BAB 29 : DEMAM

882 52 2
                                    

FLASHBACK ON!

"Hayo, ntar Lo di amok istri Lo." Faisal

"Bantu cariin jangan buat gue jantungan." suruh Arhan.

"Lagian Lo tadi ngapain si sampe bisa lepas gitu." Ibra

"Gatau tu Kapten." Bram

"Gue nanya ke Kapten malah Lo yang jawab, dodol Lo!" Ibra

"Kapten lagi fokus jadi gue yang jawab ehhe." Bram

"Jiwa-jiwa binal Bram keluar." Putra

"Duh, kemana ya? tu cincin .." lirih Arhan risau menghembuskan nafas nya di bagian akhir kalimat.

"Siap-siap tidur diluar rumah, awoakwok." tawa Putra di ikuti oleh teman lainnya.

Arhan mengambek. "Candaan kalian ngga lucu."

FLASHBACK OFF!

"Hnghh ... kira-kira seperti itu sayang. Mas harap kamu tidak marah. Tapi untung lah, cincin nya ketemu." pungkas Mas Arhan memperlihatkan cincin yang terpasang cantik di jari manisnya.

"Hahaha cerita yang menarik, aku memaafkan Mas kali ini."

"Hm, Mas tau cincin ini adalah cincin pernikahan pilihan mu. Mas akan berhati-hati mulai sekarang."

"Pakai terus cincin nya." pintaku memegang punggung tangan suamiku, kami bertatapan menukar senyuman tipis kami.

"Pasti sayang .."

"Seperti nya kamu harus tidur di luar malam ini."

"Kenapa?" tanya langsung Mas Arhan. Aku sedikit tertawa karna ekspresi nya berubah drastis menjadi panik. "Aku sedang demam Mas, aku tidak mau suamiku tertular .. dua hari lagi kamu tanding Basket kan?"

"Mas akan tetap tidur sekamar dengan mu. Mas tidak mau pisah dengan mu Sayang, Mas akan tidur di ranjang bawah nanti."

"Sudah makan malam? Kamu harus makan lebih banyak lagi lalu minum obat dan tidur."

"Sudah Mas." jawab ku. Mas Arhan tengah menempelkan ku sebuah obat penurun demam pada dahi.

"Gadis pintar, tidur lah sekarang. Mas mau mandi sebentar."

"Tunggu Mas." cegat ku, langkah kaki Mas Arhan berhenti seketika.

"Apa sayang?" sahut nya menoleh. "Seperti yang Mas janjikan, dimana coklat ku?" tukas ku menagih.

"Coklat mu Mas simpan di lemari Es, kamu dapat mengambil nya besok. Malam ini kamu harus benar-benar tidur beristirahat." kata Mas Arhan, pasti ucapan nya tidak bisa di ganti! Padahal aku sangat ingin sekali coklat.

"Baiklah .." lirih ku penuh lesu. Aku kembali berbaring di ranjang dan mencoba untuk tidur tanpa puk-puk dari Mas Arhan.

10 menit kemudian ...

Arhan keluar dari kamar mandi dengan aura-aura tampan dan wangi nya yang menyebar kekaguman seorang Pria dewasa. Arhan keluar dengan lilitan handuk yang mengitari pinggul hingga bawah pahanya.

Kedua mata Arhan mengarah pada Zora yang tengah sudah tertidur pulas. Arhan juga sedikit heran karna Zora dapat tertidur tanpa puk-puk an tangan milik nya.

"Tumben .."

Arhan berjalan mendekat kearah ranjang, dia mengganjal telapak tangan kiri nya pada permukaan ranjang. Dan satu nya lagi sedang mengelus-elus leher mulus milik Zora yang tentu membuat Arhan menelan ludah nya kasar.

"(Masih demam, tapi syukurlah dia sudah tidak meriang seperti tadi. Mas benar-benar khawatir padamu sayang ..)"

Cup.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang