Chapter 11

2.2K 229 36
                                    

_

_

_

Sudah dua hari Alan tak masuk sekolah karena ia sempat tak enak badan selain itu Alan juga ingin mencoba menjauh dari Ray meskipun itu akan sangat sulit dan sakit untuk Alan. Meskipun Alan tak masuk sekolah ia masih berangkat kerja. Kalau dia terus terusan ijin dia sama aja potong gaji. Kalau gajinya di potong untuk biaya hidup dan sekolah Alan dapat dari mana, Alan tersenyum simpul sembari melihat ke arah perutnya yang masih langsing bahkan dua roti sobek itu masih ada di sana tadi pagi.

" Yang sabar ya nak" ucap Alan lirih sembari mengelus perutnya

Kemudian Alan kembali fokus memasak dan juga seperti biasa menampakkan wajah tanpa bebannya pada semua orang. Menurut Alan itu lebih baik dari pada mempertontonkan kesedihan nya pada orang lain.

" Alan Lo di cariin tuh sama seseorang!" Ucap salah satu karyawan yang memiliki profesi yang sama dengan dirinya.

Alan menoleh." Siapa?"

" Biasah Abang ganteng "

" Abang ganteng?"

" Udah Sono Lo, biar ini gue yang ngerjainnya!!" Ucap karyawati itu.

Namanya Kinar salah satu teman Alan di tempat kerja dirinya juga sama dengan Alan sudah tidak mempunyai orang tua tapi Kinar masih beruntung dia sudah menjadi sarjana di saat kedua orang tuanya masih ada dulu dan satu saudara nya yang berada di luar kota. Berbeda dengan Alan dia harus bekerja keras sendirian tanpa orang tua dan saudara semenjak ia duduk di bangku SMP, tapi Alan tak pernah mengeluh ia selalu menyemangati dirinya untuk terus berjuang untuk menggapai cita citanya menjadi seorang dokter. Tapi Alan sadar itu hanya sebuah cita cita dan Alan sudah ikhlas lahir batin untuk mengurungkan niatnya menjadi dokter demi malaikat yang ada di perutnya sekarang.

" Permisi, ada yang bisa saya bantu?" ucap Alan kini bersikap biasa saja meskipun ia tahu kalau pria yang Kinar maksud tadi adalah Ray.

" Duduk!!" Pinta Ray seperti biasanya.

" Saya tidak punya banyak waktu untuk terus di sini, pekerjaan saya masih banyak" ucap Alan.

Ray menatap tajam ke arah Alan. " Lo kenapa?" Tanya Ray bingung.

" Udah yah Ray, gue lagi nggak mau di ganggu dan sorry kalau gue ada salah sama Lo!!" Ucap Alan kemudian ia berbalik badan hendak meninggalkan Ray. Tangan Ray menghentikan langkah Alan.

" Lo kenapa kek gini?"

" Ray lepas, di lihat banyak orang nggak enak!!"

" Lo kenapa Alan!!" Ucap Ray sedikit meninggikan nada suaranya.

Semua orang yang ada di dalam cafe seketika mengalihkan pandangannya ke kedua orang yang tengah berselisih paham di sana.

" LEPAS RAY!!, DAN JANGAN GANGGU GUE LAGI!!". Alan melepas paksa cengkraman tangan Ray.

Ia berlari keluar cafe, ia sudah muak dengan Ray. Ray masih diam mematung tak mengerti kenapa Alan seperti itu bahkan akhir akhir ini Ray merasa Alan banyak berubah.  Alan berlari sejauh mungkin agar ia tak melihat Ray lagi. Setelah hampir lima belas menit berjalan tak tentu arah akhirnya Alan memutuskan untuk duduk di bawah pohon yang ada di taman kecil. Ia duduk sembari memeluk kedua lututnya dan menunduk, air matanya sudah tak terbendung lagi. Mendengar penghianatan Ray saja itu sudah membuat dirinya seakan hancur. Di tinggal kedua orang tua, hidup sebatang kara, dan ketika ia telah menaruh hati kepada seseorang, orang itu malah menyakiti dirinya.

" Hiks....." Alan masih sesenggukan.

Matanya sudah sembab sudah setengah jam dirinya menangis di situ.

FALL IN LOVE 2 [21+] [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang