BAB 2 : DUNIA SANGAT LUCU YA!

1.3K 100 0
                                    

Kami saling bertatapan, dia tak sama sekali mengeluarkan kata-kata nya lagi setelah aku mengeluarkan semua emosi ku pada Pria ini.

Beberapa detik kedepan, Polisi dan Ambulan datang secara bersamaan membuat semua orang menyingkir. Mereka terlambat, Ayahku sudah tidak tertolong. Para Agency dari Rumah Sakit tetap membawa mayat Ayahku pergi, aku masuk kedalam mobil Ambulan dengan perasaan penuh campur aduk.

Aku tidak tau bagaimana nasib Pria tadi, aku berharap dia di hukum mati nanti. Aku ingin keadilan sekarang.

Sampainya dirumah sakit, aku hanya bisa menunggu. Mungkin nanti malam Ayah akan di kuburkan. Lalu, bagaimana dengan Ibu dirumah? aku belum mengabarinya daritadi. Pikiran ku kini penuh dengan Ayah.

Baru saja aku hendak menelpon Ibu, handphone ku bergetar menandakan ada yang menelepon ku. Ternyata, Ibu tengah menelepon ku sekarang. Segera, aku mengangkat telepon itu. Pasti dia khawatir dan bertanya-tanya, aku belum siap untuk menjawab nya.

Perkiraan ku salah.

"Halo? Ini neng Dewi kan?"

"Eh, Bu Idah! Dimana Ibu? Kenapa handphone Ibu ada di Bu Idah?"

"Eee .. gini neng, sebelumnya saya minta maaf. Kamu yang sabar yaa .. mungkin hari ini adalah hari yang tidak beruntung bagimu. Tapi, Ibu Idah yakin kalau kedepannya kamu pasti sukses. Yang sabar yaa neng .. jadi anak yang baik-baik."

"Ah, ahaha. Maksud Ibu apa ya? Dewi ga paham. Dewi kan tanya, dimana Ibuk?"

"Maaf Dewi, Ibuk kamu meninggal saat mendengar kabar Ayahmu."

Syok, sedih, emosi bercampur menjadi satu dalam diriku. Sampai-sampai, aku tidak bisa berkata-kata lagi, aku hanya bisa menutup mulutku sembari menggeleng tak menyangka apa yang telah terjadi pada hari ini. Aku tidak percaya ini, aku belum siap menerima semua ini. Kenapa Tuhan langsung mengambil semuanya?

Kata Bu Idah, mayat Ibu akan di makamkan malam ini bersamaan dengan mayat Ayah. Aku hanya berkata 'Iya' dan telepon pun mati karna sinyal buruk. Semua orang yang ada di ruangan ini sempat melirik kearah ku, bagaimana tidak? aku menangis sampai memukuli dadaku kencang!, aku menangis sampai membungkuk, air mataku tidak dapat berhenti keluar.

Menangis, menangis, menangis dan menangis! Itu yang ku lakukan hari ini. HARI YANG SANGAT SIAL!! Aku .. aku benar-benar lelah dengan dunia. Begitu banyak permainan lucu disini, sangat lucu dan seru ya? sampai-sampai Lo pengen mati dan balik ke Tuhan.

Ini adalah posisi ku sekarang.

........

Terakhir yang aku lihat adalah diriku. Diriku yang terpajang di kaca, yang katanya aku cantik, yang katanya aku adalah seorang bidadari bumi. Tapi sekarang, kecantikan ku luntur karna satu kesedihan yang sangat-sangat dalam.

Aku kehilangan kedua orangtua ku dalam waktu dan hari yang sama. Jujur Tuhan, aku belum siap kehilangan mereka berdua. Hanya Ayah dan Ibu yang aku miliki di dunia ini, tetapi, mereka sudah tidak ada disini untuk menemani ku. Lalu sekarang, aku dengan siapa? atau, aku .. mati aja ya? aku sudah tidak ada tujuan hidup lagi kali ini.

Aku benar-benar ingin tidur, tidur selama-lamanya. Aku ingin berada di samping Ayah dan Ibuku yang selalu ada saat aku jatuh. Yang selalu ada saat aku sedih, yang selalu ada saat aku gembira. Aku ingin mereka berdua kembali. Bener-bener gabisa kembali ya?

Kedua mataku terbuka perlahan, aku melihat langit-langit rumah yang sangat asing bagiku. Mataku melirik kesana kemari, aku tidak mengenali tempat ini sama sekali. Dimana aku?

"Syukurlah, kamu sudah bangun. Saya menunggu mu lama disini." ucap seseorang yang tengah duduk di samping aku berbaring.

Aku mencoba untuk menoleh kearahnya, tapi tidak bisa. Kepalaku sangat berat dan sakit jika di gerakkan, tubuhku tidak ada tenaga sama sekali. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

Aku hanya bisa melirik. Kemarin, aku melihat wajah nya. Dan sekarang, aku melihat wajahnya lagi. Pria ini datang di hadapanku lagi. Dia yang sudah membuat kedua orang tuaku mati!

"Dimana? Kenapa ada Lo disini?" tanyaku perlahan, entah kenapa bibirku bergetar ketakutan saat melihat nya. Pria ini seperti seorang pembunuh di mataku.

"Hei, tenang .. ma-maafkan saya." lirih Pria itu hendak memegang kepalaku, refleks aku langsung menyingkir dan berteriak.

"NGGA! GUE NGGA AKAN MAAFIN LO! DASAR BAJINGAN! KENAPA GUE KETEMU LAGI MA LO BAJINGANNNN!!!!!"

"Shtt, tenang .. saya membawa mu kesini karna saya hanya ingin baikan sama kamu. Maafkan saya soal kejadian kemarin."

"Kemarin?" aku terbengong seketika, lalu, kenapa aku tiba-tiba ada disini?

"Iya kemarin, kemarin kamu sempat pingsan saat dirumah sakit. Kamu terlalu banyak pikiran hingga pingsan, kebetulan saya disitu untuk mencarimu. Lalu, kamu saya bawa pulang kemari." jelas Pria itu, aku terdiam berusaha mengingat. Namun yang aku dapat malah sakit di bagian kepalaku.

"Akh!" ricauku sembari memegangi kepalaku. Aku dapat duduk saat ini.

"Kamu jangan terlalu banyak pikiran, soal kemarin, semua sudah saya urus termasuk kedua jasad orangtua mu. Dan sekarang, saya perlu bicara baik-baik dengan mu. Ini serius."

"AARGHH.... !!! LO BIKIN GUE SEBEL TAU NGGA! KENAPA LO NGGA DI PENJARA?!! KENAPA HAH?!!!! LO GAMAU KEADILAN KAH??? ATAU, JANGAN-JANGAN KARNA LO ORANG TERHORMAT DI KOTA INI, JADI LO NGGA DI PENJARAIN! IYAAA?!!"

"Biarkan saya jelaskan tentang ini padamu. Tenanglah .."

"CK! BACOT!! LO BANYAK BACOT!! GUE INGIN KEADILAN!!!!! AAAAAHH .... !!!SEMUA MANUSIA DISINI PADA BRENGSEK!!! LO JUGA BRENGSEK DASAR BAJINGAN!! BRENGSEK!!!!" teriak ku sekencang-kencang nya. Aku ingin meluapkan semua emosi ku pada orang ini.

"Teriak lah, sampai kamu puas. Saya akan menunggumu hingga kamu diam di tempat." kata Arhan menatap ku serius.

°=°

°=°

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERDove le storie prendono vita. Scoprilo ora