Awal

23 19 2
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 17.05 dan Mereka telah sampai di bukit bawah Namsan Tower. Anin mengajak Yuta untuk mencoba menulis surat yang diberikan gembok.

"Ayo kita coba menulis surat disana" Ajak Anin sambil menarik tangan Yuta.

"Untuk siapa?" Tanya Yuta. Pasalnya Yuta juga tidak mengerti dengan hal seperti ini tapi karena Anin mengajaknya jadi yasudah.

"Kamu menuliskan untuk orang yang kamu cintai, begitu juga aku" Ucap Anin sambil mengambil dua kertas dan memberikan satu kertas lagi kepada Yuta.

"Kamu sedang mencintai seseorang?" Tanya Yuta.

"Tentu saja" Jawab Anin. "Ayo cepat tulis sesuatu dikertas itu, lalu kita akan menguncinya disini" Lanjutnya.

Yuta hanya mengangguk. Sebenarnya ia tidak tau apa yang harus ia tulis dan ia juga masih bertanya-tanya siapa yang sedang Anin cintai? Apakah cintanya akan bertepuk sebelah tangan? Ia berharap tidak.

Yuta menuliskan beberapa kata diatas kertas berwarna kuning.

Setelah beberapa tahun lamanya... Akhirnya aku merasakan lagi perasaan itu, perasaan yang membuatku sulit untuk tidur, perasaan yang membuatku selalu ingin berada didekatmu.
Anin, aku menuliskan surat ini tanpa ada nya rencana. Semua kalimat ini adalah kalimat yang terlintas dikepalaku. Aku tidak tau siapa orang yang sedang kamu cintai tapi aku berharap itu tidak akan membuatku sakit.
Anin, selalu berada disampingku(?)

Yuta.

Itulah yang Yuta tulis dalam kertas tersebut dan menguncinya agar Anin tidak dapat melihat apa isi dari kertas itu. Sedangkan Anin sedang fokus menuliskan sesuatu disana

Aku telah lama mencintaimu bahkan saat aku belum pernah bertemu denganmu dan sekarang perasaan itu semakin tinggi saat kita bersama. Aku hanya berharap aku bisa merobohkan perbedaan diantara kita.

Anin.

Setelah menuliskan beberapa kata, Anin mengunci surat itu agar tidak ada orang yang melihatnya kecuali dirinya.

"Apa yang kamu tulis? Kenapa terlihat sangat sedikit?" Tanya Yuta sambil menerka-nerka yang Anin tulis.

"Aku hanya menulis sedikit kata tapi sangat bermakna" Ucap Anin. "Oh ya kamu ingin minum?" Lanjutnya sambil memberikan sebotol air minum kepada Yuta.

Sebelum mereka sampai di bukit Namsan Tower, Anin sempat meminta Yuta untuk berhenti minimarket untuk membeli minum dan beberapa makanan ringan.

"Minumlah, tidak ada orang disini" Ucap Anin sambil memperhatikan sekeliling untuk memastikan benar-benar tidak ada orang disana kecuali dirinya dan Yuta.

Yuta menerima botol yang Anin berika lalu menurunkan maskernya hingga dagu dan meminum minuman itu. Anin yang kagum saat melihat wajah Yuta, sangat tampan. Andai ia bisa menyentuh wajah Yuta untuk pertama kalinya, itulah yang ada dipikiran Anin.

Yuta membuang botol itu ketempat sampah saat airnya sudah habis. Yuta bisa sedikit lega karena disini tidak terlalu ramai pengunjung jadi ia bisa melepaskan maskernya meski hanya sebentar.

"Pakai lagi maskermu"

"Iyaa" Ucap Yuta sambil memakai maskernya lagi.

Padahal Anin sendiri berharap bahwa ia bisa berjalan berdampingan dengan Yuta tanpa sembunyi-sembunyi seperti ini. Mungkin seperti itulah sulitnya menjadi idol terkenal, mereka harus menjaga statusnya agar banyak fans tidak kecewa pada mereka. Tapi mereka tetaplah manusia yang pasti ingin merasakan jatuh cinta kepada seseorang. Hingga mungkin banyak pula idol yang mempunyai hubungan dengan seseorang tapi tetap mereka sembunyikan untuk menjaga hati para fans mereka.

Go in July | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now