17. Perkenalan Loli dengan kerabat

34 3 0
                                    


Mama mengobati luka yang terpapar di wajah Raka. Tadi mama Alma juga sempat mengomel pada Raka.

Bukan cuma mama tapi bang Andra juga, sementara Abah belum angkat bicara apapun, dan kakak tertua belum pulang, sempat bertemu Loli dan Akmal tadi waktu berkunjung ke tempat kerjanya, kata Mirza dia harus lembur malam itu.

Sementara, Keisha menemani Nares, Janu dan Lolita yang lagi belajar di kamar Nares.

"Baru juga sembuh udah mulai lagi hobi berantemnya," ucap mama.

Raka yang berada di depannya hanya terdiam tanpa bicara apapun. Membiarkan mama mengomel. Dia hanya menatap sang ibunda dengan tenang. Raka tahu betul, mamanya itu pasti khawatir.

"Mama makin cantik aja kalau ngomel. Raka seneng deh," ujar Raka sembari tersenyum menunjukkan smile eyes nya.

Cubitan sedap baru saja mendarat di lengan Raka. Raka berpura-pura kesakitan padahal cubitan mama itu gak berasa apa-apa.

Abah datang menghampiri mereka sembari membawa secangkir kopi, kopinya tanpa gula.

"Kopi pahit gitu emang enak ya, Bah?"
Raka setia menunggu jawaban dari Abah yang masih  menyeruput kenikmatan kopi. Dan sosok mama Alma pergi meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Enak atuh," sahut Abah Eja sembari meletakkan cangkir kopi di meja.

"Kok bisa?"

Abah tertawa ringan lalu menjawab ucapan Raka."Sok atuh cobain,"

Lantas Raka menggeleng,"Enggak mau."
Abah kembali tertawa melihat tingkah anaknya satu ini.

"Enak gaknya, yang penting bisa minum, bersyukur hari ini masih dikasih kesempatan minum kopi ini. Sama halnya kayak kehidupan mau sepahit apapun harus dijalani, bener kan?"

Raka mengangguk paham. Memang benar perkataan Abah, bagaimanapun rasa kehidupan yang kita jalani, semua harus ditelan dengan penuh hati, layaknya kopi pahit yang abah minum.

Kemudian Abah bersuara kembali perihal kenapa dirinya bonyok.

"Berantem sama pelaku yang udah nyerang Raka waktu itu."

Sontak Abah bertanya lagi,"Semuanya udah ketangkep?"

"Cuma satu aja sih yang Raka tahu, lainnya belum." Jawab Raka

"Terus?"

"Sayangnya sih tadi, si pelakunya itu malah kabur sebelum Raka bawa ke polisi biar bertanggung jawab." Jelas Raka. Abah Eja mengangguk paham.

"Ya sudah, kamu mendingan istirahat dulu, tunggu kondisi kamu membaik baru cari tahu tentang mereka." Tutur Abah pada anaknya itu.

Setelah itu Raka langsung hormat sebagai tanda akan mengikuti perkataan Abah.

*****

Pukul 11 malam. Anak-anak Mama Alma sudah tidur di kamar masing-masing. Hanya saja, Keisha masih terjaga di kamar, Sementara Akmal berusaha menjelajahi mimpi. Oh, ya..mulai sekarang mama mengatur setiap kamar diisi dua orang, mama sudah menentukan secara acak. Mirza dengan Janu. Nares dengan Andra. Akmal dengan Keisha dan Sisanya Lolita dengan Raka. Loli meminta sendiri mau sekamar dengan kakaknya itu, soalnya Raka sering berdongeng sebelum tidur.

"Bang,"

"Hmm?" Nyaris saja hampir terlelap tapi mendadak Kei memanggil.  Akmal kesal, tapi biarlah.

"Lo pernah ngerasain gak sih, dimana lo itu udah nemu seseorang yang nyaman. Kalau kata Fiersa Besari nih ya, perasaan yang tepat di waktu yang salah," ujar Keisha sambil memandang langit-langit atap rumah yang gelap. Tapi dalam benaknya, Keisha membayangkan sosok perempuan idamannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tujuh Bentala Lolita | Nct Dream Where stories live. Discover now