Haechan suka wanita

16 17 6
                                    

"Jadi? Bagaimana? 6 bulan lagi kamu akan segera berangkat ke New York untuk melanjutkan kuliahmu"

Dosen itu memberikan surat yang isinya tentang perpindahan pelajar. Yang dimaksud perpindahan belajar adalah, Anin dipindahkan ke New York untuk melanjutkan kuliahnya, karena Anin mengambil S1 yang berarti 4 tahun kuliah. 2 tahun kuliah Anin habiskan di Seoul dan sisanya Anin habiskan di New York.

"Berapa banyak waktu untuk berpikir yang diberikan?" Tanya Anin.

"4 bulan dari sekarang" Jawab dosen itu. "Sebenarnya ini tidak menyangkut 'iya' atau 'tidak' tapi kamu memang harus benar-benar melanjutkan kuliahmu disana dan 1 bulannya lagi itu waktu kamu untuk mempersiapkan segala hal agar saat sampai disana, tidak ada berkas yang tertinggal atau ada yang kurang" Lanjutnya sambil memberikan kertas yang didalamnya sudah terdapat pilihan universitas.

"Oh baik, terimakasih" Ucap Anin menerima kertas itu. "Kalau begitu saya permisi dulu" Lanjutnya sambil berjalan keluar dari ruangan itu.

Saat ini Anin benar-benar bingung. Ingin sekali Anin memberitahu Yuta tentang ini dan meminta saran. Tapi apakah Yuta juga akan siap jika mereka akan berpisah? Ya meski masih ada waktu untuk bisa bersama. Ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan pria sedewasa Yuta. Seseorang dengan wawasan yang luas. Jika Anin melanjutkan kuliahnya di New York maka ia harus berpisah dengan Yuta bukan? Pertanyaannya, jika mereka masih saling mencintai, apakah Yuta akan sabar untuk menunggu sampai Anin selesai dengan kuliahnya? Ya meski tinggal 2 tahun lagi.

Anin sekarang berada ditaman kampusnya. Ia sedang bingung juga akan masuk diuniversitas mana. Saat masih berusia 16 tahun, Anin sangat ingin jika ia bisa kuliah di New York. Tapi setelah itu ia malah masuk di universitas di Korea Selatan. Sebenarnya tidak ada masalah tentang itu, tapi ia ingin berkuliah di New York dan sekarang mungkin akan menjadi pilihan bagi Anin untuk melanjutkan kuliahnya di New York.

"Anin? Lagi apa?"

Seseorang tiba-tiba duduk disamping Anin membuat Anin sedikit terkejut dan menggeserkan sedikit tubuhnya agar orang itu bisa duduk.

"Ah Yoa, aku bingung, aku akan melanjutkan kuliahku di New York" Jawab Anin sambil menundukkan kepalanya.

Yoa mengambil alih kertas yang ada ditangan Anin dan pelan-pelan membaca isi dari kertas itu. Sebenarnya jika Yoa dalam posisi Anin, pasti dirinya juga bingung tapi juga bahagia.

"Kamu pasti bisa melalui semua ini, Anin" Ucap Yoa sambil mengembalikkan kertasnya. "Berarti kamu bakal berpisah sama Yuta?" Lanjutnya.

Anin bingung, ia memandang bangunan yang tepat berada didepannya. Sudah hampir 2 tahun ia belajar disini dan baru beberapa bulan yang lalu ia bertemu dengan orang yang ia cintai, meski bukan disini tempat mereka bertemu.

Anin menyenderkan tubuhnya dikursi taman kampus. Sebenarnya banyak masalah didalam kepalanya, tapi ia tau semakin lama, hidup semakin banyak juga problematikanya dan akan terus ada, seperti itulah cara semesta membentuk manusia. Bahkan banyak dari mereka yang mengeluh menjadi lebih dewasa itu menyebalkan (Termasuk Anin), sebenarnya tanpa disadari Tuhan sedang membentuknya menjadi lebih baik. Cukup dipahami, semakin keras cobaannya yang dihadapi, harusnya semakin kita yakin dan sadar bahwa cinta Tuhan kepada kita tidak instan, namun akan terus dan berkepanjangan.

Anin menaikkan kedua kakinya dan memeluk kakinya sambil menenggelamkan kepalanya. Pikirannya mulai menjelajahi dari awal pertemuan mereka dimulai. Dari mereka bertemu di supermarket, menjemput Anin dihalte kampus, pergi ke Namsan Tower dan sampai sekarang mereka masih bersama. Laki-laki dengan rambut yang agak panjang dan tubuhnya yang tinggi dapat dengan mudahnya membuat Anin tergila-gila. Apalagi dengan sifatnya yang dewasa dan penyayang. Anin benar-benar mengidamkan laki-laki seperti itu dan ternyata ia mendapatkannya meski belum seutuhnya.

Go in July | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang