1. [Surprise]

1.1K 76 26
                                    

[Revisi]

Semoga suka dengan sedikit perubahan alur cerita ini. Selamat membaca.


•••


Berawal dari pagi hari yang cerah ini, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Seorang gadis yang menempuh pendidikan menengah atas di sekolah ternama Mentari Pelita. Di mana hanya orang tertentu yang dapat di terima, baik dalam segi status sosial ataupun prestasi.

Berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri setiap kelas sampai tiba di ruang kelasnya. Dia segera menyimpan tas di bangku, lalu bergegas menuju lapangan sekolah. Tiga menit lagi, upacara bendera akan segera di mulai.

Nama gadis itu Syerine Azahra Syalsabilla, salah satu siswi berprestasi 11 IPS 1. Dia menjadi kesayangan guru dan teman-temannya. Kepribadian dia yang kalem, tulus, dan antusias. Membuat orang di sekitarnya menjadi senang bisa mengenal dirinya.

Kedatangan Syerine di sambut riang oleh teman-temannya, yang membuat suasana di lapangan seketika berisik.

"Woy Syer, yang lagi ultah santui aja nih dateng telat," ucap Risya, ketika Syerine menghampiri mereka untuk berbaris.

"Yaelah happy birthday sayangkuh PU nya seperti biasa ya, traktir seblak Ceu Edoh." Yuna meloncat kecil karena kegirangan akan mendapat traktiran.

Syerine hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala pelan, melihat tingkah dari temannya itu. Dari arah lain, Syerine melihat seorang lelaki yang sedari tadi diam-diam memperhatikannya.

"Udah di lanjut nanti! Upacara mau di mulai tuh." Kali ini Elma yang ikut berbicara menghentikan keributan di lapangan.

Maya yang baru saja akan ikut mengucapkan selamat kepada Syerine. Jadi tertahan karena ucapan Elma yang menyuruhnya diam.

Usai melaksanakan upacara dan pembelajaran pertama telah selesai. Kini bel istirahat pun berbunyi. Syerine masih serius mencatat materi yang tadi di terangkan oleh Pak Indra—guru Sosiologi. Suara bergerumuh terdengar di telinganya yang tiba-tiba menghampiri.

"Kuy kita jajan udah waktunya istirahat juga." Maya mengajak Syerine dengan iseng mengambil pulpen di tangannya.

"May sini dong kembaliin pulpenku, ganggu aja sih, tungguin bentaran lagi." Syerine mengambil kembali pulpen miliknya kemudian melanjutkan menulis.

"Ayolah Syer, udah dulu belajarnya," ucap Yuna dengan menyenggol lengan Syerine sehingga membuat tulisannya menjadi tidak rapih.

"Duh lama, buruan dong udah laper nih," keluh Risya dan Elma kompak.

"Iya iya sabar ini juga udah selesai," ucap Syerine sembari merapihkan alat tulisnya ke dalam tas.

Ketika akan bersiap pergi ke kantin, terdengar dari luar kelas, seseorang berteriak memanggil Syerine. Mereka menjadi terhenti untuk beranjak ke kantin. Serentak teman-teman Syerine memasang wajah kesal.

"Ntar Rabu jangan lupa latihan drama ya Syer."

"Oh iya makasih Jeff udah di ingetin."

"OMG cuma mau bilang gitu? Bikin orang panik lo," ucap Yuna jengkel pada lelaki di hadapannya.

"Emang kenapa sih lo ngambek mulu? Bakal cepet tua lo, gue sumpahin!" Jeffine ikut angkat bicara dengan intonasi tinggi.

Separuh Langkahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang