04. Meli kemana?

156 17 0
                                    

Annyeong balik lagi guyss Yoo...

Ohh yaa.. bentar lagi bakal masuk konflik, siap-siap deh kita ikuti terus kisah mereka yang happy kiyowokk 😌

🌱 🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶 🌱

Posisi matahari sudah meninggi. Dan kabarnya ramalan cuaca hari ini ialah cerah berawan. Masih ingat belum tentang lamaran Jefri?

Iya, saat ini Abah Eja dan Mama pergi ke rumah Jefri untuk menyiapkan apa saja yang akan dibawa nanti.

Posisi Abah kali ini berada di ruang tamu bersama Jefri berdua. Kalau mama lagi di dapur bersama tetangga lainnya untuk menyiapkan beberapa barang seserahan acara nanti.

Bersama secangkir kopi hangat dan sepiring tahu khas Sumedang yang Jefri dapat dari oleh-oleh sohib lamanya. Mereka berdua berbincang-bincang dengan santai.

"Dulu ya Jef, waktu Abah mau ngelamar mama tuh, aduh... deg-degan parah. Tau kenapa alasan nya?" Saat ini Abah bercerita tentang bagaimana suasana kala itu mau meminang mama Alma.

Jefri terdiam sebentar, menerka jawaban pas untuk menjawab pertanyaan Abah. "Takut ditolak?" ujarnya.

Selesai menyeduh kopi, Abah mengangguk sambil menaruh gelas itu. "Nah iya bener." Tutur Abah

"Mama tuh dulu sebelum Abah datang, beberapa kali sudah dilamar laki-laki. Ada yang polisi, pelaut, pengusaha besar bahkan kalau gak salah anggota TNI angkatan Udara juga ngelamar mama. Cuman begitu lah... ditolak." Sambung Abah

"Sebab itu Abah takut?"

"Iya, sebelum Abah diangkat jadi guru PNS, Abah yang dulunya cuman kerja sebagai guru honorer, jadi rada minder sama laki-laki yang sudah ngelamar mama itu. TNI aja ditolak, apalagi Abah."

"Tapi, ternyata pemikiran Abah salah, justru mama mau nerima Abah ini."

"Takdir memang gak salah ya bah. Kalau udah jodoh ya pasti dapat." Ucap Jefri.

"Iya Jef, bener kata kamu," cicit Abah Eja. Tanpa mereka disadari, Mirza berada diambang pintu mendengarkan percakapan mereka.

"Akan ada caranya bersatu kalau sudah ditakdirkan untuk kamu, dan begitu juga sebaliknya." Lanjutnya.

"Assalamualaikum," ucap Mirza.

Abah dan Jefri bersamaan menjawab salam Mirza.

"Mirza, kapan kamu datang?" Tanya Jefri.

"Barusan Jef, oh ya Abah...Mirza ke sini mau minta izin untuk pergi ke luar kota ikut mas Bhanu ke acara nikahan."

"Lho? Mas Bhanu nikah toh?" Tanpa kabar satu sama lain, antara Jefri dan Bhanu, jelas membuat penasaran kabar temannya itu.

Mirza langsung menggeleng sebagai jawaban."Bukan tapi kerabat nya." Ucap Mirza

"Boleh kan Abah, Mirza pergi?" tanyanya pada sang empu.

"Kalo Abah boleh-boleh aja, tapi izin sama mama mu sana." Ucap Abah.

"Sama mama Alma gak dibolehin pergi?" Bukan Mirza tapi suara Jefri.

"Bukan gak boleh, tapi mama itu sering khawatir berlebihan sama anaknya kalau lagi keluar kota. Katanya takut mereka nyasar lagi kayak Nares itu tahun lalu waktu kemah di luar kota." Jelas Abah pada keponakannya itu.

Di sisi lain, pagi ini Raka pergi ke kampus. Ngomong-ngomong Raka ini mahasiswa semester 5 jurusan fakultas teknik Informatika. Tidak seperti saudara lainnya, jurusan yang dia pilih saat ini hanyalah sebuah keisengan.

Tujuh Bentala Lolita | Nct Dream Where stories live. Discover now