16. Raka bertemu dengan orang aneh

31 3 0
                                    

Hai, apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan baik ya, semangatttt💐💐

Happy reading 🍒

****

"Bu Cantika, ini ada undangan dari mama buat ibu." Ujar Loli sembari memberikan undangan tersebut pada orang yang dituju. Undangan pernikahan Jefri Putri. Mama memang sengaja mengundang Cantika.

Dengan senang hati Cantika mengambil undangan tersebut. "Makasih ya, bilangin juga nanti ke mama Alma." Ucapnya dengan senyum simpul.

"Permisi." Lolita dan Cantika serempak menoleh pada sumber suara.

"Abang Raka?" Lolita pun menghampiri kakaknya. Cantika juga ikut menghampiri Raka yang posisinya tuh masih duduk di sepada motor.

"Abang kok di sini?" tanya Loli.

Raka memberi kotak makan pada Lolita. Nah, alasan Raka ke sekolahnya tuh ya itu, mau kasih kotak makan yang ketinggalan bukan modus.

Setelah mengambil kotak makan itu, Loli pun pergi dari sana. Sebab Raka menyuruhnya pergi.

"Ibu Cantika yang waktu jenguk saya kan?" tanya Raka basa-basi. Halah, tumben banget Raka Prasaja basa-basi.

Cantika mengangguk, tak lupa diakhiri dengan senyum canggung. "Sudah sembuh?"

"Belum." Sahut Raka.

"Terus kenapa di sini? Bukannya harus istirahat." Sahut Cantika.

"Kayaknya saya nambah riwayat penyakit deh, Bu Cantika dengar sesuatu gak?"

Cantika semakin bingung dengan Raka. Sebenarnya laki-laki itu kenapa? Aneh.

"Jantung saya kalau ketemu ibu deg-degan terus,"

Detik itu juga Cantika langsung tertawa mendengar ucapan Raka. Sama halnya dengan Raka juga. Memang anak Abah satu ini tukang gombal. Entah kapan mau pensiun jadi Playboy. Kalau saja Janu tahu kakaknya itu lagi gombalin orang, beh auto langsung muntah di tempat. Janu alergi gombalan Raka yang terus terusan ditebarkan kepada kaum hawa.

Bug!

Pukulan cukup keras itu menghantam begitu saja ke pantat Raka. Tidak terlalu sakit sih, tapi lumayanlah. Raka pun segera mencari tahu siapa yang pelakunya. Begitu juga Cantika.

Di belakang Raka sudah berdiri seorang perempuan berkecak pinggang. Entah siapa gadis berambut pendek sebahu dengan pakaian kaos dan dibaluti jaket putih ini. Rasanya tidak sopan tiba-tiba menendang bokongnya cukup keras.

"Heh ini pantat bukan bola!" kelakar Raka dengan kesal.

"Biarin, wlek." Ejek gadis itu sambil menjulurkan lidahnya.

Ingin rasanya Raka membalas perempuan ini. Tapi niatnya itu tidak mungkin ia lakukan. Dia kan perempuan. Kata Abah, jangan kasar sama perempuan.

"Meina,"

Cantika langsung menghampiri gadis itu, lalu mereka berpelukan. Sementara Raka mengusap-usap bokongnya.

****

Kalau saja bukan Cantika yang menyuruh Raka untuk mengantar gadis yang nendang pantatnya tadi, mungkin Raka antarkan saja dia ke rumah jompo. Raka masih menaruh dendam kesumat pada perempuan itu.

"Lo bisa nyetir gak sih, pelan banget kayak siput." Protes gadis itu. Raka tak merespon apapun. Biarkan saja gadis itu mau ngomong apa, Raka tidak peduli.

Tak lama kemudian, Raka memberhentikan motornya di depan toko. Gadis itu hanya bingung kenapa berhenti?

"Kok berhenti sih?"

Tujuh Bentala Lolita | Nct Dream Où les histoires vivent. Découvrez maintenant