4/. LUKA DAN SUKA

17.3K 1.9K 119
                                    

Sesampainya di UKS Naura dengan cekatan membersihkan darah di sudut bibir Angkasa, remaja laki-laki itu sama sekali tidak meringis kesakitan saat Naura mengobati lukanya, dan malah kebalikannya  Naura lah yang meringis saat mengobati luka yang ada di sudut bibir Angkasa. "Sakit?" Naura bertanya dan Angkasa hanya menggeleng sebagai jawaban.

Alika dan Widya yang melihat itu hanya bisa diam seraya melihat interaksi keduanya di ambang pintu UKS, tidak biasanya Naura seperti itu pikir mereka. Apalagi dengan seseorang yang bahkan tidak Naura kenal sebelumnya, padahal bisa saja Naura meminta anggota PMR untuk mengobati Angkasa.

Sampai terlintas di pikiran Alika dan Widya, keduanya berpikir mungkin Naura mau mengobati Angkasa karena Angkasa tampan. Dan sebenarnya mereka juga ingin berada di posisi Naura saat ini.

Sedang asyik-asyiknya memperhatikan Angkasa dan Naura yang terlihat seperti sepasang kekasih, tiba-tiba Alika teringat akan sesuatu. "Wid, mampus handphone gue ketinggalan di kantin," ujar Alika panik.

Widya menghela napas. "Kebiasaan banget, hilang tau rasa lo," kesal Widya karena Alika begitu ceroboh.

"Ayo temenin gue ke kantin!" Alika merengek.

Widya pasrah. "Yaudah ayo!" Pasrah Widya.

"Ra, kita ke kantin dulu ya, nanti kita balik lagi," ujar Widya menatap Naura dan yang ditatap hanya mengangguk.

Haikal yang sejak tadi tiduran di bed UKS merasa bahwa ia harus ke toilet saat ini. "Sa, gue ke toilet dulu ya gue kebelet ni," ujar Haikal yang berdiri di samping sahabatnya itu, Angkasa awalnya hendak protes terlihat dari tatapan matanya yang membola, namun lucunya Haikal tetap pergi bahkan sebelum Haikal pergi laki-laki itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Angkasa guna menggoda sahabatnya itu.

Widya, Alika dan Haikal keluar menyisakan Naura dan Angkasa di UKS, Naura mulai mengoleskan salep pada sudut bibir Angkasa setelah tadi gadis itu bersihkan.

Mereka berdua masih terus terdiam-sambil mengobati luka Angkasa Naura meniup luka Angkasa agar tidak terasa begitu perih. Angkasa masih diam, padahal Naura berharapnya Angkasa akan menatap dirinya seperti yang ada di drama-drama korea atau sinetron yang sering muncul di televisi. Bukankah pesona Naura sayang untuk dilewatkan? Tetapi kenapa Angkasa tidak meliriknya barang sedikitpun dan malah mengarahkan pandangannya ke arah yang lain?

"Sakit?" Tanya Naura sekali lagi untuk memecahkan suasana yang mulai canggung, mengingat hanya mereka berdua yang ada di UKS, namun Angkasa hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Naura.

Naura berdeham karena tidak ada jawaban dari Angkasa, suasana menjadi lebih canggung. "Kenapa kamu bisa terlibat masalah sama Jeandra?" Tanya Naura.

Angkasa menatap Naura. "Anggap aja aku yang salah," sahut Angkasa santai tanpa ekspresi sehingga terlihat begitu dingin.

Dengan gugup Naura bertanya pada Angkasa. "A-apa kamu yang numpahin mie ke seragam sekolah Jean?"

Angkasa menatap mata Naura, keduanya terdiam beberapa saat. Angkasa kalut pada pemikirannya sendiri, apa gadis yang ada di hadapannya ini akan percaya dengan penjelasannya, bagaimana jika Naura sama seperti yang lainnya.

Angkasa mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku nggak sengaja, itu semua karena ulah Justin, kakinya ngehalangi kaki aku, jadi aku jatuh dan mie-nya tumpah ke seragam Jean," ujar Angkasa.

"Percuma juga aku ngejelasin, kamu pasti nggak akan percaya," timpal laki-laki itu.

Naura lantas menggeleng. "Aku percaya, Justin memang suka gitu. Dia selalu berbuat seenak jidatnya sama orang-orang yang menurut dia ada di bawahnya."

"Kamu sendiri juga tau, murid-murid kaya di sekolah kita ini selalu berlaku seenaknya," timpal Naura setelah selesai mengoleskan salep pada luka Angkasa.

Angkasa dan KisahnyaWhere stories live. Discover now