Autumn Leaves

36 22 4
                                    

Author pov

Anin sedang duduk dibalkon kamarnya. Pagi ini dia bangun sekitar pukul 06.05 karena merasa kedinginan. Dia melihat dari atas banyak orang-orang sudah sibuk berlalu lalang dengan urusan mereka. Anin selalu duduk dibalkon akhir-akhir ini karena ia akan selalu ingin melihat daun-daun yang berjatuhan. Yup saat ini sedang musim gugur.

"Cantik"

Itulah yang ada dipikiran Anin saat melihat daun-daun berwarna kuning atau merah jatuh dari tangkainya.

Apa kalian tau Jika Anin menyukai musim gugur? Bahkan dia pernah membayangkan sedang berada di kota Seoul bersama orang yang dia cintai saat musim gugur. Anin berharap orang itulah yang benar-benar ia gambarkan didalam bayangannya.

Menurut Anin, musim gugur adalah musim yang paling cantik dari yang tercantik. Karena Anin dapat melihat banyak daun-daun yang berjatuhan, banyak juga pohon-pohon yang berwarna kuning hingga merah. Anin sangat menikmati moment tersebut. Anin berharap musim gugur ini awet dan permanent, tapi Anin bukanlah Sang Pencipta yang bisa mengatur kehidupan didunia dengan sesuka hati. Anin hanya berserah dengan apa yang terjadi dalam hidupnya, karena semua yang telah bersama kita akan tetap kembali kepada Sang Pencipta. Kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali bedoa dan berusaha.

Saat sedang bergulat dengan pikirannya, tiba-tiba Anin mengingat kejadian 7 tahun lalu ketika ia sedang menjalin asmara dengan seorang kakak kelas disekolahnya. Mantan kekasihnya dulu selalu memberikan perhatian, kata-kata yang manis bahkan perlakuan yang juga sama manisnya seperti madu. Tapi setelah hubungan mereka berjalan selama 6 bulan, semua perlakuan manis itupun hilang entah kemana. Anin merasa bahwa pacarnya itu sudah berubah, tapi mereka tetap menjalani hubungan seperti tidak ada masalah. Padahal Anin jelas merasakan perubahan pacarnya itu. Anin sungguh ingin membicarakan tentang hubungannya kepada pacarnya itu tapi setiap ia bertemu dengan pacarnya... rasanya Anin tidak bisa membicarakannya dan memilih untuk diam.

Hingga hubungan mereka jalan sampai 11 bulan. Anin memberanikan diri untuk menemui pacarnya itu tapi belum sempat ia bertemu dengan sang pacar... dijalan ia melihat ternyata pacarnya sedang duduk bedua ditaman dengan seorang wanita, cantik. Sungguh seperti disambar petir, hati Anin sangat sakit melihat pemandangan itu. Kakinya pun tak dapat melangkah untuk menemui mereka ditaman, hingga Anin memilih mundur dan berbalik pulang. Anin sungguh tidak ingin bertemu dengan laki-laki itu lagi *Sungguh. Ternyata dugaan Anin tidak salah, kekasihnya telah memiliki wanita lain dan ini saatnya bagi Anin untuk mengakhiri hubungan tersebut.

Tanpa sadar air mata Anin jatuh dari kelopak matanya. Anin kaget. Sungguh masih sesakit inikah rasanya jika diingat-ingat. Hampir 3 tahun setelah kejadian itu Anin menutup semua akun sosial medianya. Selama hampir 3 tahun itupun Anin tidak ingin berurusan dengan laki-laki. Seperti trauma tapi tidak parah. Tapi semua trauma itu hilang ketika temannya memperkenalkan salah satu boygroup asal Korea Selatan kepada Anin. Hingga akhirnya Anin mengenal laki-laki bernama Yuta dalam hidupnya.

Sibuk memikirkan tentang masa lalunya hingga lupa bahwa sudah banyak pesan masuk dalam ponselnya. Segera Anin membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Go in July | Nakamoto YutaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora