BAB 31 : 🦋🦋🦋

1K 59 0
                                    

PAGI - 08.40.

Pagi hari sudah datang menyinari jendela kamar yang kini aku tempati untuk tidur. Aku hanya bisa duduk diam di atas ranjang, sebenarnya aku ingin turun dan berjalan keluar. Tetapi kepalaku sangat berat dan tubuh ku sangat ingin sekali di pijat. Pantas saja Mas Arhan tidak memperbolehkan ku untuk masuk kuliah dulu. Dia sangat peka, tapi aku yang sangat ngeyel.

Drrtt ... drtt ... drrttt ...

Handphone ku berdering, aku baru tau jika handphone itu sudah ada tepat di sebelah aku tidur. Segera, aku mengambil ponsel nya dan mengangkat telepon dari Mas Arhan.

"Halo? Mas?" sapaku dulu.

Aku mendengar ada suara nafas Mas Arhan yang sangat berat ketika ia menghembuskan nafasnya. Sial! Masa seperti ini saja hatiku sudah terpukau?! "Bagaimana keadaan mu? Mas khawatir Sayang."

"A-aku gapapa, baru aja bangun terus kamu nelpon."

"Yaa oke. Maaf tentang semalam .."

"Sudah aku bilang tidak papa! yaa tidak papaa!!" tegasku salting.

Mas Arhan meringis. "Haha, lucu sekali."

"Mas sibuk ya?"

"Tidak, kenapa hm?"

"Aku tau ini waktu jam kerja Mas Arhan, tapi .. Zora pengen Mas Arhan disini .." lirih ku malu-malu langsung membalikkan handphone ku pada permukaan ranjang.

"Mas akan pulang kalau itu permintaan mu. Sebentar lagi sayang, tunggu ya."

"I-iya, sampai jumpa."

"Iya, dahh .."
*Telepon diakhiri

---

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!! DIA AKAN PULANG!!! AKU HARUS MANDDIIIIII!!!!"

Aku mandi. Pusing di kepalaku langsung hilang seketika, apalagi setelah mandi aku langsung merasa fresh karna kesegaran yang ku terima.

SETENGAH JAM KEMUDIAN ...

"Ck, lama banget si." keluh ku sembari mencuci piring.

"Siapa yang lama?" sahut seseorang dari belakang, membuat ku kejut berat hingga berteriak kencang. Aku membalikkan badan ku dengan jantung yang tak normal.

"Ihhh! Mas Arhan! Kenapa ga gedok pintu dulu si?! kan aku jadi kaget!!" omel ku tegas. Dia terkekeh. "Mas teleport kesini."

"Teleport?! Tapi kenapa lama sekali?!" omelku lanjut.

"Hm, karna perjalanan nya panjang dan macet." kata Mas Arhan beralasan.

Aku tertawa. "HAHAHA!! Begitu rupanya .."

"Itu, gabisa hilang?" tanya Mas Arhan kedua matanya menunjuk kearah leherku.

"Gabisa, tadi sudah aku gosok pake sabun tapi tetep gabisa hilang." jelasku pada Mas Arhan.

Lalu dia menjawab. "Baguslah kalau tidak bisa hilang, itu adalah tanda rasa cinta Mas kepadamu." tukas Mas Arhan membuat ku geli.

"Apaan si! Mungkin beberapa hari kedepan ini bakal hilang." kataku mengira.

Mas Arhan duduk di sofa ruangan tengah. Dia menepuk-nepuk paha nya menyuruh ku untuk duduk disana. Kemudian aku berlari dan meloncat mendarat di kedua paha Mas Arhan. Aku duduk disana dengan hadapan berlawanan dengan dia. Aku meletakkan kepalaku pada pundak lebarnya.

Tangan Mas Arhan mulai aktif mengelusi punggung ku. Tak lama, tiba-tiba saja dia menawari ku sesuatu yang membuat ku kesenangan "Mau coklat?"

Saat dia bertanya seperti itu, kepalaku terangkat menghadap pada wajah Mas Arhan. Anggukan cepat ku ku munculkan.

Mas Arhan membuka jas kerja yang ia pakai, kemudian ia mengambil sebuah coklat yang ia simpan di saku kemeja nya.

"Habiskan." kata Mas Arhan.

Dengan cepat aku membuka coklat itu dan memakan nya dengan lahap.

"Kenapa kamu suka sekali dengan coklat?"

"Karna manis." jawab ku.

"Benar, manis nya seperti dirimu." sambung Mas Arhan menatap ku.

Gigi-gigi ku berhenti mengunyah, aku membeku di tempat.

"Kenapa kamu jadi terpatung seperti itu?" tanya Mas Arhan membuatku sadar.

"Ah, maaf." lontar ku sekilas tersenyum malu.

"Lucu sekali istri ku."

°=°

SS BAGIAN CERITA TERFAVORIT MU! UPLOD DI STORY INSTAGRAM DAN JANGAN LUPA TAG SAYA YA:3

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

SS BAGIAN CERITA TERFAVORIT MU! UPLOD DI STORY INSTAGRAM DAN JANGAN LUPA TAG SAYA YA:3

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDEROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz