BAB 18 : BUKU AYAH

678 61 1
                                    

"Ah! ini!" ucap ku senang saat menemukan buku itu. Aku langsung mengambil buku itu di sela-sela buku milik Ayah yang lain.

Seperti biasa, sangat berdebu. Dan benar saja, di bagian sampul depan buku .. ada tertulis jelas namaku disana. Putriku, Zora - Zora Dewi - Seorang Malaikat

"Aaa .. Ayah ..." lirih ku memeluk buku tersebut. Aku sangat terharu, aku tidak pernah tau jika Ayah membuat buku seperti ini.

Kemudian, aku membuka buku itu di halaman pertama. Disana tertulis.

Zora, Ayah sayang sama kamu nak.
Kamu adalah anak kebanggaan Ayah dan Ibu. Kamu adalah salah satu harapan kami berdua. Kamu tidak pernah membuat Ayah dan Ibumu kecewa. Kamu selalu membahagiakan Ayah dan Ibumu meskipun itu dalam bentuk yang sangat kecil. Terimakasih sudah Hadir dalam hidup Ayah dan Ibu, sayang.

Ayah akan selalu mencintaimu.
Selamanya ...

DAFTAR ISI

-Tentang Zora - Anak Ayah (3-12)
-Foto-foto Zora - Anak Ayah (13-17)
-Hobi Zora - Anak Ayah (18-21)
-Makanan kesukaan Zora - Anak Ayah (22-25)
-Type lelaki untuk Zora - Anak Ayah (26-33)
-Ayah dan Zora - (34-37)
-Ibu dan Zora - (38-44)
-Rendy dan Zora - (45-48)
-Untuk Zora (49-51)
-Tentang Pernikahan (52-54
-Beri tau suami mu (55-57)
-Cara Setia (58-61)
-Jangab cuek ke suami-mu ya nak (62-65)
-Cara agar suami Zora betah (66-68)

---

"Ayah menulis semua ini untuk ku?! Banyak banget yaa .." lirih ku kejut di campuri dengan rasa senang, dan takjub!

Lalu, Arhan menghancurkan nya.

"Zora, saya ambil buku ini boleh?" tanya Arhan, aku menoleh menatap buku tersebut.

"Buku apa itu?" tanyaku, Arhan malah meringis sambil menjawab. "Kamu tidak perlu mengetahui nya, yang jelas ini di tulis tangan oleh Ayahmu sendiri. Sangat berbakat beliau." pungkas Arhan.

"Hnghh ... baiklah, ambil saja." ucapku menyerahkan.

"Aku akan melanjutkan kegiatan ku terlebih dahulu." sambung ku lalu kembali masuk kedalam kamar. Arhan tetap saja mengikuti ku, dia kembali duduk di pinggir tempat tidur ku. Namun kali ini, dia berbaring disana sembari membaca buku kecil yang ia ambil tadi.

SATU JAM KEMUDIAN -

"(Hnghh ... akhirnya selesai juga)"

"Bagaimana? Sudah selesai?" tanya Arhan mengintip, tadi dia keluar kamar melihat-lihat sesuatu yang terpajang di ruangan utama.

"Sudah, tolong masukkan barang-barang ku kedalam mobil. Bisa kan? Aku akan menyapu."

"Bisa." balas Arhan, mulai mengangkat barang-barang ku.

"Terimakasih." ucap ku.

Kemudian, aku mengambil sapu yang ku letakkan di dapur tadi. Lalu aku mulai menyapu semua ruangan kamar dan ruangan utama hingga depan teras. Setelah Arhan mengangkati barang-barang ku, dia masuk kedalam kamar ku entah apa yang dia lakukan didalam. Sedangkan aku, masih saja niat menyapu.

Beberapa menit kedepan, kini ku sedang menyapu lantai teras. Aku melihat ada kursi dan meja di pojok sana. Itu adalah tempat Ayah dan Ibuku duduk memandang indah nya desa yang kami tinggali. Mereka berdua suka sekali mengobrol bersama, terkadang juga, Ibu suka gosipin aku yang ngga pernah punya pacar.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum