Chapter 6

3.9K 640 153
                                    

[Rasi bintang yang menyukai hubungan tanpa memandang jenis kelamin mengobarkan light stick.]

Cale memandang bingung pada layar biru di depannya.

'Apaan sih...'

"Uuuunnggggg....."

Ia merenggangkan tubuhnya seperti seekor kucing. Perlahan mengusap lembut matanya, Cale kembali menguap malas.

"Ada apa nak? Jika kau membangunkan seseorang, katakan alasanmu segera."

Cale merasa pemuda di depannya cukup tidak sopan. Di mana tata krama mu kau letak, membangunkan orang yang tertidur nyenyak?

Tiba-tiba,

Pipinya ditusuk dengan pocky, itu dilakukan oleh seorang anak berambut coklat terang yang kelihatannya seumuran dengan anak-anak kucingnya.

"...???"

"Makan."

"Oh, ah...terima kasih."

Mungkin karena kebiasaan, Cale langsung menerimanya dengan senyum manis.

Anak-anak tidak pernah salah.

Barulah Cale mulai berbicara pada para pemuda di depannya.

"Kim Dokja."

"Cale."

"Yoo Sangah."

"Lee Hyunsung."

"Jung Heewon."

"Dan dia Lee Gilyoung."

Mereka saling berjabat tangan satu sama lain.

"Kata teman-temanku anda langsung tertidur setelah sampai semalam. Apa anda ingin makan?"

"Ah, terima kasih telah mengkhawatirkanku." ucap Cale sambil serogoh sakunya, mengeluarkan roti sobek lembut.

Cale mengambil dua dan memberikan tiga untuk anak di depannya.

"Terima kasih untuk makananmu. Tapi anak-anak harus makan banyak agar cepat tumbuh."

Ia mengelus lembut puncak kepala Gilyoung. Memang, ia lemah pada anak-anak.

Ketika matanya sampai pada ketinggian kelompok lain, Cale melihat bolak-balik pada roti di tangannya dan pria serta wanita di depannya.

Rogoh...rogoh...

Di tangannya muncul kembali tiga bungkus roti kelapa.

"Makanlah. Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku untuk mengingatkanku makan."

Dokja menerima roti dengan pupil bergetar. Melirik pada Sangah dan yang lain, tampaknya tidak hanya dirinya yang berfikiran sama.

'GIMANA CARA ROTINYA MUAT DI DALAM SAKUNYA?!!'

Cale bahkan tidak mempunyai tas di punggungnya.

Ada banyak hal yang ingin Dokja tanyakan tapi... melihat wajah tak berdosa itu, membuatnya lupa.

"Terima kasih."

'Rotinya enak...'

***

Cale mendengar penjelasan mengenai situasi stasiun ini dari kelompok Dokja.

Wow, yang namanya sampah, memang ada banyak dan ada dimana-mana.

Cale tersenyum mendengar bagaimana emosinya mereka mendeskripsikan bajingan Cheon Inho, serta tingkah Dokja yang menjual seluruh makanan.

"Ngomong-ngomong Cale-nim, apa anda masih memiliki makanan?"

"Kenapa? Kalian mau?"

"Tidak. Ada baiknya segera dimakan saja semuanya."

Why is it so hard to make my dream come true?Where stories live. Discover now