12. [English Drama Competition]

59 6 0
                                    

Fyi : Ini jadi part terakhir yang alur cerita mencapai lebih dari dua ribu kata. Next part bakal cukup singkat dari sebelumnya.

Tolong bangettt! Vote dan komen dari kalian sangat berarti! Karena itu GRATIS kok, kalian gak perlu bayar, gampang kan? Makasih yang udah menghargai karyaku bestie :>

Semoga hari-harimu selalu bahagia. Selamat membaca.



•••



Suara sambutan dari pembawa acara bergema di aula SMA Garuda. Salah satu sekolah yang menjadi tempat perlombaan drama bahasa Inggris. Terdapat sepuluh SMA swasta se-kabupaten terbaik mengikuti perlombaan ini. Panggung pentas cukup besar tersedia di tempat itu. Dengan dekorasi atau setting yang di dominasi warna jingga dan hitam. Terpasang juga spanduk yang menunjukkan acara perlombaan tersebut.

"Now for the first performance, give a round of applause for SMA Jaya Bangsa."

Semua yang berada di sana bersorak riang dan bertepuk tangan. Usai penampilan pertama sebagai pembukaan yang tampil begitu bagus sekali. Hingga ketiga dewan juri memberikan standing applause.

"Wah keren nih guys. Masih awal masa saingan udah ketat gini," ujar Tomy pada teman sekolahnya yang duduk berada tak jauh darinya.

"Aduh gimana dong, jadi insecure deh." Mimik wajah Layla seketika tampak cemas begitupun dengan Olla dan Fatin.

"Tetap positif thinking guys! Kita juga bisa jauh lebih bagus dari mereka," ucap Syerine sambil mengepalkan jemarinya seolah pertanda semangat.

Tak berselang lama, Jeffine yang duduk di sebelah Tomy menanyakan suatu hal pada temannya itu. "Kita urutan tampil yang ke berapa ya? Tadi yang ambil nomor urut siapa sih?"

"Gue juga nggak tau Jeff," jawab Tomy.

"Iya kenapa Jeff? Nyari siapa?" tanya Olla yang baru menyadari Jeffine terlihat celingukan.

Mereka duduk di barisan ketiga dari belakang tempat dewan juri. Syerine, Layla, dan Fatin masih fokus memperhatikan penampilan berikutnya. Mereka yang duduk saling bersebelahan tidak mendengar dengan jelas yang katakan Jeffine. Suasana di tempat ini pun terkadang ramai dan hening karena menikmati drama.

"Kak Rafa mana?"

"Ck, katanya tadi nanya nomor urut tampil, tapi kenapa sekarang nanyain dia? Kangen lo ya?"

"Heh Tomy ya maksud gue itu kalau nanya ke dia pasti langsung tau dong." Tomy nyengir kuda, pandangannya kembali menatap depan.

"Oh Kak Rafa nggak tau kemana. Kalau nomor urut kita tampil kelima," tutur Olla dengan diakhiri keterkejutan dari ekspresi Jeffine.

"Anjir kalau gitu berarti tinggal satu penampilan lagi terus langsung kita dong."

"Iya Jeffine."

Penampilan nomor urut empat sudah mulai tampil di atas panggung. Jeffine dan teman-temannya bergegas meninggalkan tempat duduk untuk mempersiapkan diri. Namun Rafa selaku pelatih drama, tetap tidak terlihat keberadaannya. Berulang kali mereka mencoba menghubungi tetapi ponselnya sedang berada di luar jangkauan. Sebenarnya di mana Rafa berada?

"Sekitar sepuluh menit lagi penampilan itu mau selesai. Kita langsung ke ruang ganti kostum," ajak Jeffine berusaha terlihat tenang.

"Tapi Kak Rafa gimana?" Syerine masih mencoba menghubungi Rafa.

"Kamu lebih mentingin Rafa dibanding perform kita, Syer?!"

"Bukan gitu Jeff, tapi sebenernya Kak Rafa nggak ada di sini karena dia lagi nyari ganti kostum buat aku!"

Separuh Langkahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang