8. [Weekend Versi Syerine]

97 9 2
                                    

Hello gaes. Apa kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya. Gak nyangka nih udah lama banget update! Akhirnya keluar dari zona hiatus. Ada yang kangen nggak sama cerita Separuh Langkahku? Kali ini saya kembali melanjutkan cerita ini dan mungkin terlihat berbeda dalam alurnya. Karena akan menceritakan alurnya dari sudut pandang kehidupan kedua tokoh utama.

Semoga suka. Selamat membaca.

-----

"Mama. Volume radionya tolong di kecilkan dong," teriak Syerine dari kamarnya dengan menutup kedua telinga.

"Ini weekend sayang, bersantai aja dulu sebentar," Syalsa tetap menikmati irama musik dari radio sambil membaca majalah.

Tanpa perlu waktu lama, Syerine segera menghampiri Mamanya di ruang keluarga.

"Nanti Senin mau ada ujian akhir semester, apa Mama ini lupa?" Syerine menghela nafas berat setelah berada di hadapan Mamanya.

Syalsa terbangun dari tempat duduknya mematikan radio itu.

"Sayang," ucap Syalsa sembari mengusap puncak kepala anak tunggalnya. "Besok kan masih ada hari Minggu, jadi untuk sekarang ini kamu istirahat aja dulu."

"Ini UAS lho Ma. Sebentar lagi Syerine bakal di tingkat akhir SMA," Syerine terduduk merenung di tempat Mamanya tadi. "Mama kenapa sih akhir-akhir ini tumben nggak seperti biasanya, yang selalu over protektif terhadap ujian sekolah Syerine."

Weekend menjelang ujian, bagi Syerine itu suatu hal yang baik untuk prepare. Menunda waktu istirahat ataupun bersantai hanya untuk menyambut datangnya ujian itu. Kebiasaan ini sudah lazim di lakukannya sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Syalsa terkekeh kecil kemudian berpikir sejenak, "ya karena Mama percaya kalau kamu bisa menghadapi itu semua. Pasti akan memperoleh hasil yang memuaskan."

"Tapi nggak akan selamanya seperti itu terjadi Ma. Mungkin ada saatnya juga aku down. Memperoleh sesuatu yang di luar ekspektasi," balas Syerine bertopang dagu di samping sofa.

"Adduh anak Mama ini kenapa sih tiba-tiba berpikiran gitu." Syalsa mencubit gemash pipi Syerine. "Oh iya kemarin sore dapat kiriman paket udah tahu dari siapa? Terus udah kamu buka isinya apa? Ini udah ke sekian kalinya kamu dapat paket rahasia lho," tanya Syalsa masih penasaran dengan paket yang Syerine tunjukkan kemarin sore itu.

Sebenarnya Syerine jadi sudah mulai terbiasa mendapat kiriman paket rahasia itu. Lebih tepatnya semenjak dia mengenal Herman di kelas sepuluh. Paket rahasia itu datang di waktu tertentu, misalnya saja seperti waktu itu Syerine berulang tahun dan kemudian yang baru ini menjelang ujian sekolah. Feeling Syerine sosok pengirim paket rahasia itu tidak memiliki niat buruk padanya, bahkan terkadang mampu menjadi pembangkit semangat.

"Perihal itu Syerine belum tahu siapa yang kirim dan belum di buka juga. Lagian yang terpenting sekarang ini, UAS nanti Senin akan di laksanakan," Syerine menatap jam dinding di ruang keluarga yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Spontan dia berlari beranjak kembali menuju kamarnya. Syalsa yang memperhatikan itu hanya menggelengkan kepala tersenyum.






🐾🐾






Nomor yang anda hubungi sedang sibuk, silahkan coba lagi nanti

Separuh Langkahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang