Chapter 17

1.9K 183 7
                                    

_

_


_


“ Alan Hamil anak Roy “

Semua orang menatap ke arah Roy dan Alan seakan meminta jawaban nya. Arsa terduduk lemas. Arsa memijat kepalanya pusing kenapa di keluarga nya banyak sekali. Masalah yang satu belum selesai kini sudah ada masalah lagi.

Tak hanya semua orang yang shok tapi Alan lebih tidak percaya lagi ketika mendengar Roy berbicara kalau anak yang ia kandung sekarang adalah anaknya Roy.

“ Sayang kamu nggak papa?” Tanya Natan sembari membantu Arsa untuk berdiri.

Arsa menggeleng. “ Apalagi ini Roy, kamu jangan bikin mommy tambah pusing!”

“ Apa yang Roy bilang bener mom, kalau mommy nggak percaya silahkan mommy ke dokter Faiz Sekarang dan buktiin sendiri”

“ Sudah sudah, Daddy nggak mau ada keributan lagi. Untuk masalah kamu sama Alan nanti bisa di bicarakan di rumah Daddy sama mommy sudah pusing sama kalian!!”

Keadaan kembali hening. Mereka semua duduk di kursi panjang untuk menunggu. Arsa sesekali tersenyum ke arah Alan dan Alan pun membalas senyuman Arsa.

Ceklek..

Suara pintu terbuka. Natan dan juga Arsa seketika beranjak menghampiri dokter yang menangani Arjuna.

“ Gimana dok keadaan anak saya?” Tanya Arsa khawatir.

Dokter itu hanya tersenyum.” Anak tuan Arsa tidak apa-apa. Tenang saja. Arjuna hanya mengalami cedera di bagian kepalanya. Tapi kalau bisa jangan sampai terulang lagi, takutnya akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan”

“Baik dok, saya mengerti”

“ Kalau begitu saya permisi dulu, setelah ini Arjuna akan di pindah kan”

Natan mengangguk sembari mengelus lengan atas Arsa.

Setelah dokter itu keluar beberapa perawat keluar dengan mendorong hospital bed dan Arjun tengah terbaring lemah di atas ranjang. Semua orang mengikuti Arjuna ke kamar rawat inap dengan fasilitas VVIP. Karena Arjuna harus di rawat di rumah untuk memulihkan keadaannya.

“ Daddy sama mommy pulang dulu. Kalian semua jaga Arjuna jangan biarin Ray masuk ke sini, mengerti!”

“ Mengerti” ucap semua Yang ada di sana.

“ Mommy pulang dulu ya Roy, Rey, dan Alan jaga diri baik baik”

Alan mengangguk. Setelah menerima jawaban kedua pasangan itu keluar dari kamar Arjuna. Seketika semua yang ada di dalam kembali menatap ke arah Roy seakan meminta jawaban kepastian.

“ Roy bisa jelasin ke kita semua?” Tanya Jansen.

Alan yang duduk di sebelah ranjang Arjuna menoleh ke mereka semua.

“ Sumpah beneran si Alan bunting anak Lo?” Tanya Bumi.

“ Alan Lo bisa ke sini?, Gue sebagai sahabat Lo minta penjelasan tentang hal ini!!” Ucap Renald dan Alan mendekat ke arah mereka.

Renaldi membuka tempat duduk untuk Alan. Renaldi menepuk tempat duduk di sampingnya.

“ Jelasin ke kita semua”

Brandon sedikit tak tertarik. Ia memilih untuk pergi mendekat ke Arjuna yang tengah berbaring, ia memegang tangan Arjuna dan terus bertanya kepada Arjuna, meskipun ia tahu ia tak akan mendapatkan jawaban.

“ Mau gue jelas apa lagi?”

“ Soal Alan dan Lo lah” ucap Bumi.

“ Maksud kita gimana Lo berdua bisa begituan, kan waktu itu si Alan bukannya Deket Ama Ray”

“Lah terus?, Masalah nya dimana?” Tanya Roy.

“ Ah... sudahlah kak Roy, Rey bingung Ama kalian berdua. Ray hamilin si Nikita sekarang Alan sedang hamil anak Lo. Dahlah Rey pusing!” Rey beranjak pergi keluar.

Pikirannya kacau. Kenapa bisa kedua saudaranya berbuat seperti itu. Rey berfikir sepertinya hanya dirinya yang tak berminat dalam hal begituan dalam percintaan. Bukan tak minat tapi Rey masih bisa memposisikan dirinya, ia ingin melakukan setelah ia menikah nanti.

“ Udahlah Lo semua jangan bahas, lagian udah jelas tinggal Nerima apa susahnya si Lo semua!?” Tegas Roy.

Jangan tanya Alan, ia hanya bisa diam mendengarkan semua perkataan Roy. Inilah kenapa dirinya tak mau mengatakan sejujurnya.  Tadinya Arjuna yang terus ingin bertanggung jawab atas kesalahan Ray kini Roy ikut ikutan.

“ Lan Lo kenapa nggak cerita sama gue?” Tanya Renald.

“ Renald udah, jangan tanya Mulu. Gue usir nih?!” Ucap Roy.

Roy sangat tau keadaan Alan kini tengah terpojok dengan semua pertanyaan yang mereka semua lontarkan, bahkan Alan hendak menjawabnya pun harus berfikir dulu. Roy melakukan itu semua bukan tanpa sebab, ia ingin keponakan nya itu lahir dengan seorang ayah dan Roy tau di masa masa kehamilan Alan akan sangat butuh seorang pendamping. Meskipun nanti anak itu lahir pasti bakal mirip dirinya karena pada dasarnya mereka bertiga sangat mirip toh tak ada yang Roy khawatirkan. Untuk masalah hati saat ini Roy juga masih belum ada. Ia hanya ingin meringankan beban Alan, kalau suatu saat ia mencintai Alan itu masih urusan nanti.

“ Est.....aw...” Ucap seseorang yang berbaring di atas ranjang.

“ Kamu jangan gerak dulu Jun!” Ucap Brandon.

Arjun mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Arjuna tersenyum ketika ia melihat Alan, Arjun bersyukur ketika ia melihat Alan tak apa apa.

“ Gimana keadaan kamu Jun, masih sakit?” Tanya Alan cemas.

Arjuna tersenyum sembari menggeleng.

“ Jun maafin kak Alan ya, karena kak Alan kamu jadi seperti ini. Lain kali jangan gitu lagi. Kak Alan mohon”

“ Arjuna bakal lakuin apapun karena kak Alan tau sendiri sebabnya”

“ Nggak ada yang kek gitu lagi. Sekarang kak Alan yang bakal jaga Alan!!” Tegas Roy.

“ Maksudnya kak Roy?”

“ Sudah sudah. Biarkan my Arjuna istirahat dulu. Kalian semua pulang sana!!” Ketus Brandon

“ Apa hak anda ngusir kami tuan Brandon?” Geram Renald.

“ Ya- kan gue calon doi nya”

“Ye...masih calon aje belagu. Gue nggak yakin kalau Arjun bakal Nerima Lo!!” Ucap Bumi dengan nada mengejek.

“ Inget bro...usaha itu nggak bakal menghianati hasil!”

“ Iye dah serah Lo!!” Ucap Jansen. “ Jun cepet sembuh, ntar kalau sembuh kakak ajak ke puncak deh kita senang senang di sana sehabis liburan sekolah gimana?”

“ Iya kak, Arjuna bakal sembuh cepet. Awas aja kalau bohong!”

“ Kapan kak Jansen pernah bohong ke kamu?”

Arjuna tersenyum.

“ Jun, kak Roy pulang dulu ya. Mau ngater Alan pulang” pamit Roy.

“ Iya, jaga kak Alan baik baik. Awas aja kalau sampe lecet!!”

“ Gue balik dulu!”

“ Kak Alan nanti bakal ke sini lagi. Oke”

“ Siapp kak”

Roy keluar dengan menggandeng tangan Alan. Mereka berdua hanya diam bahkan di perjalanan pun mereka hanya diam tak ada yang membuka percakapan. Roy sesekali melirik ke arah Alan yang tengah melihat ke jalanan.

“ Kamu keberatan soal tadi?” Tanya Roy

Alan masih diam tak menjawab.

“ Gue ngelakuin itu bukan tanpa sebab. Gue ingin ponakan gue itu pas lahir punya ayah, dan buat Lo, gue tau orang hamil itu pasti butuh pendamping karena pasti ada fase di mana Lo butuh itu!” Ucap Roy.

Alan menoleh ke Roy.

“ Gue masih kuat sendiri Roy. Kalau Lo cuman mau anak ini bahagia dan lahir punya ayah. Gue masih sanggup jadi ibu sekaligus ayah. Karena gue juga masih cowok sama kek Lo meskipun gue punya rahim. Lo nggak perlu kasihan ke gue ataupun anak ini”

Seketika Roy mengerem mobil nya mendadak. Roy menatap ke arah Alan.

“ Lo tau kan wajah gue mirip banget sama Ray. Kalaupun nanti anak ini lahir pasti nggak jauh beda sama gue karena Lo tau gue kembar”

“ Tapi kenapa harus Lo dan Arjun sih Roy yang tanggung jawab. Lo sama Arjun itu nggak salah kenapa harus kalian berdua?” Air mata Alan kini sudah membanjiri pipinya.” Hiks...gue bisa sendiri Roy, gue itu kuat. Seandainya aja gue dulu nolak ajakan Ray pasti nggak bakal kek gini....hiks..”

Tak ada angin tak ada hujan Roy langsung memeluk Alan. Alan menangis di pelukan Roy.

“ Udah, Jan nangis. Inget kalau Lo sedih terus bakal ngaruh sama baby nya”

Roy melepas pelukannya. Mengusap air mata Alan dengan ibu jarinya. Ia tersenyum.

“ Udah jangan nangis. Lo belum makan kan?”

Alan tak menjawabnya tapi ia hanya mengangguk. Perutnya kosong ia tadi siang tak jadi makan karena ulah Ray mau tak mau dirinya harus menahan lapar.

Roy menghela nafasnya.” Kenapa nggak bilang dari tadi waktu di rumah sakit. Kasihan baby nya kalau kamu nggak makan”

“ Ya Lo tau sendiri tadi keadaan nya Ray- eh...sorry Roy”

Roy menggeleng.” Masih kepikiran sama Ray?”

“Sorry Roy, kan wajah kalian mirip, sorry Roy”

“ Hemmm, kalau gitu kita mampir ke resto yang ada di depan”

“ Roy, gue makan di tempat kerja aja. Gue udah mau telat ini”

“ Nggak usah kerja dulu. Nanti gue yang bilang ke om Romi”

“ Gue udah banyak ijin Roy”

“ Kalau gitu kamu resign. Kamu nggak usah kerja untuk urusan kamu nanti biar aku yang urus”

“ Nggak bisa gitu roy. Lagian gue masih bisa kerja gue masih sanggup kerja nanti gue bakal minta cuti di kehamilan di bulan ke lima”

“ Emangnya udah umur berapa?” Tanya Roy.

“ Baru satu bulan lebih seminggu Roy”

“ Berarti udah sebulan yang lalu. Kenapa baru bilang sekrang sih Lan?”

“ Masih di tanya lagi. Kalau nggak mau jalan aku turun nih?!”

“ Iya iya, ah..dasar ibu ibu hamil baperan”

“ Roy gue masih Lakik. Ngeselin juga Lo ternyata”

“ Iya iya ah...jalan nih” setelah perdebatan panjang itu akhirnya Roy menjalankan mobilnya kembali.

Di perjalanan menuju ke resto Roy terus tersenyum. Baru kali ini ia melihat manusia seperti Alan. Dia selalu merasa tak enak kepada orang lain di saat dirinya membutuhkan. Dia selalu bernaung sendiri, dia manusia paling tegar yang Roy pernah jumpai meskipun Roy tahu di luar sana masih ada orang orang kuat dan tegar seperti Alan.

~

~

~

Keluarga Ray kini seakan akan memusuhi dirinya. Tatapan Daddy sama mommy nya pun sama. Lagi lagi Ray menyesal karena dirinya telah memukul adiknya sendiri. Ia ingin menemui Arjuna untuk meminta maaf tapi Daddy nya tak mengijinkan nya bahkan di ruangan Arjuna selalu ada mereka yang menjaga dan melarang dirinya masuk.

Hari ini ray harus mengantar Nikita untuk pergi cek ke dokter kandungan. Nikita sangat gembira tapi itu hanya berlaku untuk Nikita, wajah Ray sudah masam dan malas dengan wanita yang ada di depannya sekarang.

Ray dan juga Nikita di persilahkan masuk oleh dokter Faiz. Yah Ray membawa manusia menjijikan itu ke dokter keluarga nya. Karena bagi Ray tak harus membuang uang lagi karena dokter Faiz setiap bulannya di gaji oleh keluarga nya.

“ Gimana dengan baby saya dok?” Tanya Nikita girang.

“ Baik dan sehat” ucap dokter Faiz sesekali bingung karena setahu dokter Faiz yang hamil anak Ray itu Alan bukan wanita yang ada di depannya ini.

“ Kenapa dok?” Tanya Nikita setelah melihat dokter Faiz melamun.

“ Ah...tidak. yasudah mari ikut saya. Saya akan beri resep vitamin untuk anda

Setelah menulis resep obat dan vitamin dokter memberi saran agar Nikita memakan makanan yang sehat dan bergizi. Nikita hanya mengiyakan dan Ray hanya diam dan ia memilih untuk cepat cepat keluar.

Ray menunggu Nikita di dalam mobil. Ray memukul setirnya emosi.

“ Lu goblok Ray, kenapa Lo bisa nafsu sama perempuan itu anjing....liat Lo sekarang seakan akan Lo di buang sama keluarga Lo sendiri!!”

Ray melajukan mobilnya keluar dari rumah sakit. Ia akan kembali ke rumah, hanya rumah tujuannya meksipun ia sekarang seperti orang asing tapi setidaknya ia bisa meredam emosi nya di dalam kamar dengan tidur.

Tiga puluh menit Ray sudah sampai di rumah. Begitu sampai di depan pintu Ray mendengar samar samar orang berbicara di ruang tamu.

“ Roy bakal secepatnya nikahin Alan dad”

Deg

Entah kenapa hari Ray seakan Teriris. Sakit sekali mendengar kalimat itu. Kenapa Alan harus menikah dengan Roy padahal dirinya masih mencintainya. Jujur saja karena Adrial di bisa mengenal cinta tapi kenapa di saat dia sudah jatuh cinta ada saja masalahnya ya walaupun dia tahu masalah itu karena dirinya.

“ Kalau itu mau kamu, Daddy sama mommy cuman bisa dukung kalian berdua”

“ Apa Alan nya mau? Kenapa kalian tidak bertunangan saja dulu?” Tanya Arsa

“ Tidak usah mom, Roy yakin Alan pasti mau. Nanti Roy bakal bicara dengan Alan”

“ Hah...Daddy serahkan semua sama kamu. Kalau kalian jadi menikah mau di mana? Nggak mungkin kan kalau disini?” Tanya  Natan

“ Roy nggak mau yang mewah-mewah dad, cukup keluarga sama saudara saja lagian Roy nggak yakin kalau Alan mau mengelar pesta yang besar”

“ Anak itu memang beda dari yang lain. Kalau di lihat lihat anak itu mirip sama mommy kamu. Tapi bedanya Alan nggak jutek dan kasar kek mommy dulu” ejek Natan.

Plak

“ Enak aja. Orang kamu duluan yang mulai. Ngaca dikit pak tua. Lo yang sok dingin di kelas dulu”

“ -tap-“

“-Ray pulang”  Ray muncul dari balik pintu

“ Sudah di periksa wanitamu itu?” Tanya Natan.

“ Sudah dad”

“ Baguslah”

Ray menatap Roy seakan dirinya meminta jawabannya. Roy tahu kalau adiknya itu sudah mendengar semua percakapan nya dengan daddynya.

“ Sini Ray!” Panggil Roy

Ray yang di panggil langsung duduk di sebelah Roy. Saudaranya yang satu ini memang lebih paham dengan dirinya.

“ Kamu kapan akan melangsungkan pernikahan dengan Nikita?” Tanya Roy.

“ Kalau kak roy mau duluan silahkan. Ray masih belum minat dan tak minat sekalipun menikah dengan dia”

“ Kalau kamu tak minat kamu tak akan menjamah tubuhnya, cih dasar”

“ Sayang udah, kasihan Ray. Kamu terus marahin dia terus”

“ Salah aku apa sih sayang, sampe punya anak kek dia. Aku sudah kasih semuanya buat anak anak kenapa mereka. Kasih sayang, fasilitas, kamu tau sendiri dulu aku memang nakal waktu SE usia Meraka, pernah nggak naik kelas its oke tapi aku masih tau diri. Nggak pernah main cewe meskipun mereka terus mendekat jangankan main waktu nikah sama kamu aja masih bisa jaga perasaan nggak Deket Deket dia. Kenapa punya anak kek dia yang bisa buat malu saja!” Natan memijat pelipisnya sungguh seperti ia membuat dosa.

Ray masih diam. Ia hanya bisa menunduk apa yang di katakan daddy nya memang benar dirinya hanya bisa membuat malu saja.

“ Sayang udah, udah”

“ Kapan kamu akan nikah?, Kalau kamu memang tak mau duluan biar kakak kamu yang duluan. Karena Daddy lebih Sudi punya mantu seperti Alan dari pada wanitamu itu!!” Sarkas Natan

“ Terserah Daddy saja, Ray ikut semua kata Daddy”

“ Oke, Roy kamu akan lebih dulu”

“ Baik dad, Roy akan bicara secepatnya dengan Alan kalau begitu” ucap Roy sembari melirik ke arah adiknya.

Ray nampak tak senang tapi ia berusaha untuk menutupinya tapi mata itu tak bisa berbohong Roy tau kalau adiknya ini tidak rela jika Alan bersama nya tapi mau gimana lagi. Roy melirik ke bawah tangan Ray sudah mengepal sangat keras, semua otot otot di tangannya pun sudah terlihat ketika dirinya menahan amarahnya.

Semua sudah terlambat bagi Ray, coba saja dirinya tak bodoh pasti tak akan seperti ini. Memang benar kan kalau penyesalan itu tidak kan datang di depan pasti semua datangnya belakangan. Sama seperti apa yang Ray rasakan sekarang.


-TBC-



FALL IN LOVE 2 [21+] [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang