Perasaan Aneh

26 22 1
                                    

Pagi ini seorang gadis sedang duduk dibalkon kamarnya sambil melihat kebawah banyak orang-orang berlalu lalang yang sibuk dengan pekerjaan atau bahkan tugas-tugas mereka. Gadis itu tidak melakukan pergerakan apapun, bahkan saat angin menerpa wajahnya dan rambutnya yang indah ikut terbawa suasana pagi yang mendung. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang lumayan membosankan untuk gadis itu, karena hari ini ia tidak ada jadwal kuliah dan ia juga sedang libur bekerja.

Sambil meminum coklat panasnya, gadis itu memikirkan sesuatu... Kemana dia? Sejak 4 hari yang lalu saat ia dibelikan jam tangan mahal oleh orang yang ia cintai, gadis itu tak mendapatkan satupun pesan dari laki-laki itu. Tapi gadis itu tetap tenang karena ia yakin bahwa laki-laki itu pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya. Gadis itu merasa bahwa ia terlalu dalam mencintai laki-laki itu hingga takut jika laki-laki itu pergi meninggalkannya, padahal jika dipikir-pikir ia tidak perlu merasa takut seperti itu, memangnya siapa dirinya? Gadis itu cukup tau bahwa selain dirinya sangat pasti banyak wanita diluar sana yang lebih dari dirinya. Tapi ada sesuatu juga yang mendorong langkahnya untuk tetap memperjuangkan cintanya. Tapi ia juga kadang sedikit tidak yakin dengan langkah yang ia ambil.

Gadis itu menghela nafasnya lalu melihat kearah jam tangan yang ia kenakan. Sangat cantik. Ia tersenyum memandang jam tangan itu, hingga akhirnya ia melepaskan jam tangan itu dan menyimpannya dikotak tempat jam tangan.

"Anin?"

Yoa masuk kedalam kamar Anin saat Anin sedang meletakkan jam tangannya itu.

"Kenapa?"

"Kakak laki-laki ku akan datang kesini hari ini" Yoa duduk disamping Anin. Mereka duduk dipinggir tempat tidur Anin.

"Lalu? Biarkan saja dia kesini"

Anin membiarkan kakak dari sahabatnya itu datang, karena jujur Anin juga belum pernah melihat bagaimana rupa laki-laki itu. Meski mereka sudah berteman selama hampir 2 tahun lebih tapi Anin belum tau bagaimana rupa kakak dari sahabatnya itu.

"Benarkah?"

Anin menganggukkan kepalanya. Mungkin juga Anin sedikit bingung, kenapa Yoa harus meminta izin kepadanya jika kakak laki-lakinya akan datang? Toh ini juga asrama bukan milik Anin kan?

"Jam berapa dia akan datang?"

"Sekarang"

"Mwoo?!!"

Anin jelas sangat terkejut. Bagaimana bisa Yoa masih santai disini dan dia tidak melakukan persiapan apapun seperti menyiapkan beberapa hidangan makanan untuk kakaknya yang akan datang. Jika itu adalah Anin, maka Anin akan menyiapkan segala sesuatu seperti membersihkan kamar, ruang tamu, dapur bahkan kamar mandi. Tapi Yoa? Ia masih saja tetap santai.

"Kenapa kamu masih disini? Kenapa kamu tidak menyiapkan makanan untuk kakakmu?" Ucap Anin sambil berjalan keluar dari kamarnnya dan dibuntuti oleh Yoa.

"Tidak perlu, kakakku sudah membawakan banyak makanan kesini" Ucap Yoa masih dengan nada yang sangat santai. Dasar adik tidak tau diri.

Tok tok tok

"Itu pasti kakakku"

Yoa berjalan kearah pintu dan membukanya, ternyata benar itu kakak Yoa. Anin melihat kakak Yoa dari dapur 'Lumayan tinggi' Batin Anin.

"Anin kemari!!"

Anin berjalan kearah ruang tamu dan duduk disamping Yoa, sedangkan kakak Yoa berada disebrang meja yang langsung berhadapan dengan Yoa dan Anin.

"Kak kenalin, ini Anin"

"Hai"

Anin tersenyum pada kakak Yoa dan dibalas senyuman juga oleh kakak Yoa.

Go in July | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now