BAB 13 : CEMBURU LELAKI

962 70 0
                                    

"Pegangan." pinta Rafli.

"Sudah." jawab ku memegang kedua pundak Rafli erat.
"Oke, berang-"

Aku memutus kalimat nya. "Eh, bentar-bentar! Jangan berangkat dulu!" heboh ku.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan kah?"

"Eng-engga .. bntar, gue ada telpon." jawab ku panik, aku langsung turun dari motor Rafli dan mengangkat telepon tersebut. Aku takut jika Arhan berada di sekitar sini, pasti dia melihat ku dan akan menjadi kesalah pahaman besar.

"Kenapa turun?" tanya Rafli mematikan mesin motor-nya.

"Bentar .."

Segera, aku mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"Halo? Zora, 5 menit lagi saya akan sampai di kampus mu. Tunggu disana."

"Ke-kenapa kamu menjemput ku?" tanyaku berjalan menghindar agar Rafli tak mendengar percakapan ku dengan Arhan.

"Kamu tidak mau saya menjemput mu ke kampus?"

"Mau-mau aja, tapi .. Zora sekarang mau pulang bareng temen. Sekalian mau mampir ke Toko." ucap ku.

"Dengan?"

"Rafli." jawab ku sedikit ragu.

"Rafli? Siapa dia?"

"Teman kerja kelompok. Boleh kan? Ntar aku pulang di anter Raf-"

"Tidak, saya tidak memperbolehkan mu pulang dengan laki-laki lain selain saya. Tunggu saya disana, jangan kemana-mana."

"T-tapi Hann .. aku juga mau ke Toko, ada sesuatu yang akan ku beli! karna tugas kerja kelompok!" cetusku kesal.

"Nanti saya bisa mengantarmu ke Toko, kenapa harus dengan dia? Bikin cemburu saja."

"Arhan, ak-"

*Telepon telah di akhiri

"Ck! Ah! laki-laki baj*ngan kau ya!! Masa gitu aja gaboleh si?!" ketus ku kesal.

"Zora? Ayo, mau hujan nih. Dah mendung." ucap Rafli sekilas menatap kearah langit.

"Maaf gabisa, gue dah ada yang jemput. Lo duluan aja gpp. Ntar gue aja dah yang beli Kon*om nya .."

"Beneran? Lo udah di jemput?"

"Iya, udah. Buru pulang Sono, ntar kehujanan Lo." suruh ku sok peduli, padahal kaga.

"(Yaelah ... gajadi dong, cari mangsa lain ah)" batin Rafli mengeluh.

"Oke, oke. dah Zor! Gue duluan!"

"(Kalo gini Rafli kliatan beda bet, Napa dia suka pake mode caper si?)" batin ku berpikir.

TIN!

Tak sadar, ternyata sudah ada mobil milik Arhan yang berhenti di hadapan ku. Jujur aku masih kesal soal tadi. Masa gitu aja dia cemburu si? Aku sama Rafli akan cuman teman kuliah dan teman sekelompok. Muka ku langsung berubah drastis, menunjukkan bahwa aku sedang tidak mood sekarang.

Dia tu terlalu alay.

Aku menutup pintu mobil kencang dan duduk manis menghadap kedepan kaca. Aku tidak mau melihat wajah nya.

"Kenapa kamu? Marah gara-gara tadi?" tanya Arhan mulai menjalankan mobil.

Aku terdiam pura-pura tidak dengar. "Zora? Jawab pertanyaan saya .." sambung nya lembut, aku tetap saja tidak peduli dan terus fokus menghadap kedepan.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora