2. [Tough Girl]

370 39 14
                                    

[Revisi]

Perubahan nama lengkap dari tokoh pendukung dan sedikit perubahan dari penulisan alurnya.


•••


Suasana pagi di kelas 11 IPS 1 masih dengan keributan penuh canda tawa. Apalagi kalau sudah kedatangan celetukan Maya, gadis yang seringkali membuat lingkungan menjadi lebih berwarna. Tetapi hari ini, Maya tiba di kelas dengan ekspresi yang tidak biasanya.

"Woi Syerine mana! Aduh tolong urgent banget nih," teriak Maya pada teman dekatnya.

"Ada apa sih May?" tanya Elma bingung.

Risya yang baru akan melipatkan lengannya di atas meja, ingin tidur pun menjadi terganggu.

"Huwaa, May kenapa nggak kamu telpon aja sih," sahut Risya sambil menguap.

"Oh iya kenapa aku nggak kepikiran," ucap Maya dengan menepuk keningnya.

"Tadi Syerine bareng Yuna ke perpus mau pinjem buku," kata Elma yang baru teringat kalau sebelumnya Syerine izin pamit.

"Bilang dong daritadi, mana nggak bisa di hubungi nomornya." Maya mendengus kesal.

"Maap baru inget, lagian kamu tiba-tiba nyari Syerine bikin orang ikutan panik aja."

"Jadi aku tuh lupa! Kalo tugas Bahasa Inggris yang minggu kemarin belum di kerjain, makanya mau minta bantuan Syerine."

"Emang ada tugas ya?"

"Kamu juga pasti belum kan?! Ada El yang materi passive voice tuh."

Kontan Elma panik, ternyata ada tugas yang belum di kerjakan. Risya pun jadi terbangun dan ikut panik, usai Elma menjelaskannya.

Ketika mereka akan berlari keluar kelas menuju perpustakaan. Kemudian tiba-tiba bertabrakan dengan Syerine dan Yuna, yang kebetulan sudah berada di depan kelas.

"Yey! Dateng juga kau, di telpon nggak aktif mulu," ujar Maya langsung loncat kegirangan.

"Sorry May, tadi ponselku lowbat, emang ada apa sih sampe segitunya?" kata Syerine.

"Gue tau nih, pasti tugas Bahasa Inggris mau minta bantuan?" Yuna mengangkat jari telunjuknya.

Maya, Elma, dan Risya saling pandang. Mereka dibuat heran, mengapa Yuna bisa mengetahui masalahnya?

"Ih tau aja kamu Yun, iya nih Syer bantuin dong sebelum Miss Ani masuk ke kelas, nanti bakal ribet urusannya kalau belum," bujuk Maya meminta bantuan, dengan merapatkan kedua telapak tangannya di dada.

"Iya nih Syer, aku sama Risya juga sampe lupa kalo ada tugas," kata Elma cemas, sedangkan Risya mengangguk cepat.

"Tenang masih ada waktu sepuluh menit buat ngerjain," ucap Syerine menenangkan.

Lalu mereka mulai mengerjakan tugas tersebut bersama-sama dengan di bantu Syerine. Gadis itu mencatat contoh cara pengerjaan di selembar kertas.

"Lah Yun, belum ngerjain juga?" tanya Risya yang tersadar ketika Yuna ikut mengerjakan di sampingnya.

"Hehe kata siapa aku udah? Dari awal emang mau minta bantuan Syerine, tapi nganter dia dulu ke perpus." balas Yuna mesam-mesem.

"Dasar mak etoy, di kira tadi kamu bisa nebak masalah kita tuh udah," kata Maya dengan menggelengkan kepala cengengesan.

"Buruan lho ngerjainnya jangan ngobrol mulu, si Elma aja udah hampir selesai," kata Syerine sembari menahan tawa mendengar celetukan Maya.

"Heran bisa-bisanya lagi panik bilang gitu, ah tolong aku nggak mau ngakak." Yuna menepuk-nepuk lengan Maya, menahan tawa kesakitan.

Separuh Langkahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang