Bayangan Yang Nyata

45 22 33
                                    

"YOAAA!!"

Teriakan itu berhasil membuat sang pemilik nama pun terlonjak kaget. Bagaimana tidak? Yoa sedang enak enak makan tapi malah dibuat kaget oleh teriakan.

"APA SIH ANIN!!"

"Kamu kenapa tidak membangunkan aku sih?!!" Ucap Anin kesal.

"Loh emanganya kamu kerja hari ini? Emang ini hari apa kok kerja? Eh... Hari sabtu ya?" Tanya Yoa.

"Iya Aku berangkat kerja hari ini!! Tapi malah bangun kesiangan" Ucap Anin sambil masuk kedalam kamar mandi.

"Kok nyalahin aku sih!! Kan kamu sendiri yang tidak bilang ke aku huh! Harusnya juga kamu menghidupkan alarm biar tidak telat" Ucap Yoa kembali menyantap makanannya.

"DIEM DEH!!" Teriak Anin dari dalam kamar mandi.

Anin bangun sekitar pukul 08.15 am.
Sedangkan ia harus berangkat bekerja untuk membuka toko pukul 09.00 am.

Ya, Anin kuliah sambil bekerja untuk menambah sedikit penghasilan. Meskipun Anin kuliah dengan beasiswa tapi ia tetap mencari penghasilan agar tidak terlalu membebani kedua orang tuanya. Anin berasal dari keluarga sedehana. Anin bekerja disalah satu toko bunga.

Sedangkan Yoa, dia tidak bekerja, karena tanpa bekerja pun kebutuhan kuliahnya terpenuhi. Yoa berasal dari keluarga Son yang kaya.

Tidak sampai 20 menit, Anin telah keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju yang sudah melekat ditubuhnya.

Anin memoles wajahnya dengan bedak tipis dan sedikit menggunakan lipgloss agar bibirnya tidak terlalu pucat.

"Yoa!!" Panggil Anin sambil memakai sepatunya.

"Wae??"

"Aku berangkat ya! Bye bye!" Ucap Anin lalu pergi keluar asrama.

Anin berlari menelusuri ramainya jalanan kota Seoul. Waktu yang Anin punya hanya tinggal 15 menit lagi, sedangkan jarak yang ditempuh dari asrama ke toko bunga sekitar 20 menit jika berjalan.

Anin tidak mau menunggu bus karena itu hanya membuang buang waktu saja. Lebih baik ia berlari saja.

Hingga sampai ditoko bunga milik seorang ibu ibu bernama Suli yang umurnya sudah lumayan tua. Anin melihat ke toko, ternyata belum buka, itu berarti ibu Suli belum datang. Syukurlah, Anin bisa bernafas lega sekarang.

<----------------------->

Jam sudah menunjukan pukul 17.05 pm. Itu berarti saat nya Anin menutup toko. Ternyata ibu Suli tidak datang ke toko, mungkin karena ia sedang sibuk dengan kebunnya.

"Yeay!! Saatnya pulang"

Anin menutup toko bunga itu dan menguncinya lalu berjalan dengan santai pulang ke asrama.

Anin berjalan menelusuri jalanan kota Seoul yang sangat ramai jika sore, karena banyak orang pulang kerumah setelah bekerja. Langit sore ini sangat cantik hingga Anin ingin memotret langit tersebut.

Anin membuka aplikasi kamera yang ada diponselnya, tapi saat ingin memotret langit tersebut tiba tiba memori ponsel Anin penuh. Anin sangat kesal hingga ingin membanting ponselnya itu tapi hal itu akan sia sia saja.

Anin terus berjalan dengan mata yang masih fokus pada ponselnya untuk mengurangi foto foto yang tidak penting hingga sampai ditikungan gedung, ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Ah jeosonghabnida" Ucap Anin sambil membungkukkan badannya. Ponselnya hampir saja jatuh jika ia tidak segera memegangnya kuat kuat.

"Hai! Kita bertemu lagi" Ucap laki laki itu sambil mengulurkan tangannya membuat Anin bingung.

Go in July | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now