200 | tuyul

572 134 77
                                    

"Ini serius kita harus nyuci malem-malem?" tanya Yeseo pada Leeseo, teman satu jurusan sekaligus rekan di klub futsal kampusnya.

Bukan sebagai pemain, keduanya memiliki jabatan sebagai manajer dari klub futsal kampus tersebut.

Dan kini, mereka berdua sedang mencuci lebih dari selusin handuk putih milik para pemain yang katanya akan digunakan untuk pertandingan besok siang.

"Ya, iya. Kalau nyucinya besok pagi nggak bakal keburu. Kita, 'kan, sama-sama ada kuliah pagi," ucap Leeseo.

Yeseo berdecak. Ia merengut sebal.

"Kenapa nggak dari kemaren, sih? Kenapa dadakan? Tahu sendiri cari laundry yang buka jam segini dan harus jadi besok itu susah! Mau nggak mau jadi harus dicuci pake tangan begini!"

Leeseo menguap, ia tak mau meladeni gerutuan Yeseo. Leeseo hanya ingin tugas mencucinya ini cepat selesai sehingga ia bisa langsung tidur.

Ah, saat ini keduanya tengah berada di rooftop kosan tempat tinggal mereka. Mereka sengaja mencuci di atas sana karena ingin sekalian langsung menjemur setelah selesai mencuci.

"Ih! Berasa ngomong sama setan deh gue. Nggak dapet tanggepan!" gerutu Yeseo lagi.

"Aduh berisik deh lo. Udah buruan cuci. Gue udah ngantuk!"

Yeseo kembali berdecak. Namun ia menuruti perintah Leeseo untuk fokus mencuci dengan cepat.

Ia masih ada tugas yang belum diselesaikan sementara sekarang sudah jam 9 malam. Entah jam berapa dia baru bisa tidur nanti.


"Eh, Seo! Seo! Dengerin deh!" ucap Leeseo tiba-tiba.

"Dengerin apaan?"

"Ssssst!" desis Leeseo. "Pelan-pelan lo ngomongnya!"

"Ih, apaan sih? Ada apaan emang?"

"Coba lo dengerin!"

Yeseo diam. Ia mencoba menajamkan indera pendengarnya. Matanya langsung melebar tatkala akhirnya mendengar apa yang Leeseo maksud.

"Denger, 'kan?"

Yeseo mengangguk.

"Suara anak kecil?"

Kali ini gantian Leeseo yang mengangguk.

"Kok bisa ada suara anak kecil malem-malem begini di sini?" tanya Yeseo pada Leeseo dengan nada bicara sepelan mungkin, bahkan hampir berbisik.

"Ya kan!!!!" timpal Leeseo. "Di sekitar sini, 'kan, nggak ada anak kec-"

"Leeseo! Leeseo! Lihat belakang lo!" Yeseo berseru. Memotong ucapan Leeseo yang belum sempat diselesaikan. Membuat Leeseo sontak menoleh ke belakang.

Tak jauh dari posisi mereka. Tepatnya di rooftop gedung sebelah yang hanya terdiri dari 6 lantai; tak seperti gedung kosan mereka yang terdiri dari 7 lantai, keduanya melihat tiga orang sosok anak kecil berkepala pelontos yang hanya menggunakan dalaman berwarna seperti hitam, tengah berlarian ke sana kemari sembari terus tertawa-tawa.

Membuat Leeseo yang melihatnya sontak langsung membalikan wajah. Leeseo meneguk ludah. Hatinya tak karuan.

"I-itu apaan?" tanya Yeseo dengan suara bergetar karena ketakutan.

"Tuyul!"










👻👻👻















































unease; k-idols ✅Where stories live. Discover now