Barang Mahal

25 22 1
                                    

Hari ini Anin bangun sekitar pukul 04.35 pagi lalu kembali tidur lagi dan bangun kembali pukul 8.42. Hari ini Anin berangkat kuliah sekitar pukul 10.00 karena jadwal masuknya adalah pukul 11.00. Berbeda lagi dengan Yoa, anak itu sudah berangkat kekampus pukul 08.00 pagi ini karena jadwalnya memang pagi.

"Huhh... Jam berapa ini?"

Anin mengambil ponselnya diatas meja dan setelah itu Anin kembali mematikan ponselnya.

"Yoa pasti sudah berangkat" Ucap Anin sambil melangkah menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

Tidak sampai 30 menit akhirnya Anin keluar kamar mandi lengkap dengan setelan bajunya untuk berangkat menuju kampus.

Anin menatap penampilannya dikaca. Ia memoles wajahnya dengan bedak dan lipgloss yang tidak terlalu mencolok warnanya. Tapi Anin menyadari satu hal yang kurang, jam tangan.

"Dimana jam tanganku?"

Anin mencari jam tangannya itu hingga bawah tempat tidur, lemari, bahkan kamar Yoa ia masuki hanya untuk mencari jam tangannya itu, padahal itu sangat tidak mungkin jika Anin meninggalkan barang dikamar Yoa. Anin tidak akan pernah mau lagi meninggalkan barang miliknya dikamar Yoa, karena jika Yoa menemukan barang yang bukan miliknya maka Yoa tidak akan segan-segan untuk membuangnya.

Bahkan beberapa bulan yang lalu, Anin tidak sengaja meninggalkan case ponselnya dikamar Yoa, tapi keesokan harinya saat Anin mengingat bahwa ia meninggalkan case ponselnya dikamar Yoa, ia bertanya pada Yoa dimana case ponselnya dan Yoa bilang bahwa ia sudah membuangnya. Padahal case itu baru baru saja Anin beli satu minggu yang lalu. Anin jelas saja kesal lalu menanyakan kenapa ia buang, dan Yoa hanya bilang 'Itu bukan milikku, jadi aku membuangnya' sungguh rasanya Anin ingin memukul kepala Yoa tapi ia urungkan karena Anin tidak pernah diajarkan oleh orang tuanya untuk melakukan hal kekerasan seperti itu, bahkan semarah apapun ia harus bisa menahannya.

"Oh dimanaaaaa jam tanganku?!!"

Anin bahkan sempat memeriksa tempat sampah, apakah jam tangannya dibuang juga oleh Yoa. Tapi tetap saja ia tidak menemukannya disana. Padahal jam tangan itu harganya lumayan mahal, jika dirupiahkan kira-kira sekitar rp350.000, ia membelinya saat mengunjungi tempat wisata bersama Yoa 3 bulan yang lalu dan dibagian bawah jam tangan itu sudah bertuliskan namanya.

Akhinya Anin menyerah untuk mencari jam tangan itu. Ia lebih memilih untuk berangkat kekampus. "Biarlah, siapa tau nanti saat aku pulang sudah berada diatas meja riasku".

<------------------------->

Jam sudah menunjukkan pukul 17.05 ini saatnya Anin pulang. Hari ini dosennya keluar dengan cepat karena ada urusan mendadak jadi dipulangkan lebih cepat.

Ponsel Anin bergetar menandakan ada pesan yang masuk, tapi Anin tidak langsung membukanya karena ia harus membereskan buku-bukunya dan memasukkannya kedalam tas.

Saat semuanya telah masuk kedalam tas, Anin membuka ponselnya dan ternyata Yuta yang mengirimi pesan.

Saat semuanya telah masuk kedalam tas, Anin membuka ponselnya dan ternyata Yuta yang mengirimi pesan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Go in July | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now