BAB 19 : RUMAH MERTUA

723 56 0
                                    

RUMAH CALON MERTUA -

"Assalamualaikum, Ma?" Arhan masuk kedalam, dia daritadi tengah menggandeng tangan ku dan sama sekali tidak melepasnya. Tentang itu, aku tidak bilang kepada Arhan.

Aku melihat sekitar rumah, tidak ada orang ataupun sandal didepan. Sepertinya, tamu tersebut belum datang kemari.

Ceklek-

"Waalaikumussalam, maaf lama Han. Eh, kamu bawa Zora toh." kejut Mama saat melihat ku.

"Han? Kamu ngga bilang ke Mama kalo aku ikut kesini?" tanya ku sinis.

"Ini kejutan untuk Mama, Arhan memang ngga ngasi tau Mama. Arhan juga mau ngomong sesuatu ke Mama."

"Aku juga mau ngomong sama Mama kamu." ucap ku tersenyum tipis.

"Oh, ya .. masuk-masuk .. silahkan." ucap Mama mempersilahkan.

Lalu kami bertiga duduk di ruang tamu. "Mau ngomong apa Han?" tanya Mama tanpa basa basi terlebih dahulu.

"Besok Arhan sama Zora menikah. Persiapkan diri Mama dan Papa, Arhan sudah persiapkan semua acaranya."

"Cepet banget, ngga kamu undur dulu gitu?" pungkas Mama Arhan membuat ku semakin terheran-heran.

"Kenapa nunggu lama-lama? Arhan pengen cepet sah sama dia." ucap Arhan membuat ku tersipu.

"Tapi, maksut omongan Mama di telpon tadi apa ya? Maaf, ga sengaja Zora matiin Ma. Sinyal di Desa jelek." ucap ku dengan alasan.

"Emang tadi Mama nelpon?" tanya Arhan menoleh.

"Iya, kamu aku bangunin ngga bangun-bangun, yauda aku yang angkat telpon nya. Trs Mama bilang kalo ada temen SMA mu yang mau datang kesini, anaknya cantik. Mama bilang gin-"

"Zora, Mama salah ngomong. Itu, Mama lupa kalau sudah ada kamu." sela Mama membuat ku menatap sinis.

"Lupa? Maksutnya? Sudah jelas Mama sama Papa sendiri kan yang jodohin Zora sama Arhan?" tanyaku heran.

"Mama pikir, Arhan bosen sama kamu Zora. Yauda, Mama cariin perempuan lain buat Arhan."

"Hah? maaf Ma, hentikan ini."

Aku terdiam bisu saat mendengar ucapan dari mulut Mama. Apa benar Arhan bosen sama aku? Apa jangan-jangan, dia benar-benar terpaksa nikahin aku?

Arhan menghentikan topik ini, dia membawa ku kedalam kamar dimana aku pingsan tertidur disini saat itu. Arhan menyuruh ku untuk duduk tenang di pinggir ranjang, sedangkan aku .. air mataku sudah mengalir deras. Aku hingga menangis tersedu-sedu susah untuk bernafas.

"Han? Apa itu benar? Kata Mama, kamu bosen sama aku ya?"

"Tidak Zora. Saya tidak ada rasa bosen nya sama kamu. Jangan percaya dengan omongan Mama saya, itu hanya pikiran Mama saya yang mungkin melintas." kata Arhan berusaha menenangkan ku.

"Kayanya Mama ngga suka sama Zora, kalo Mama ngga suka sama Zora hiks, Kalo pernikahan kita batal gimana? hiks." ucap ku menangis semakin menjadi-jadi.

"Shht, kamu ngomng apa hm? ngga, ngga, ngga. Saya ngga bakal cari perempuan lain Zora, saya sudah menemukan perempuan yang tepat. Sekarang, dia lagi nangis." kata Arhan membuat tangisan ku berhenti seketika. Lalu ada suara bel rumah yang berbunyi kencang ..

TING TONG!

"Arhan ... ! Temen kamu Dateng! Cepet turun!" panggil Mama dari lantai bawah.

"Zora tunggu sebentar, saya akan mengurus ini. Tunggu disini sebentar, oke?"

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERWhere stories live. Discover now