Dia

23 20 10
                                    

Pagi ini Anin telah siap dengan sweater berwarna pink dan celana jeans, Anin akan berangkat ke kampus hari ini. Semalam ia telah memberitahu Yuta untuk tidak perlu lagi datang ke asramanya karena ia akan berangkat ke kampus, ia juga telah mengatakan bahwa dirinya sudah membaik. Sebenarnya Yuta masih tetap saja kekeh untuk melarang Anin berangkat ke kampus sampai ia benar-benar sembuh total. Tapi Anin mengeluarkan jurus yang belum pernah ia perlihatkan kepada Yuta, yaitu menangis. Karena Yuta sangat-sangat tidak bisa melihat orang yang ia cintai menangis, maka ia mengizinkan Anin untuk berangkat ke kampus hari ini, tapi dengan syarat 'Jika merasa tidak enak badan, pulanglah ke asrama atau memeberitahuku' dan Anin hanya meng-iyakan saja ucapan Yuta.

Hari ini Yoa akan pergi kerumah Yeam yang sekarang berada di Seoul. Yoa mengatakan bahwa ia akan menginap beberapa hari disana, karena Yoa hari ini dan besok tidak ada jadwal ke kampus. Sebenarnya Yoa juga tidak enak meninggalkan Anin di asrama dengan keadaan yang belum 100% membaik, tapi Anin menyuruh Yoa jika ingin menginap disana ya pergi saja. Lagi pula ia tidak merasa sakit lagi hanya tinggal batuk dan pileknya saja.

"Yoa, kamu mau berangkat jam berapa?" Tanya Anin lalu duduk di ruang tamu.

"Sekarang" Jawab Yoa yang keluar dari kamar dengan membawa 1 tas yang tidak terlalu besar. "Kamu mau berangkat ke kampus jam berapa?" Lanjutnya ikut duduk disamping Anin.

"Mungkin sebentar lagi"

"Menunggu Yuta?" Tanya Yoa.

"Tidak, aku tidak mau merepotkan dia. Kemarin juga Yuta sudah kesini kan? Dan memotong jadwal latihannya, jadi aku tidak mau mengganggunya" Jawab Anin sambil memainkan ponselnya.

"Oh begitu... Oh ya!! Kemarin aku mendengar ucapan kalian sedikit, bahwa Yuta dan member 127 akan konser di Jepang... Benar begitu?" Tanya Yoa.

"Iyaa"

"Ayo kita menonton!!" Ajak Yoa dengan sangat bersemangat.

"Yuta juga menyuruhku untuk menonton konsernya" Ucap Anin.

"Kamu mau kan?" Tanya Yoa. "Ah kamu pasti mau, tidak mungkin kamu tidak mau menonton kekasihmu yang sedang konser" Lanjutnya sambil menggoda Anin.

"Yha!!"

"Iyakan? Iyakan? Hahaha wajahmu memerah" Ucap Yoa sambil tertawa karena melihat wajah Anin memerah karena Yoa menggodanya.

"Sudah sana berangkat" Ucap Anin sambil menarik tangan Yoa agar Yoa cepat pergi dari asramanya. Anin tidak bisa menahan malu.

"Ih jangan menarik tanganku!! Iya iya aku berangkat sekarang ya bye bye!!" Ucap Yoa yang beranjak dari duduknya lalu menggendong tasnya dan berjalan keluar dari asrama.

Anin masih duduk diruang tamu asramanya. Tiba-tiba ia memikirkan sesuatu, ia merindukan kedua orang tuanya. Dulu saat sebelum Anin sampai di Korea Selatan, ia selalu berharap bisa kuliah di Korea Selatan untuk mendapatkan beasiswa dan semua yang dia usahakan akhirnya tak sia-sia, Tuhan mengabulkan doanya. Ia sudah hampir 2 tahun meninggalkan keluarganya demi menggapai cita-citanya. Ia berharap bahwa ia akan menjadi orang yang sukses dan bisa membanggakan kedua orang tuanya suatu hari nanti. Anin ingin sekali pulang kerumahnya tapi ia belum selesai dengan pendidikkannya dan ia sebenernya juga sedang memikirkan sesuatu 'Setelah mengambil s1 di Korea, kemana lagi aku akan mengambil s2?' Itulah yang ada dipikirannya. Disisi lain ia ingin cepat pulang kerumah, tapi disisi lain ia juga ingin mengambil s2.

Sebenarnya masih banyak yang ada dipikiran Anin. 'Apakah ia dan Yuta akan menjalani hubungan seperti ini terus kedepannya? Sampai kapan?' Anin takut jika suatu hari nanti ia dan Yuta terciduk dating oleh orang-orang. Yang lebih Anin takutkan adalah, bagaimana jika Yuta mendapat banyak kekecewaan dari fans nya? Anin pusing sekarang.

Go in July | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now