Chapter 13

3K 575 130
                                    

Jihye tiba-tiba teringat pada salah satu lirik lagu.

Sevanjang hiduv bersamamu...

Aku bersyukur, atas hadirmu,

Kini dan slamanya~~~

Hei, siapa yang menyangka?

Ia merasa lirik lagu itu benar adanya.

Untuk pertama kalinya, ia merasa....

'Aku tak bisa hidup tanpa orang ini!'

Jadi,

Saat si breng-masternya mengatakannya,

"Menyentuh milikku...kalian pasti sudah bersiap untuk mati kan?"

Ia langsung mengangguk setuju. Untuk pertama kalinya.

Untuk pertama kalinya!

Ia merasa membunuh manusia itu dibenarkan! 'Tapi mengapa, pundakku merinding ya?'

-Anak itu udah nggak bener ini.

-Untuk pertama kalinya, aku setuju padamu rakus.

-Yah~ aku mengenal baik arti tatapan itu. Ck, Cale kita yang malang.

-Kasihan sekali Cale....

-Hah.....kapan Cale bangun?

-Entahlah? Kita bahkan tidak tahu jika ia telah mengembangkan keterampilan tidur versi terbaru.

-Manusia memang makhluk yang senang berevolusi ya. Aku tak tahu ternyata manusia bisa tertidur sambil membuka matanya.

-Itulah Cale kita!

-Benar, dia jenius!

-Hahahaha!! Aku bangga padanya!

-Batu: ( ´,_ゝ`) maaf Cale, aku tak bisa menghentikan mereka:( 

-Lebih dari itu~ aku lapar....! Sial, bahkan tanah sudah terlihat enak bagiku!

-Mau bagaimana lagi? Kita tak bisa membangunkan Cale. Bersabar sajalah~

-Ini benar-benar masalah bagi kita. Karna sebagian jiwa kita menetap dalam kekuatan kuno, kita bisa merasakan apa yang pemilik kekuatan rasakan.

-Fyuh~ aku bersyukur Cale kita berasal dari keluarga kaya. Tak terbayangkan jika ia hidup miskin...

-Jika Cale jadi miskin, kita mungkin akan merasakan rasa makanan hambar dan basi lagi.

-.......

-.......

-.......

-.......

-....Itu....tidak akan terjadi kan?

-Hentikan. Itu benar-benar menakutiku. Syukurlah aku tak punya jantung untuk merasakan serangan jantung.

-Hei, apa sekarang fanfic ini berganti genre horor?

***

Cale bingung menjelaskannya.

Di ruang gelap itu, telur hitam yang didapatnya sebagai hadiah, tiba-tiba menetas.

Mengucur....mengucur....

Keringat dingin terus jatuh dari dahinya.

Why?!

Penampakan pupil berwarna biru laut yang sangat disukainya, menatapnya intens.

Kepak....kepak....

Hanya suara kepakan sayap kecil yang memenuhi ruang yang hening seolah waktu telah berhenti.

"Manu...sia?"

Why is it so hard to make my dream come true?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang