14. Pengakuan

36 3 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak komen yaa, terimakasih😍

Happy Reading🍒

****

"Kejora," lirih Akmal. Malam itu juga mereka ke datangan seseorang yang berharga bagi Raka, tetapi itu sudah menjadi kenangan. Mereka langsung berdiri.

Kejora melangkah mendekati Abah dan menyalami tangannya. Ia juga menyapa saudara-saudara Raka. Namun, tak satupun dari mereka membalas sapaan gadis yang berpakaian merah muda selaras dengan celana kain panjang dengan rambut yang biarkan terurai begitu saja.

Hingga akhirnya, Abah menyuruh kelima putranya itu membalas sapaan Kejora. Abah tahu bahwa Kejora adalah anak dari seseorang yang sudah membuat dirinya difitnah dulu. Sebenarnya, dahulu ayah Kejora, Abah dan Pak Ardi adalah sahabat. Mereka saling kenal sejak di dunia perkuliahan. Setelah lulus kuliah, Pak Ardi membuka usaha toko. Usahanya sukses berkat kedua sahabatnya itu ikut serta dalam membantu promosi. Hubungan mereka tetap membaik sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun lamanya bersahabat, ayah Kejora melakukan hal keji pada Abah. Ia memfitnah Abah yang membakar toko Pak Ardi, sebab malam itu kejadian kebakaran terjadi secara tiba-tiba. Memang bener, sebelum kejadian Abah membahas bensin ke toko Pak Ardi. Tapi itu untuk diberikan ke pak Ardi yang sedang kehabisan stok bensin eceran. Dan ayah Kejora mengatakan bahwa yang membakar toko itu adalah Abah. Kejadian ini ternyata ketika anak-anaknya masih pada sekolah, bahkan Nares dan Janu masih sekolah dasar. . Akibat Fitnah itu, Abah ditahan selama tiga bulan , tapi namanya kebohongan itu pasti akan terungkap. Pelaku sebenarnya terungkap dan langsung diringkus oleh pihak berwajib.

Sampai sekarang, Abah masih tidak paham kenapa sahabatnya itu melakukan hal terkejo kepadanya.

"Ngapain anak di tukang fitnah ke sini," sindir Andra. Kejora hanya menunduk mendengar ucapan Andra. Sebenarnya, sakit banget, omongan Andra lebih pedes dari cabe.

"Bang, jangan gitu dong, Kejora itu tamu kita. Tolong hargailah," tutur Abah Eja sambil memegang pundak Andra. Abah tak mempersalahkan kejadian lalu itu, biarlah kejadian itu jadi masa lalu yang tak perlu diungkit lagi. Lagipula Abah sudah lama memaafkan.

Tak ada respon dari Andra. Ia memalingkan wajah seakan tak mau melihat Kejora. Sama halnya dengan Akmal yang tak menganggap kehadiran Kejora. Berbeda dengan ketiga adiknya yang tetap menghargai keberadaan Kejora.

"Maaf Abah, Raka nya ada?" tanya Kejora gugup.

Abah tersenyum simpul, "Ada kok di dalam. Masuk aja nak gapapa." Sahut Abah. Kejora sedikit mengangguk sebagai tanda izin untuk masuk ke rumah Abah.

Di ruang tamu, Raka sempat mengobrol ringan dengan Cantika. Sesekali Mirza juga ikut nimbrung.

"Kenapa wajah kamu banyak bekas luka gitu? Itu bekas luka yang kemarin?" tanya Cantika.

"Enggak juga Bu Cantik, eh Bu Cantika maksudnya. Sebagian bekas lukanya itu udah luka-luka sebelumnya hehe," jawab Raka sedikit akward. Cantika mengangguk paham mendengar penjelasan Raka.

Ketika melirik ke ambang pintu. Raka yang melihat sosok Kejora datang, seketika dirinya diam. Cantika yang sadar dengan sorot mata Raka yang sedang menatap sesuatu ke arah pintu, langsung menoleh.

Kejora sempat melirik Cantika setelah itu ia melirik lagi pada Raka.

"Dia siapa?" Batinya.

Tujuh Bentala Lolita | Nct Dream Where stories live. Discover now