"wait" ||27

69.2K 3.8K 99
                                    


fajar berjalan sedikit mengangkang, sesekali bibir nya mengeluarkan Ringisan sepanjang perjalanan nya menuju meja ridwan dan raihan.

"ngapa lu jalan kek bebek?"tanya raihan mengalihkan pandangan nya sebentar dari ponsel.

"kek lu gatau aja."balas fajar datar lalu menatap ridwan yang tidak bergeming dari telungkupannya di meja.

raihan balas menatap datar melihat lana yang baru masuk Setelah fajar, sudah jelas kan klo fajar habis dihukum oleh lana karena mengirimi ridwan yang tidak-tidak.

baguslah artinya pawangnya sendiri udah ngasih hukuman jadi dirinya ga perlu marahin fajar yang bikin ridwan jadi ga polos lagi.

fajar menatap ridwan, kaki Ridwan dibawah meja terlihat gelisah dan itu menimbulkan kecurigaan mendalam dari fajar pada raihan.

"lo apa in si ridwan selama gue ga ada?"tanya fajar dengan nada penuh selidik.

"ga ada,"dengan tampang dingin nya raihan menjawab tanpa mengalihkan pandangan pada ponsel.

fajar mendecih mendengar nya, sudah pasti sesuatu terjadi pada ridwan.

"hei, ridwan? lu gapapa kan?"fajar mengelus lembut surai ridwan, semakin merasa janggal ketika tubuh ridwan bergetar.

ridwan perlahan mendongak, tersenyum tipis meski terkesan terpaksa dan terlihat menahan sesuatu.

"gue gapapa, lu tadi kemana?"ujar ridwan mengalihkan pembicaraan, suaranya agak parau.

fajar yang mendapat pertanyaan itu hanya melirik tajam lana yang duduk tak jauh dari meja raihan dan ridwan.

"abis digempur ama singa"lagi dan lagi mulut fajar yang frontal itu Berbicara dengan entengnya.

ridwan mengangguk lemah, mengerti dengan situasi kenapa aedari tadi lana terus mengawasi fajar.

"aman kan? ga lecet?"pertanyaan yang terkesan polos ditanya kan begitu saja oleh ridwan pada fajar.

Fajar tersenyum miris"iya, aman ga ampe lecet elah" sahut fajar.

ridwan mengangguk lagi, lalu menatap raihan yang sibuk dengan ponsel di sebelah nya.

"turunin rain.."pinta ridwan yang dipahami raihan tapi tidak dipahami fajar dan lana.

"kenapa harus gue turunin?"tanya raihan dengan nada main-main.

"rain..gue ga bisaa"rengek ridwan yang membuat raihan tertawa gemas.

"apasi yang diturunin? gue ga ngerti sama pembicaraan kalian sumpah,"celetuk lana yang Sedari tadi diam.

raihan memberikan sebuah jawaban yang hanya dipahami oleh lana dan dirinya.

"mainan geter-geter"ujar raihan pada lana yang langsung tersenyum tipis tak habis pikir dengan raihan.

"apaan? Mainan geter-geter? gue ga ngerti njirt"ucap fajar yang masih bingung.

"ntar lu juga ngerti, mau ntar gue kasih tau mainan nya kek apa?"lana menatap fajar intens.

"yodah ntar di ruangan lo ya"setelah berucap begitu fajar pun pergi dari meja raihan dan ridwan disusul lana.

ruangan yang dimaksud itu ruangan osis Nya lana, kan lana ketos sekaligus ketua kelas.

"rian, ga ada siapa-siapa gausah ditahan lagi"ujar raihan pada ridwan yang enggan Menatap nya.

"apanya yang jangan ditahan bangsat–angh!"

ucapan ridwan terpotong karena merasakan getaran dari vibrator yang bersarang di lubangnya bergetar dengan getaran yang tinggi.

"umh..r-rain please eugh"ridwan menatap memelas pada raihan, meremat kuat celananya.

"Jangan ngomong kasar, sayang"raihan mengangkat tubuh ridwan ke pangkuannya, tidak menghiraukan beberapa murid yang masih ada dikelas.

"t-tapi anh..eumh!"ridwan langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher raihan, berusaha agar suaranya teredam.

"tinggal 20 menit lagi, bentar lagi kita pulang, oke?"Ucap raihan dengan lembut sembari mengelus surai ridwan.

"ungh..c-capek hiks.." ridwan lagi-lagi menangis, jika berurusan dengan sex entah kenapa ridwan jadi sangat sensitif.

"sstt udah..bentar lagi aja,"raihan mengecup pipi ridwan yg terlihat semburat merah samar-samar.

raihan tidak peduli dengan pandangan orang kelas yang bertanya-tanya kenapa ridwan menangis dipangkuan nya.

"hei! guru bilang hari ini pulang lebih cepat"seorang siswi di depan kelas Memberi kabar pada beberapa yang masih ada dikelas.

semua orang yang awalnya bersantai langsung berhamburan untuk pulang, berbeda dengan raihan yang sibuk bermain ponsel dengan ridwan dipangkuan nya.

"rai, rid kita duluan ya" ujar qyza bersama mira dan dea berjalan ke luar kelas.

raihan hanya balas tersenyum tipis sambil mengangguk, membiarkan circle itu pergi dengan semua orang yang juga mulai meninggalkan kelas.

"mau pulang sekarang atau nanti?"tanya raihan pada ridwan yang sesekali melenguh di ceruk lehernya.

"R-rain..eugh p-pelanin"ucap ridwan yang tidak dilakukan oleh raihan.

entah kenapa melihat ridwan memohon dengan desahan seksi itu membuat nafsu birahinya meningkat, dan ia tidak rela jika harus memelankan getaran, suara ridwan terlalu candu.

"nanti, ya sayang"jawab raihan sembari mengangkat kepala ridwan agar menatapnya.

terlihat mata coklat muda nya berair, bibir tipisnya terbuka kecil dengan desahan halus mengalun.

Cup

satu kecupan dicuri dari bibir yang dari tadi menggoda nya, merasa sangat gemas dengan ekspresi ridwan yang terlihat sebal tapi juga memohon.

"hump! ngeselin hiks.."ridwan kembali menangis, terlihat semakin imut karena sedang marah, air mata nya memenuhi pelupuk mata.

"eh-eh jangan nangis, hei..liat gue" raihan kelabakan melihat bibir ridwan sudah melengkung ke bawah siap merengek dengan tangisan.

"hiks..rain jahat! ga mauu sama rain huhu"tangan ridwan memukul kecil bahu lebar raihan, menyalurkan marahnya.

"keluarin! gasukaa~"rengekan seperti anak kecil keluar begitu saja dari mulut ridwan, bergerak-gerak gusar di pangkuan raihan.

"yaudah iya, iya. kita pulang oke? mau aku keluarin vibrator itu disini, hn?"tanya raihan yang membuat ridwan diam tapi masih sesenggukan.

"Jangan gerak terus, nanti punya aku khilaf disini"ucapan raihan mendapat tangisan kesal lagi dari ridwan.

"engga kok aku cuman becanda, udah-udah diem ya sayang nya raihan, manisnya raihan.."raihan langsung memeluk ridwan, takut bayinya kembali mengamuk.

ridwan jadi manja kek gini, meski raihan suka tapi bikin ridwan berhenti nangis itu susah.

Tbc.

bree apaan nieh?

"Bad boy × Sange boy! " || BLUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum