13. [Haru Dibalik Tawa]

56 6 1
                                    

Para murid dan dewan guru, semuanya berkumpul di lapangan SMA Mentari Pelita. Siang hari yang terik ini membuat keluhan dari sebagian murid. Sebab kali ini kepala sekolah akan memberikan sebuah pengumuman. Di samping kepala sekolah tersedia meja yang terdapat enam piala dan sertifikat penghargaan. Mungkin jika yang sudah mengetahui maksud dari itu tidak akan terlihat begitu penasaran.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Pak Taufan selaku kepala sekolah.

"Wa'alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut yang lainnya.

"Selamat siang semuanya."

"Siang Pak..."

"Jadi tujuan saya meminta kalian semua berkumpul di sini ialah untuk mengumumkan kemenangan yang telah diraih oleh beberapa teman kalian. Dalam perlombaan drama bahasa Inggris antar SMA se-kabupaten. Lomba ini yang diwakilkan dari kelas 11."

Semua bersorak dan bertepuk tangan.

"Alhamdullilah meraih juara kedua dari sepuluh SMA swasta terbaik. Berikut ini akan saya sebutkan beberapa murid yang telah mengharumkan nama baik sekolah.

"Diantaranya ialah Layla Asyalifita IPA 2, Violla Dwi Putri IPS 3, Fatin Raniadyis IPA 3, Moch. Antomyzan IPS 2, Syerine Azahra Syalsabilla dan Jeffine Abraham Jeraldha dari IPS 1. Saya bangga dan berterima kasih pada kalian. Silahkan untuk maju ke depan.

"Saya juga berterima kasih pada Rafanza Arsyan dari 12 IPA 2, yang membantu melatih drama tersebut. Sayang sekali, dia tidak masuk sekolah hari ini. Kita doakan semoga Rafa bisa sehat kembali."

Setelah Pak Taufan telah cukup banyak berbicara, hingga membuat murid menjadi bosan mendengarkan ditengah lapangan itu. Kemudian semuanya kembali bertepuk tangan. Mereka yang tadi namanya terpanggil langsung berjalan ke sumber suara.

Miss Ani selaku guru bahasa Inggris, pembina exkul English Club, dan wali kelas 11 IPS 1. Beliau yang memberikan satu persatu piala dan sertifikat penghargaan kepada mereka yang telah meraih kemenangan. Tidak hanya itu, kepala sekolah pun memberikan uang tunai senilai 1 juta untuk mereka. Karena hadiah sebelumnya yang didapatkan di perlombaan, telah menjadi hak milik sekolah.

Mereka bersalaman dan mengucap terima kasih atas apresiasi yang telah di berikan. Lalu kembali ke barisan di lapangan. Sekali lagi tepuk tangan masih terdengar cukup ramai.

"Tunggu dulu, siapa yang bilang bubaran. Saya belum selesai memberikan pengumuman," ujar Pak Taufan ketika memperhatikan murid akan bergegas kembali ke kelasnya.

"Panas Pak! Ini udah jam 11 siang," keluh salah seorang siswa dengan suara lantang.

"Lho ya siapa bilang jam segini nggak panas? Diem sebentar lagi, kalau kalian ngeluh terus ini nggak akan cepet kelarnya."

Semua murid kembali berbaris rapih di lapangan, dan kembali menyimak penyampaian dari kepala sekolah.

"Karena besok mau ada rapat di sekolah ini, dengan beberapa dewan guru dari SMAJB. Jadi kalian—"

"Besok libur yeee..." teriak Juka memotong perkataan Pak Taufan. Kini yang lainnya ikut ribut kegirangan. Padahal belum tahu apa yang sebenarnya akan di katakan.

"Kalian sekarang harus membersihkan halaman kelasnya masing-masing," lanjutnya, dengan diakhiri suara teriakan yang kecewa dari para murid.

"Cukup sekian pengumuman dari saya dan kalian silahkan untuk memulai kegiatan bersih-bersih siang ini."

Pak Taufan meninggalkan lapangan sembari melambaikan tangannya, berlagak ala-ala boyband Korea yang selesai perform. Sedangkan tidak banyak dari murid dengan berat hati harus menjalankan perintah kepala sekolah.





Separuh Langkahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang