BAB 26 : MALAM BASKET

676 51 0
                                    

MALAM - 19.26. - LAPANGAN BASKET

"Duduk lah disini, kalau ngantuk bilang ke Mas ya. Kemungkinan Mas bakal sampai malem latihannya. Tapi kalau Zora ngantuk, kita pulang saja. Oke?" pungkas Mas Arhan lembut berbicara padaku.

Aku hanya bisa mengangguk-ngangguk sambil mendengarkan kalimat suami ku. Setelah itu Mas Arhan menghampiri teman-teman nya yang sudah menunggu di lapangan basket. Aku tengah duduk terdiam di tempat penonton bagian atas, di lihat-lihat juga teman-teman basket Mas Arhan semuanya pada tampan.

Aku semakin bersemangat melihat mereka bermain.

"Tumben lambat." kata Faisal. "Bawa cewe cantik ya banh?" lanjut Bram berniat untuk membuat Arhan emosi.

Arhan terdiam tak mempedulikan apa yang dikatakan anggota tim nya itu. "Istri Lo cakep bat Han." tukas Andra menatap Zora dari jauh.

"Dilihat-lihat juga iya euyy ..." sambung Ibra mesem.

"Diam, cepat pemanasan." Arhan membuang muka kepada para anggota tim nya itu, dia tidak mau terlihat emosi didepan teman-teman nya.

Pemanasan pun di mulai, Setelah itu pelatih datang dan mulai melatih tim Arhan untuk tanding nanti. Acara ini sangat mendadak, Arhan butuh konsentrasi penuh dan niat tingga untuk berlatih. Zora? Bagaimana dengan Zora?

Dia sedang memikirkan Rendy.

"(Kenapa tadi aku ngechat dia ngga pake mikir dulu ya ... Pasti dia mikir kalo aku udah berubah banget .. iya sih bener, sejak kedatangan Arhan, hidupku memang berubah drastis. Termasuk jarak dekat ku dengan Rendy, semakin renggang sekarang)"

"(Ck, besok aku harus bener-bener jujur ya ke Rendy? aku belum siap, tapi, aku sudah terlanjur ngomong ke Rendy)"

"(Ini adalah hal yang sulit, apapun yang terjadi besok, Lo harus terima)" -Zora

Tentang kehilangan seorang sahabat laki-laki, Zora tak masalah. Dia masih punya Arhan yang akan selalu di samping nya. Tetapi, jiwa-jiwa kesayangan nya pada Rendy masih saja menempel pada hati Zora. Apalagi dengan sejuta kenangan yang mereka buat bersama. Tentunya sangat sulit untuk di lupakan begitu saja.

Malam ini Zora hanya bisa berharap, semoga saja Rendy tidak merubah sikap nya setelah Zora berkata jujur. Semoga saja Rendy tidak menjauhi Zora dan tetap berteman meskipun pertemanan mereka tidak seperti biasa nya. Dan Zora juga berharap, dia tidak mau Rendy menjadi musuh nya.

Zora ingin Rendy hidup bahagia tanpa diri seorang yang bernama Zora. Zora ingin, Rendy bergaul dengan perempuan lain seperti Cila dan teman-teman lainnya. Zora menginginkan hal itu terjadi. Sebelum muncul nya Arhan di kehidupan Zora, yang selalu Rendy dekati dan Rendy andalkan adalah sosok Zora.

Zora seakan-akan adalah pacarnya, padahal, mereka berdua tidak pernah menjalani hubungan pacaran. Tetapi di mata anak kampus, mereka adalah pasangan yang tidak ada lepas nya. Itu yang membuat perempuan-perempuan di kampus menjadi takut untuk confes kepada Rendy. Dan sudah jelas pasti jawabannya adalah "Tolak". Rendy memasukkan nama Zora kedalam kata-kata nya untuk sebuah alasan menolak hati perempuan itu.

Dan yaa .. semua berubah sejak kedatangan Arhan di hidup Zora. Hubungan dekat Rendy dengan Zora semakin renggang tak seharmonis dulu.

Lalu, bagaimana jika Zora benar-benar berkata jujur dengan Rendy?

MALAM - 23.01.

"Sayang? Hei, udah bobo aja istri ku." ucapan lembut Mas Arhan membuat ku terbangun dari panjang nya mimpi, di tambah lagi dengan tepukan ringan yang suamiku berikan di bagian lengan. Aku semakin bersemangat untuk bangun. Meskipun, kedua mataku sangat sipit karna masih mengantuk.

Nyaman ga sama saya? - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang