BAB 11 : SARAPAN PAGI

890 66 0
                                    

PAGI - 06.00

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, dia masih saja tidur. Padahal, aku sudah berusaha membuat suara berisik dari dapur. Tetapi, tidak ada responan satu pun dari Arhan. Dia tetap tertidur seperti tidak ada gangguan apapun.

Kebetulan sekali aku selesai memasak di pukul 06.00 pagi. Aku memutuskan untuk memasak sendiri karna, pastinya Arhan lelah bukan? dia nanti akan bekerja hingga waktu sore tiba. Selepas memasak dan menghidangkan sarapan pagi untuk calon suami. Aku memutuskan untuk membangunkan Arhan dari mimpi indah nya itu.

"Arhan .., hei, udah siang loh. Ngga kerja?" tukas ku dengan suara rendah, tangan ku sibuk mengoyak-ngoyak paha Arhan agar dia cepat terbangun.

Dia hanya merespon dengan muletan dan kembali tidur santai. "Astaga Arhan. Bangun ayo, udah siang ini. Ntar telat loh kamu." keluh ku lanjut berkata lagi.

"Emmh ... males." lontar Arhan mulet lagi, aku tidak tau dia sedang mengigau atau tidak. Tetapi sekarang, aku mulai greget dengan Arhan yang tak bangun-bangun daritadi.

"ARRGGHHH .... !!! ARHAAAAANNNN!!! KALO AKU BILANG BANGUN YAAA BANGUNNNN!!!" teriak ku berdiri di hadapan nya.

"Ah ... maaf sayang ... Saya masih ngantuk .." lirih Arhan langsung bangun duduk di sofa, dia sedang mengucek-ngucek kedua matanya sama seperti yang aku lakukan tadi.

Aku duduk di samping Arhan dan berkata. "Hnghh ... semalem kamu tidur jam berapa si? Jangan malem-malem napa! Kamu bangun jadi kesiangan kan .." omel ku memberitahu.

Arha mengangguk lalu dia menoleh dan menatap wajah ku. "Maaf ... maafin saya sayang .." lirih nya dengan tatapan sayu.

Sejenak aku menatap nya. "Ck! Ah! Apaan si manggil sayang-sayangan! Alay tau! Udah deh, buruan sarapan trus mandi!" suruh ku sedikit tegas.

Setelah ucapan ku berakhir, aku mendengar Arhan yang tengah menghembuskan nafas panjang-nya. Kemudian, dia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk memulai sarapan pagi. Dari sini, aku mulai merasa bersalah kepada Arhan.

Pasti aku terlalu kasar dalam berucap.

........

"Zora? Kenapa kamu tidak memakan sarapan mu? Ntar dingin Zora." ucap Arhan meletakkan bekas piring kotor ke cucian piring, yang baru saja ia gunakan untuk sarapan.

Aku menoleh saat sedang mencuci alat-alat masak yang sudah ku pakai untuk memasak tadi. Aku juga agak sedikit terkejut karna Arhan benar-benar tidak memanggil ku dengan sebutan 'Sayang' lagi. Kali ini, dia dengan jelas memanggil nama panggilan ku.

Mungkin karna perkataan ku tadi yang kelewatan. Jujur, di panggil nama panggilan dengan sebutan 'Sayang' itu adalah makna yang sangat berbeda. Benar kan betina?

"Ah, itu. Nanti aku akan memakannya." jawab ku.

"Kenapa tidak sarapan bersama saya tadi?" tanya Arhan lanjut. Kemudian aku menjawab. "Ini, aku sedang membereskan peralatan masak nya. Trus aku cuci." jelasku.

"Urus itu paling terakhir, sarapan pagi dengan saya di utamakan. Oke? Cepatlah di makan, jangan sampai kamu tidak sarapan."

"Iya .." respon ku.

"Arhan, bagaimana masakan ku? Apakah rasanya enak? Aku akan belajar memasak lebih giat lagi, karna aku akan menjadi seorang istri mu nanti. Jika aku tidak memiliki skill memasak yang bagus .. mungkin kamu tidak akan menyukai masakan ku." ucapku meminta rate masakan kepada Arhan.

"Kamu tidak perlu belajar memasak Zora, masakan mu sudah terlalu enak bagi saya. Saya sangat menyukai nya." puji Arhan tersenyum tipis, kedua mataku berbinar-binar bertanda aku suka dengan responan Arhan.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ