Tatapan Yang Tidak Asing

51 24 13
                                    

Gadis itu berjalan keluar dari supermarket sambil meminum minumannya lalu melihat ke atas.
Cuaca sedang cerah siang ini tapi tidak terlalu panas. Saat sibuk melihat langit tiba tiba...

BRUK!

Seorang wanita dengan kamera ditangannya tidak sengaja menabrak bahu gadis itu hingga minuman yang dibawanya pun terjatuh ketanah.

"Jeosonghabnida" Ucap wanita itu lalu pergi meninggalkan gadis itu tanpa mengganti minuman yang telah jatuh.

"Ah sial!!" Ucap gadis itu sebal sambil menghentak hentakan kakinya ketanah. "Apa dia tidak tau jika aku baru saja membeli minuman itu??" Lanjutnya.

Gadis itupun dengan sebal kembali melangkahkan kakinya menuju halte yang tidak jauh dari tempat ia tertubruk tadi.

"Oh Seoul... Tempat dimana banyak wanita menggunakan kamera untuk membututi para Idol dan jika aku jadi mereka, aku tidak akan mau menghabiskan waktuku hanya untuk berlarian kesana kesini " Ucap gadis itu sambil memainkan ponselnya. "Hm... Kasihan bias ku, pasti dia sangat tertekan oleh mereka" Lanjutnya kembali memainkan ponsel.

Gadis itu memainkan poselnya sangat serius hingga ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"YHAA!!"

"AIGOO!!" Teriak gadis itu sambil memegangi dadanya.

"HAHAHA"

Yang mengagetinya hanya tertawa puas saat melihat wajah panik milik gadis itu.

"Yoa sudahlah!!" Ucap gadis itu kepada seseorang disampingnya yang diketahui bernama Yoa.

"Hahaha wajahmu... Wajahmu lucu sekali saat kaget" Ucap Yoa sambil tertawa.

"Menyebalkan sekali" Ucap gadis itu kembali memainkan ponselnya.

"Anin, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Yoa.

Ya, gadis itu bernama Anin.

"Menurutmu? Untuk apa seseorang berada di halte bus?" Tanya Anin.

"Ck!" Decak Yoa. "Sepertinya kamu sedang badmood" Lanjutnya.

"Iya" Jawab Anin singkat.

"Wae??"

"Huh! Aku sedang merasa kesal saja hari ini" Anin menggantungkan kalimatnya.

"Ceritakan kepadaku!!" Ucap Yoa yang tidak sabaran.

"Ck!! Tadi aku pergi ke supermarket untuk membeli minuman, tapi aku tidak dapat mengambil minuman itu dari rak minuma, karena rak nya cukup tinggi tapi tiba tiba ada seseorang laki laki yang menolongku untuk mengambilkan minuman ku" Ucap Anin panjang lebar.

"Hanya itu?" Tanya Yoa.

"Tidak" Jawab Anin. "Aku sangat malu aku ditolong seseorang hanya karena aku tidak bisa mengambil minuman dari rak paling atas" Lanjutnya.

"Hanya seperti itu?" Tanya Yoa. "Hal seperti itu membuatmu merasa kesal hari ini??" Lanjutnya.

"Tidak hanya itu!!" Jawab Anin. "Saat aku keluar dari supermarket dan aku sedang meminum minumanku, tiba tiba ada seseorang yang menabrak bahu ku dari belakang sehingga minuma yang aku beli tadi terjatuh dan terbuang ke tanah". Lanjut Anin.

"Tapi dia minta maaf kan?" Tanya Yoa.

"Tentu saja! Tapi hanya minta maaf lalu pergi begitu saja tanpa melihat minuman ku yang jatuh ketanah" Ucap Anin.

"Hahah sudahlah ikhlaskan saja" Ucap Yoa.

"Mana bisa begitu!!" Kesal Anin. "Ah kamu tau tidak?" Lanjutnya.

"Tidak"

"Laki laki yang menolongku tadi... Aku seperti pernah melihatnya" Ucap Anin sambil mengingat mata laki laki itu.

"Hah? Mungkin itu hanya perasaan mu saja!" Ucap Yoa.

"Tapi aku serius!! Aku seperti sering melihat matanya" Ucap Anin. "Apakah itu dia?" Lanjutnya sambil bergumam.

"Mwo??"

"Ah tidak tidak" Ucap Anin sambil memasukan ponselnya ke saku bajunya. "Sudahlah, ayo bis nya sudah datang" Lanjutnya sambil menarik tangan Yoa untuk masuk kedalam bis.

Anin dan Yoa sekarang sedang berada didalam bis untuk menuju ke asrama kampusnya.

Anin dan Yoa adalah teman satu kampus bahkan satu asrama. Mereka kuliah disalah satu universitas yang terletak di Seoul. Ya, Hanyang University adalah tempat kuliah mereka. Tapi Anin dan Yoa mengambil jurusan yang berbeda.

Anin mengambil jurusan Arsitektur. Karena menurut Anin, menjadi arsitek itu sangat keren, apa lagi jika wanita. Ia sungguh menginginkannya. Anin sudah menghabiskan 3 semester.

Sedangkan Yoa, ia memilih mengambil jurusan Komunikasi. Menurut Yoa, ilmu komunikasi itu penting. Yoa sudah menghabiskan 2 semester.



















Bersambung...

Go in July | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now