BAB 15 : 35CM

1.2K 72 0
                                    

PAGI - 07.08.

Aku terbangun. Tidak seperti biasanya, hari ini aku terbangun siang. Aku terlalu nyenyak bermimpi, mimpi itu baru saja habis di pagi hari ini. Aku duduk bangun dan mengeluarkan semua beban-beban yang menempel pada tubuh ku.

Saat aku hendak turun dari ranjang tempat tidur. Aku melihat ada sebuah tulisan di sobekan kertas yang terletak di meja lampu tepat samping tempat tidur. Aku melihat kertas itu dan mengambil nya.

Disana tertulis.

Zora sayang, sarapan pagi sudah saya siapkan di meja makan. Jika dingin, nanti panasin sendiri ya sayang♡. Semangat kuliah nya.

Nanti saya jemput, jangan dekat dengan lelaki lain. Saya cemburu.

untuk calon istriku<3

-

Aku terkekeh dan menggeleng saat membaca pesan itu. Dari sebuah pesan tulisan saja, aku sudah merasakan bahwa Arhan tidak terlalu buruk. Aku akan berusaha percaya lagi kepadanya.

Setelah mandi, sarapan dan menyiapkan buku-buku kuliah. Aku memutuskan untuk berangkat sebelum jam masuk kuliah tiba, Pak Sopir yang biasanya mengantarkan ku akhirnya datang ke Apartemen!

.......

KAMPUS - 07.49.

"Holaa .. Zoraa! Pagi!" sapa Cila menghampiri ku, begitu juga dengan Rendy. Dia juga menyapaku ramah.

"Pagi!"

"Eh Lo udah beli alat nya kan? praktek+presentasi nya hari ini loh." kata Cila membuatku mengangguk.

"Tenang, gue dah bawa." jawab ku mengeluarkan beberapa bungkus yang Arhan berikan padaku semalam.

"Lo beli dimana? Ngga pulang sama Rafli kan kemarin siang?" tanya Rendy berwajah risau. Begitu juga Cila yang tiba-tiba saja meminta maaf padaku.

"Maaf, gue salah. Lo seharusnya ngga pulang sama si Rafli itu. Lo gapapa kan?" tanya Cila sekilas memegang lengan ku.

Aku sangat kebingungan berat. "Kalian berdua kenapa dah? Gue gapapa kok!" jawab ku ringis.

"Ck, Lo jarang buka Twitter ma TV ya?" ledek Rendy menggeleng kepala.

"Ng? Emang knpa? Ada apa?" tanyaku plonga plongo.

"Rafli, dia .. dia salah satu pelaku dari khasus kemarin. Kemarin, dia mencari mangsa lagi." kata Cila tak begitu jelas.

"Pelaku? Pelaku apaan?" tanyaku penasaran.

"Pemerkosaan, sebenarnya Lo yang jadi korban karna si pelaku memperkosa si korban saat siang hari kemarin. Tapi syukurlah, ternyata Lo ngga pulang sama si brengsek itu. Jadi .. Rafli memperkosa salah satu perempuan yang katanya juga kuliah di kampus ini. Lo pengen tau, siapa?"

"Astaga! Siapa?"

"Namanya Nurul, anak jurusan sebelah. Dia meninggal, mayat nya di temukan di tempat kos-kosan Rafli sendiri. Ada bekas cekikan di lehernya, banyak bekas pukulan pada tubuh nya dan bibir nya pun terlihat sangat biru kering. Sumpah, dia kaya kesiksa banget ..." jelas Cila merinding membayangkan.

"Astaga ..." lirih ku mengusap dada.

"(Jadi merasa bersalah sama dia)"

"Lo kok bisa ga pulang bareng ma Rafli? Kabur?"

"Ah .. itu, gue di jem-"

"(Eits, gue ngga mungkin kan ngomong kalo kemarin gue di jemput Arhan. Ntar Rendy malah tanya-tanya, trus dia kecewa ma gue ..)"

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERWo Geschichten leben. Entdecke jetzt