Chapter : 17

2.7K 428 113
                                    

"Meauuuuuuuuuu~~!!!"

"Apa yang kau lakukan?"

"Mengaum." ucap Raon dengan bangga.

"Kenapa?"

"Karna aku senang!"

Jonghyuk tak habis pikir. Ia ingin berkata, 'itu mengeong' tapi tetap diam karena ekspresi bocah yang tampak bangga.

Raon yang terlalu sibuk dengan uangnya, tidak memperhatikan tatapan ejekan itu. Alih-alih mempedulikan gurunya, ia mengambil item wajan serbagunanya.

Itu besar.

Sangat besar.

Raon bisa direbus di atasnya.

Ia menggunakan sihir untuk mengurangi berat wajan itu dan meletakkannya di atas kepalanya.

Meletakkan bawang ke dalam wajan, ia kembali mengambil pisau yang di ayunkan secara acak untuk menghilangkan darah yang menempel.

Senyum merekah di bibir Raon.

"Berikutnya!"

Jonghyuk hanya bisa menghela nafas dan melanjutkan perjalanannya untuk mencari bahan-bahan lainnya.

***

Raon pantas disebut sebagai naga yang jenius.

Dia amat sangat jenius!

Mungkin ingatannya tidak sebaik Cale, namun itu pada taraf di mana ia sangat cepat mempelajari hal baru.

Setelah berkeliling mengalahkan monster dan mendapat bahan-bahan memasak, Raon akhirnya dihadapkan dengan 'memasak' yang sesungguhnya.

"Dengar bocah, aturan memasakku yang kedua yaitu..."

Bersih dan rapi.

Raon kemudian mencuci kedua cakar depan dan belakangnya, dilanjutkan mencuci semua bahan masakan yang ia kumpulkan.

Jonghyuk tak cukup gila untuk langsung mengajarkan anak yang tak tahu memasak untuk langsung memasak makanan yang rumit.

"Perhatikan dan ikuti."

Ia mengambil sebutir telur yang di dapat dari mengalahkan monster tertentu. Tidak, alih-alih mengalahkan, mungkin kata 'mengambil' lebih tepat.

Jonghyuk tak tahu dari mana telur itu berasal. Namun muridnya itu hanya tersenyum samar sambil berkata bahwa ia tak sengaja menemukannya.

Terserah. Bagaimanapun, telur itu terlihat seperti telur yang bisa dimakan.

Jonghyuk mengetuknya dan segera membelah telur tersebut dengan terampil.

Sangat mulus dan elegan.

Raon memperhatikannya.

Ia mengambil sebutir telur dan memecahkannya.

"...."

"Guru, ini pecah."

"Aku tahu. Aku bisa melihatnya."

"Guru...."

"Belajarlah dari kegagalan. Ambil lagi yang baru."

Raon kembali memegang sebutir telur di cakarnya.

Ia mengetuk permukaan kulitnya dengan hati-hati dan...

[Pencapaian pertama!]

[Menemukan telur ras yang telah menghilang!]

[1.000 koin didapatkan.]

[Mendapatkan item 'Celemek serbaguna!']

"...."

Why is it so hard to make my dream come true?Where stories live. Discover now