokok nya gitu lah."wirna malas menjelaskan, ia tersenyum kecil.

mendadak ridwan prihatin, ia menepuk punggung wirna lembut dengan memasang wajah menguatkan membuat wirna mendengus melihatnya.

"apasih kar, kan bagus berarti gua dikarunia anak duluan."wirna tersenyum bangga, mengelus perutnya sambil menatap langit menghayal kan hidup nya dengan si kecil suatu hari nanti.

"yeu bapa nya gimana?"

"ngapain pake bapak, kan ada emak nya." ia berucap santai, menunjuk dirinya sendiri dengan jempol jari.

wirna natep ridwan yang keliatan masih bingung, tersenyum miring wirna kemudian berkata dengan alis naik turun.

"iri? bilang manis."dengan kedipan mata membuat ridwan merinding dan menggeleng kuat sampai wirna tertawa melihatnya.

kepala ridwan pening, siapa sangka masalah perempuan yang terlihat tenang ini lebih besar.

itu membuat pikirnya lebih dewasa, masalah hubungan nya tadi bukan apa-apa dibanding wirna. hubungan jika tidak cocok bisa di selesaikan, tapi cewek ini? ga mungkin dong anak nya di balikin ke tuhan lagi?

setelah nya malam di isi dengan tawa dan obrolan ringan atau bahkan menertawakan masalah masing-masing, konyol tentu. tapi setelah malam itu mereka berdua menjadi dekat karena humor yang sama.

——
to be continued...

okeh gitu lah kira-kira.

dapat kawan baru ye kan:D
kalian ni nyuruh guwa apdet cepet, yakali kan author sangat amat super duper sibuk.

sibuk malas maksud nya.

tehee

"Bad boy × Sange boy! " || BLWhere stories live. Discover now